JAKARTA, KOMPAS--Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kamis (29/8/2019), menetapkan Suprajarto sebagai direktur utama. Suprajarto, yang pada saat RUPSLB BTN digelar menjabat Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mengundurkan diri dari hasil RUPSLB BTN itu.
RUPLSB BTN menetapkan Suprajarto untuk menggantikan Maryono. Adapun Suprajarto ditetapkan sebagai Dirut BRI di RUPS pada Maret 2017, menggantikan Asmawi Syam.
"Saya tidak pernah diajak bisa mengenai penetapan ini sebelumnya, apalagi diajak musyawarah. Atas penetapan RUPSLB BTN, saya tidak dapat menerima keputusan itu dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN," tegas Suprajarto.
Sementara, Maryono menyampaikan, keputusan itu telah disetujui Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas BTN.
Per akhir 2018, aset BRI Rp 1.296,9 triliun dengan laba bersih Rp 32,4 triliun, sedangkan aset BTN Rp 306,4 triliun dengan laba bersih Rp 2,8 triliun.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, dalam perkembangan korporasi yang dinamis, pergantian direksi merupakan hal biasa. "Tantangan korporasi semakin dinamis sehingga diperlukan penyesuaian-penyesuaian," katanya.
Jika Suprajarto mengundurkan diri, menurut Gatot, tidak menjadi masalah. "Dirut baru bisa dicari lagi," katanya.
Ia menambahkan, sebagai korporasi yang dinamis, BTN memang memiliki tantangan terkait program perumahan rakyat.
Gatot menambahkan, penentuan direktur utama PT BTN yang baru sudah dikomunikasikan Menteri BUMN Rini Soemarno kepada Presiden Joko Widodo.
"Untuk pergantian direktur utama BUMN-BUMN besar, Menteri BUMN tentu sudah mengkomunikasikannya kepada presiden," katanya. (DIM/FER)