Besaran subsidi usulan pemerintah dinilai bisa jadi celah untuk menaikkan harga jual solar. Rapat pemerintah dan DPR memutuskan subsidi solar Rp 1.500 per liter tahun depan.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi VII DPR memutuskan menambah subsidi solar untuk tahun anggaran 2020 sebesar Rp 1.500 per liter atau lebih tinggi dari usulan pemerintah yang sebesar Rp 1.000 per liter. Penambahan subsidi tersebut dilakukan untuk mencegah potensi kenaikan harga jual solar bersubsidi yang saat ini dijual Rp 5.150 per liter. Kuota elpiji 3 kilogram juga ditambah menjadi 7,5 juta ton.
Dalam rapat kerja pembahasan asumsi makro APBN 2020 antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Komisi VII DPR, Rabu (28/8/2019), di Jakarta, sempat mengemuka potensi kenaikan harga jual solar subsidi menjadi Rp 6.150 per liter. Latar belakangnya adalah subsidi solar diusulkan Rp 1.000 per liter dan harga minyak mentah dunia berada di kisaran 60 dollar AS per barel. Usulan pemerintah menyubsidi solar sebesar Rp 1.000 per liter ditolak.
Menurut penjelasan Menteri ESDM Ignasius Jonan, dengan besaran subsidi Rp 1.000 per liter dan harga minyak mentah dunia stabil di angka 60 dollar AS per barel, ada kemungkinan harga jual solar naik menjadi Rp 6.150 per liter. Sebaliknya, apabila harga minyak mentah dunia cenderung turun menjadi sekitar 50 dollar AS per barel, maka subsidi Rp 1.000 per liter untuk solar disebut sangat cukup.
”Jadi, (dengan pertimbangan di atas) harga jual solar bersubsidi berpotensi naik, bukan pasti (naik),” kata Jonan, yang dalam rapat tersebut ditemani Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, jajaran eselon I Kementerian ESDM, direksi PT Pertamina (Persero), dan direksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Setelah mendengar penjelasan tersebut, sejumlah anggota Komisi VII DPR menyuarakan penolakan. Mereka mengusulkan subsidi solar diubah menjadi Rp 1.500 per liter. Besaran usulan subsidi yang disampaikan pemerintah dikhawatirkan menjadi langkah awal untuk menaikkan harga jual solar bersubsidi.
”Sebaiknya subsidi untuk solar Rp 1.500 per liter saja. Jangan Rp 1.000 per liter karena akan menjadi jalan bagi pemerintah untuk menaikkan harga jual. Efeknya berganda dan berpotensi membebani masyarakat,” kata Kardaya Warnika dari Partai Gerindra.
Rapat akhirnya memutuskan subsidi solar Rp 1.500 per liter.
Dalam rapat tersebut, akhirnya diputuskan subsidi solar sebesar Rp 1.500 per liter. Dengan kuota penyaluran solar bersubsidi sebanyak 15,31 juta kiloliter untuk tahun 2020, besaran subsidi mencapai Rp 22,9 triliun. Sejak April 2016, harga jual solar bersubsidi tak berubah atau sebesar Rp 5.150 per liter.
Elpiji bersubsidi
Selain itu, rapat juga menghasilkan kesepakatan untuk menambah kuota elpiji 3 kilogram yang disubsidi menjadi 7,5 juta ton mulai tahun depan. Sebelumnya, pemerintah mengusulkan kuota elpiji 3 kilogram sebanyak 7 juta ton. Tahun ini, kuota elpiji 3 kilogram ditetapkan sebanyak 6,978 juta ton, lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu yang sekitar 6,6 juta ton.
”Sebaiknya kuota elpiji 3 kilogram ditambah karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu, harganya belum perlu dinaikkan,” ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR M Nasir dari Partai Demokrat.
Pemerintah tidak keberatan dengan penambahan kuota tersebut. Pasalnya, harga gas dunia yang mengacu pada Saudi Aramco saat ini sedang turun menjadi sekitar 370 dollar AS per ton. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2008 saat program konversi minyak tanah ke elpiji diluncurkan pemerintah. Saat itu, harga gas mencapai 776 dollar AS per ton.
Sejak diluncurkan dalam program konversi minyak tanah ke elpiji, harga elpiji 3 kilogram tidak pernah naik atau sebesar Rp 4.750 per kilogram. Adapun harga keekonomian elpiji Rp 10.00-Rp 11.000 per kilogram.
Sejak diluncurkan dalam program konversi minyak tanah ke elpiji, harga elpiji 3 kilogram tidak pernah naik.
Penjualan elpiji 3 kilogram juga masih mendapat sorotan lantaran sifatnya yang terbuka. Artinya, masyarakat yang mampu masih bisa membeli elpiji yang sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin tersebut. Pemerintah berupaya menertibkan penyaluran subsidi elpiji agar tepat sasaran.