TURIN, JUMAT — Juara bertahan Liga Italia, Juventus, akan menghadapi rival terberatnya, Napoli, di Stadion Juventus, Turin, Minggu (1/9/2019) pukul 01.45 dini hari. Pertandingan ini akan menjadi laga emosional bagi Maurizio Sarri yang akan bertarung melawan klub yang telah membesarkan namanya.
Dalam lima tahun ini, Napoli selalu menjadi penantang Juventus untuk merebut gelar juara Liga Italia meskipun pada akhirnya “Si Nyonya Besar” selalu menjadi pemenang. Pada musim 2017/2018 ketika Napoli masih ditangani Maurizio Sarri, mereka hampir merebut kekuasaan Juventus. Namun, Napoli gagal setelah pada akhir musim, Juventus unggul 4 poin.
Sejak saat itu, Sarri dianggap sebagai salah satu manajer yang patut diperhitungkan sehingga Chelsea pun kepincut kepadanya untuk menggantikan Antonio Conte. Setelah hanya bertahan semusim di Liga Inggris, Sarri pulang ke Italia dan kali ini ia melatih rival Napoli, Juventus.
Keputusan Sarri melatih Juventus membuat pendukung Napoli atau yang dikenal dengan Neapolitans kecewa. Kapten Napoli Lorenzo Insigne tak segan menyebut Sarri sebagai pengkhianat.
“Bagi kami orang Neapolitans, itu adalah pengkhianatan. Sekarang kita harus mencoba mengalahkannya dengan cara apapun,” ujar Insigne.
Ambisi Insigne untuk mengalahkan skuad Sarri tidak mudah sebab kekuatan Juventus pada musim ini lebih tangguh dibandingkan tiga tahun lalu. Apalagi, Juventus mendapatkan kekuatan baru seperti Matthijs de Ligt, Danilo, Adrien Rabiot, dan Aaron Ramsey.
Rekrutan baru Napoli Hirving Lozano mengakui kekuatan besar yang dimiliki Juventus. Namun, ia mempercayai rekan satu timnya juga memiliki kekuatan yang tak kalah dari lawannya.
“Saya kenal Juve dan saya tahu betapa bagusnya mereka. Namun, rekan satu tim baru saya juga kuat. Betapa pentingnya saat kami bermain melawan mereka. Saya berharap bisa naik ke lapangan, tetapi terserah pelatih. Saya siap untuk keputusan apapun,” ujar mantan pemain PSV Eindhoven tersebut.
Keinginan Insigne untuk melihat Sarri kecewa kemungkinan sulit terwujud sebab sejak pertandingan pertama ketika melawan Parma, Sarri masih dalam masa perawatan akibat radang paru-paru. Sebelum masa perawatan, Sarri sempat mendampingi anak asuhnya saat latihan.
Beberapa foto yang dikeluarkan media Italia menunjukkan, pria 60 tahun tersebut melatih sambil merokok. Menurut kantor berita Italia ANSA, kebiasaan buruk Sarri tersebut membuat pimpinan klub kecewa.
Meskipun mengecewakan, Sarri dipandang anak asuhnya sebagai pelatih pekerja keras. Mereka pun ingin bekerja keras di lapangan agar Sarri dapat bangga seperti yang diungkapkan bek sekaligus kapten Juventus Giorgio Chiellini usai mengalahkan Parma pekan lalu.
“Dia (Sarri) bisa bangga karena tim telah bersatu. Kita telah berlatih dan dapat mengaplikasikannya (dalam pertandingan),” ujar Chiellini.
Kedatangan Sarri digadang-gadang akan mengubah gaya bermain Juventus. Namun, sayangnya hal tersebut masih belum terlihat saat melawan Parma. Susunan pemain Juventus masih sama dengan peninggalan Massimiliano Allegri.
De Ligt masih berada di bangku cadangan dan Rabiot masuk sebagai pemain pengganti. Di lini serang, Paulo Dybala juga tidak bermain. Sarri memilih Gonzalo Higuain sebagai pendamping Cristiano Ronaldo.
Asisten manajer Juventus Giovanni Martusciello yang berada di bangku cadangan mengaku telah menjalankan instruksi Sarri. “Saya berbicara dengannya (Sarri) saat jeda dan akhir pertandingan. Dia bahagia dengan hasil akhirnya. Namun, ia marah karena ada kesalahan yang dibuatnya,” ujar Martusciello.
Martusciello membela Sarri. Ia menegaskan, susunan pemain yang diturunkan saat pertandingan melawan Parma adalah yang terbaik. Mereka tidak ingin mengambil risiko di pertandingan pertama.
Kiper Juventus Wojciech Szczesny mengaku, timnya mengalami perubahan saat dilatih Sarri. Szczesny mengatakan, Sarri meminta agar pemainnya lebih banyak bermain dengan bola dan bertahan di garis pertahanan yang jauh lebih tinggi demi menekan lawan.
“Sarri sangat kuat dan betapa intensnya ia bekerja dengan tim. Saya kagum dengan dampaknya pada tim. Kami bekerja keras dan ia mengubah gaya permainan kami. Saya melihat masa depan Juventus akan hebat di tangan Sarri,” ujar kiper asal Polandia tersebut. (AFP/ REUTERS)