Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menarik kunjungan wisatawan, salah satunya dengan menggelar kejuaraan maraton. Electric Jakarta Marathon 2019 diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Ibu Kota.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Electric Jakarta Marathon yang akan berlangsung Minggu, 27 Oktober 2019, diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Jakarta. Di ajang yang ketujuh ini, level Jakarta Marathon diharapkan meningkat sehingga menambah daya tarik pelari elite dan peserta dari luar negeri.
Jakarta Marathon merupakan ajang lari yang terdaftar di Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) dan diselenggarakan pada minggu akhir bulan Oktober setiap tahun. Ada lima kategori yang dilombakan pada kegiatan ini, yakni maraton (42,195 kilometer), separuh maraton (21 km), 10 km, 5 km, dan 1 km untuk anak-anak usia 5-10 tahun.
Race Director Jakarta Marathon Rina Tambunan mengatakan, pada tahun ini penyelenggara fokus pada penambahan kebutuhan kesehatan dan tim pemandu perlombaan seperti pemacu kecepatan atau pacer dan marshal.
”Pacer yang diturunkan telah mendapat pelatihan manajemen perlombaan dan memiliki sertifikat,” kata Rina dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Rute yang dilewati peserta tidak jauh dari tahun sebelumnya. Adapun rute lomba yang akan dilalui peserta telah melewati proses kalibrasi dan sertifikasi dari Association of International Marathon and Distance Races (AIMS) dan IAAF.
Dengan start dan finis di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, peserta akan menikmati beberapa ikon kota Jakarta, seperti kawasan Kota Tua, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, dan gedung-gedung pencakar langit.
Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Edy Junaedi mengatakan, Jakarta Marathon masih berada pada label perunggu sehingga diharapkan pada 2019 dapat naik tingkat ke perak untuk menambah daya tarik pariwisata Jakarta.
”Kami berharap akan ada banyak pelari dari luar negeri bersama dengan keluarganya yang datang ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan ini,” kata Edy.
Jakarta Marathon yang masuk agenda olahraga lari internasional telah berdampak langsung pada perkembangan pariwisata Jakarta. Ia berharap, melalui kegiatan ini, target kunjungan 3 juta wisatawan mancanegara ke Jakarta pada 2019 dapat tercapai dan dapat menyumbang Rp 6,2 triliun dari total pendapatan asli daerah (PAD).
Ajang lomba lari ini akan diikuti 16.500 peserta dari berbagai belahan dunia. Tercatat 1.377 peserta yang sudah mendaftar berasal dari mancanegara, seperti Malaysia, India, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Italia, Korea Selatan, Singapura, dan Jepang.
Sejak Jakarta Marathon diadakan pada 2013, Jepang selalu menjadi penyumbang peserta asing terbanyak. Tahun ini, peserta dari Jepang yang sudah mendaftar mencapai 507 pelari. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 80 pelari dari tahun sebelumnya yang hanya 427 peserta.
Chairman Jakarta Marathon Sapta Nirwandar mengatakan, peningkatan level Jakarta Marathon dari perunggu ke perak sangat penting karena akan berpengaruh pada daya tarik pelari elite. ”Jika banyak pelari elite yang ikut, akan berpengaruh pada peningkatan jumlah pelari,” ucapnya.
Menurut Sapta, pelari elite tersebut akan membuat peserta lain dari luar negeri tertarik bergabung karena mereka ingin bersaing dengan pelari yang sudah terkenal. Alhasil, jumlah peserta dari luar negeri akan terus meningkat.
Kedatangan pelari dari luar negeri tersebut akan menambah devisa negara. Kedatangan mereka juga dapat berpengaruh pada peningkatan industri pariwisata Jakarta, seperti hotel dan restoran.
”Ketika sudah masuk pada level perak, peserta juga akan membagikan informasi terkait Jakarta Marathon di media sosial. Secara tidak langsung, mereka mempromosikan pariwisata Jakarta,” ujar Sapta.
Ia optimistis label perak dapat diperoleh pada edisi ketujuh Jakarta Marathon ini karena infrastruktur yang dimiliki Jakarta telah meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Selain infrastruktur, kesiapan fasilitas penunjang juga akan menjadi penilaian, seperti transportasi yang mudah terjangkau, fasilitas sanitasi yang bersih, dan kelengkapan fasilitas lain.
Persyaratan lain yang perlu diperhatikan terkait dengan keterlibatan masyarakat. Mereka harus memberikan citra yang baik, terutama saat Jakarta Marathon berlangsung, sehingga wisatawan dapat menikmati kegiatan dengan nyaman.