Meskipun tidak segemerlap Liga Champions, kompetisi Liga Europa bakal menjadi kesempatan bagi klub Inggris kembali berjaya seperti musim lalu.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
MONAKO, SABTU — Meskipun tidak segemerlap Liga Champions, kompetisi Liga Europa bakal menjadi kesempatan bagi klub Inggris kembali berjaya seperti musim lalu. Melihat hasil undian di Monako pada Jumat (30/8/2019), klub Inggris sepertinya tidak akan menemui masalah besar di babak penyisihan grup.
Pada musim lalu, dua klub London berjaya di Liga Europa saat Chelsea dan Arsenal bertemu di partai puncak. Pertandingan tersebut berakhir untuk kemenangan Chelsea dengan skor 4-1. Bagi penggemar sepak bola di Indonesia, Liga Europa kerap disebut sebagai Liga Malam Jumat karena tayangan siaran langsung pertandingannya bisa disaksikan pada Jumat dini hari.
Musim ini, kesuksesan tim-tim Inggris diprediksi kembali terjadi. Apalagi, pada musim ini Inggris mengirimkan tiga wakil di babak penyisihan grup, yakni Arsenal, Manchester United, dan Wolverhampton Wanderers.
Wolves menjadi tim ketiga Inggris setelah mengalahkan wakil Italia, Torino, dengan agregat 5-3 di babak play off. Lolosnya Wolves ke Liga Europa pada musim ini adalah yang pertama sejak 1980. Mereka akan menghadapi Besiktas dari Turki, Slovan Bratislava dari Slovakia, dan Braga dari Portugal di Grup K.
Penantian 39 tahun adalah waktu yang cukup lama bagi penggemar Wolves untuk menyaksikan tim kesayangan mereka berlaga di Eropa. Salah satu penggemar Wolves, Steve Bishop, mengungkapkan, tim kesayangannya memiliki sejarah besar di Eropa, tetapi itu sudah cukup lama sehingga susah untuk diingat. ”Kami memiliki sejarah besar di Eropa. Anda harus cukup tua untuk mengingatnya,” ujar Bishop seperti dikutip dari media Inggris, BBC.
Ia mengingat ketika menonton partai final antara Wolves melawan Tottenham Hotspur pada 1972. Laga tersebut sangat berkesan bagi pendukung Wolves karena pada perempat final, mereka mampu mengalahkan Juventus. Walaupun demikian, mereka pulang dengan rasa kecewa karena kalah dari Spurs di partai puncak melalui sistem dua leg.
Kami memiliki sejarah besar di Eropa. Anda harus cukup tua untuk mengingatnya.
Sejarah Wolves cukup panjang di kompetisi ini. Mereka adalah tim Inggris kedua setelah Manchester United yang bermain di Piala Eropa pada 1958-1959 dan 1959-1960. Sejarah tersebut membuat pendukung Wolves menganggap tim kesayangannya adalah klub besar.
Mantan penyerang Wolves, Mel Eves, yang tampil pada 214 pertandingan dalam sembilan tahun sejak 1975 mengungkapkan, tidak ada pendukung Wolves yang berusia di bawah 40 tahun yang mampu mengingat klub tersebut ketika berlaga di Eropa. Padahal, pada 1970-an Wolves mampu bersaing dengan klub besar, seperti Liverpool dan Manchester United.
Ia bersyukur klub legendaris seperti Wolves tidak hancur seperti klub legendaris lain, yakni Bury dan Bolton, yang mulai bangkrut. Setelah dibeli konsorsium kaya raya asal China, grup Fosun Internasional, pada 2016, Wolves menjadi klub yang patut diperhitungkan di Liga Inggris.
”Pemilik kami sekarang ingin mengembalikan kami kembali ke tempat kami berada di masa kejayaan dan semua orang suka,” ujar Eves.
Manajer Wolves Nuno Espirito Santo yang berpengaruh besar pada kemajuan Wolves sejak bergabung pada Mei 2017 enggan berspekulasi tentang peluang timnya di Liga Europa. ”Setelah latihan, saya akan menonton undian,” ujar manajer asal Portugal tersebut.
Sementara itu, Arsenal dan Manchester United (MU) tidak akan mengalami kesulitan di babak penyisihan grup. Satu-satunya rintangan Arsenal di Grup F hanya Eintracht Frankfurt yang musim lalu berhasil menembus babak semifinal.
Akan tetapi, Arsenal bisa lebih mudah melawan Frankfurt pada musim ini karena klub Jerman tersebut kehilangan penyerang andalannya, Luka Jovic, yang hengkang ke Real Madrid dan Sebastian Haller ke West Ham United. Arsenal juga tidak akan mengalami kesulitan melawan Standard Liege dari Belgia dan Vitoria Guimaraes dari Portugal yang kualitasnya jauh di bawah mereka.
MU yang berada di Grup L juga tidak menemui rintangan besar. Mereka akan menghadapi Astana dari Kazakhstan, Parizan Belgrade dari Serbia, dan AZ Alkmaar dari Belanda. Duta Besar dan mantan bek MU Denis Irwin pun percaya diri, “Setan Merah” akan dapat mengalahkan lawannya dan menjuarai kompetisi kasta kedua di Eropa ini.
”Kami memenangi (Liga Europa) beberapa tahun yang lalu dan kami menantikannya. Meskipun kami lebih suka berada di Liga Champions, kami akan memenangi kompetisi ini,” ujar Irwin seperti dikutip dari media Inggris, The Guardian.
Adapun terakhir kali MU menjuarai Liga Europa yakni pada musim 2016/2017. MU gagal lolos ke Liga Champions pada musim ini setelah hanya finis di peringkat keenam Liga Inggris. (AFP)