Layanan Penyakit Jantung Belum Mencukupi Kebutuhan Warga
Diperkirakan, hanya sekitar 30 persen warga Depok yang menderita jantung tertangani layanan kesehatan di Depok. Sisanya harus mencari tempat perawatan jantung di luar Depok.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Ketersediaan pelayanan penyakit jantung di Kota Depok belum mencukupi kebutuhan warga setempat. Diperkirakan, hanya sekitar 30 persen warga Depok yang menderita jantung tertangani layanan kesehatan di Depok. Sisanya harus mencari tempat perawatan jantung di luar Depok. Saat ini, jantung masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Agus Hadian Rahim, di sela-sela soft opening Rumah Sakit Jantung Diagram di Puri Cinere, Depok, Kamis (29/8/2019). Rumah sakit itu termasuk dalam jaringan Siloam Hospitals Group. Rumah sakit itu melayani pasien swasta dan peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.
Turut hadir dalam acara tersebut, pendiri Lippo Group Mochtar Riady, perwakilan dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kota Depok, BPJS Kota Depok, serta manajemen Rumah Sakit Jantung Diagram dan Siloam Hospitals Group.
”Dalam mencapai pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu, dan terjangkau, harus disadari bahwa itu tidak mungkin dikerjakan oleh pemerintah saja tanpa dukungan dari kalangan swasta. Dengan adanya Rumah Sakit Jantung Diagram, diharapkan sebanyak 70 persen penderita jantung (di Depok) dapat ditangani di sini (Depok). Saat ini, baru sekitar 30 persen penderita jantung tertangani di sini (Depok),” tutur Agus.
Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, khususnya pelayanan jantung, pihak swasta diimbau untuk berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk membina rumah sakit lain yang menyediakan pelayanan jantung. Penyakit jantung saat ini masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, selain kanker, dan stroke.
”Seharusnya, dengan adanya pengembangan rumah sakit baru di sini, kasus jantung di Depok tidak perlu ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta Barat. Cukup di sini saja sehingga Rumah Sakit Jantung Harapan Kita bisa kembangkan teknologi dan layanan yang lebih baik lagi,” kata Agus menambahkan.
Di Jawa Barat, berdasarkan paparan Hasil Utama Riskesdas 2018 oleh Kementerian Kesehatan, prevalansi penyakit jantung pada penduduk semua umur sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional yang sebesar 1,5 persen. Prevalansi penyakit jantung paling besar di Kaltara (2,2 persen), diikuti dengan Gorontalo, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kecepatan
Salah satu tindakan yang dikedepankan Rumah Sakit Jantung Diagram adalah primary percutaneous coronary intervention (PPCI), yakni tindakan membuka sumbatan pada pembuluh darah koroner. Tindakan itu harus dilakukan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak terjadinya serangan jantung. Penanganan darurat, terutama 12 jam setelah terjadi serangan, penting demi mencegah kematian.
”PPCI memakan waktu 1 hingga 2 jam, tergantung dari berapa banyak sumbatan yang ditemukan. Setelah ditemukan adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner, dokter akan memasang stent atau ring. Kemudian, pasien akan dirawat di ruang intensive cardiac care unit (ICCU) untuk pemantauan lebih lanjut. Jika tidak ada komplikasi, biasanya pasien bisa pulang dalam waktu 4 hingga 5 hari,” tutur CEO Rumah Sakit Jantung Diagram Harry Suryapranata.
Salah satu tindakan yang dikedepankan Rumah Sakit Jantung Diagram adalah primary percutaneous coronary intervention, yakni tindakan membuka sumbatan pada pembuluh darah koroner.
Rumah Sakit Jantung Diagram saat ini berkapasitas 33 tempat tidur, yang terdiri dari satu tempat tidur untuk kelas super-VIP, 5 tempat tidur untuk kelas VIP, 10 tempat tidur kelas 1, empat tempat tidur kelas 2, tujuh tempat tidur kelas 3, tiga tempat tidur HCU (high care unit), 2 tempat tidur ICCU, dan 1 tempat tidur isolasi.
Layanan yang dihadirkan dalam rumah sakit itu di antaranya adalah instalasi gawat darurat, laboratorium, radiologi, farmasi 24 jam, serta peralatan dan penunjang medis, seperti ruang kateterisasi, alat diagnostic CT Scan 128 Slices, alat pemeriksa jantung echocardiography, dan alat pemeriksa organ ultrasonografi.