Nuansa berbeda bakal dihadirkan bagi warga Jakarta dan sekitarnya pada akhir pekan. Warga dapat berkunjung ke kawasan Kota Tua Jakarta dan berpartisipasi dalam peringatan Hari Anti-Penghilangan Orang Secara Paksa Sedunia.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) bersama Amnesty Internasional (AI) Indonesia dan Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia akan mengadakan acara “Nonton dan Ngobrol Bareng, 21 Tahun Reformasi: Lalu Apa?”
Acara bakal berlangsung di Gedung Cipta Niaga, Kawasan Wisata Kota Tua, Jumat (30/8/2019) pukul 14.00–17.00 WIB.
Melalui acara itu, pegiat HAM berkomitmen menolak segala jenis kejahatan terhadap kemanusiaan termasuk praktik-praktik penghilangan orang secara paksa.
"Pegiat HAM memberikan perspektif kepada anak-anak muda sekaligus mendorong negara supaya meratifikasi Konvensi Internasional Perlindungan Semua Orang terhadap Kejahatan Penghilangan Orang Secara Paksa sebagai payung hukum untuk mencegah keberulangan peristiwa terkait di masa depan," ucap Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Adapun acara akan diisi oleh Yati Andriyani dari KontraS, Feri Kusuma dari Perwakilan Asia Federation Against Enforced Disappearances, Linda Christanty (penulis), dan Usman Hamid.
Orang tua korban penculikan aktivis 1998 pun akan berbagi kisah mereka memperjuangkan hak-hak anaknya. Mereka antara lain Paian Siahaan (ayah dari Ucok Munandar Siahaan) dan Maria Catharina Sumarsih (Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan– ibu dari Bernardinus Realino Norma Irmawan).
Yun Artified Community Art Center
Sementara bagi pecinta seni dapat menikmati pameran lukisan tradisional China. Pameran ini menampilkan lukisan karya Lu Tianning. Pelukis dari China yang telah mendunia.
Karya-karyanya hadir di Yun Artified Community Art Center, Jalan Katamaran Permai 3, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Pameran berlangsung mulai 31 Agustus sampai 30 September. Adapun 100 karya Lu dikurasi oleh kurator Jim Supangkat.
Mengutip catatan kuratorial pameran "Reflection of Chinese Yun", Jim Supangkat menyebutkan bahwa pandangan- pandangan Lu menandakan sensibilitas dan karya-karya bertumpu pada spirit yang berkaitan dengan religiositas.