Energi terbarukan direncanakan menjadi salah satu sumber pasokan listrik ibu kota baru negara di Kalimantan Timur. Namun, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam mewujudkannya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Energi terbarukan direncanakan menjadi salah satu sumber pasokan listrik ibu kota baru negara di Kalimantan Timur. Namun, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam mewujudkannya. Pemetaan potensi energi terbarukan perlu dilakukan dengan serius.
Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan seusai mengisi kuliah umum bertema ”Implementasi Kebijakan Kedaulatan Energi Negeri”, di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Jumat (30/8/2019).
”Kapasitas pembangkit listrik tidak ada masalah. Yang memang menjadi tantangan adalah bagaimana membuat pasokan listrik untuk ibu kota baru mayoritas dari energi baru dan terbarukan,” kata Jonan.
Arahnya ke sana. Lebih banyak pakai renewable (energi terbarukan).
Jonan mengungkapkan, terdapat banyak sumber energi yang bisa dijadikan pasokan listrik di Kalimantan Timur, mulai dari gas hingga batubara. Namun, ia ingin mendorong agar pasokan listrik dari energi baru dan terbarukan menjadi yang diutamakan. Terkait rinciannya, ia belum mau memberitahukannya.
”Kami akan kasih masukan (ke Bappenas). Arahnya ke sana. Lebih banyak pakai renewable (energi terbarukan),” kata Jonan.
Terkait sumber-sumber energi baru dan terbarukan, Jonan mengatakan, terdapat sejumlah potensi yang bisa dimanfaatkan, yaitu sungai, arus laut, dan tenaga matahari. Namun, sejauh ini belum ada sumber energi terbarukan yang dipilih untuk ibu kota baru nanti karena masih perlu kajian khusus sebelum ditentukan sumber energi apa yang akan digunakan.
Selanjutnya, Jonan menegaskan, pihaknya siap menyediakan kebutuhan listrik di daerah baru. Hal itu didasari oleh kemampuan dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memasang sambungan listrik baru lebih dari 1 juta unit dalam waktu satu tahun.
Dihubungi secara terpisah, Ahmad Agus Setiawan, pakar energi dari UGM, menyatakan, penggunaan energi terbarukan mendukung konsep kota hijau. Konsep itu dipilih dalam perencanaan pembangunan ibu kota negara. Keseriusan untuk menentukan energi terbarukan sebagai sumber energi hendaknya tidak berhenti di ucapan saja.
”Energi terbarukan itu adalah masa depan. Kita harus berpikir ke arah itu. Jangan sampai kembali menggunakan energi yang tidak dapat diperbarui. Itu model yang sudah sangat kuno. Ini adalah era untuk energi terbarukan,” tutur Ahmad.
Ia menambahkan, keinginan mewujudkan kota bersumber energi hijau itu harus muncul dari pihak pemerintah. Pemerintah memiliki keleluasaan untuk mendesain ibu kota negara sejak awal. Itu perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tidak salah langkah.
Kemudian, Ahmad menuturkan, sumber energi terbarukan itu ada di semua tempat. Hal yang diperlukan adalah keseriusan untuk menggali potensi dari sumber energi tersebut. Pemanfaatan energi terbarukan mewujudkan penerapan pembangunan yang berkelanjutan.