Ajax Lolos Penyisihan Grup, Peluang Berjualan Pemain Muda Terbuka Kembali
Dengan lolos ke Liga Champions, peluang Ajax memperoleh pemasukan dari penjualan pemain terbuka lebar. Pemain muda pun mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
AMSTERDAM, KAMIS — Ajax Amsterdam lolos ke babak penyisihan grup Liga Champions setelah mengalahkan wakil Siprus, Apoel Nicosia, dengan skor 2-0 di Stadion Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Kamis (29/8/2019) dini hari. Dengan lolos ke Liga Champions, peluang Ajax memperoleh pemasukan dari penjualan pemain terbuka lebar dan menjadi kesempatan pemain muda unjuk gigi.
Pada pertandingan ini, Ajax mendominasi permainan dengan penguasaan bola hingga 68 persen. Mereka mampu menciptakan 23 tembakan dan 9 di antaranya mengarah ke gawang. Berbanding jauh terbalik dengan Apoel yang hanya menciptakan dua tendangan dan tak ada yang mengarah ke gawang.
Bek baru Ajax asal Meksiko, Edson Alvarez, membuka skor bagi Ajax lewat gol sundulan pada 2 menit jelang turun minum setelah menerima umpan tendangan bebas Hakim Ziyech. Pada awal babak kedua, seluruh isi stadion bergemuruh ketika Klaas Jan Huntelaar mencetak gol. Namun, gol tersebut dianulir karena bek Joel Veltman tertangkap video wasit (VAR) berada dalam posisi offside.
Beberapa menit kemudian, apa yang dirasakan Ajax juga dialami Apoel. Mereka berhasil mencetak gol tandang yang sangat berharga, tetapi batal karena pemain mereka tertangkap bendera offside.
Pada menit ke-80, sebanyak 53.100 pendukung Ajax berdiri ketika tendangan keras kapten tim Dusan Tadic tidak dapat dibendung kiper Vid Belec. Mereka terus bernyanyi hingga peluit akhir berbunyi untuk merayakan lolosnya klub kesayangan mereka ke Liga Champions. ”Ini pertandingan yang sulit bagi kami, tetapi dengan bantuan para penggemar, kami lebih kuat,” kata Tadic.
Ajax dipastikan lolos setelah pertandingan sebelumnya di kandang Apoel berakhir imbang dengan skor 0-0. Bagi pemain Ajax, khususnya pemain muda, lolos ke Liga Champions tiap tahun sangat berharga untuk mereka agar dapat dilirik klub top Eropa.
Ajax yang gemar mengembangkan pemain muda juga diuntungkan karena mereka akan memperoleh pendapatan besar dari penjualan pemain muda berbakat. Seperti musim lalu, mereka berhasil membuat raksasa Eropa, Barcelona, merogoh kocek dalam untuk merekrut gelandang Frenkie de Jong sebesar 75 juta euro (Rp 1,1 triliun) dan Juventus memboyong bek 19 tahun Matthijs de Ligt sebesar 85, 5 juta euro (Rp 1,3 triliun).
Kedua pemain tersebut menjadi kunci sukses Ajax melaju hingga semifinal Liga Champions dan merebut seluruh gelar domestik. Selain De Jong dan De Ligt, Ajax juga masih memiliki beberapa pemain muda yang menjadi incaran klub top Eropa, seperti Donny van de Beek, Ziyech, Kasper Dolberg, David Neres, dan Nicolas Tagliafico.
Pada awal musim ini, Manajer Ajax Erik ten Hag kembali memberikan kesempatan kepada pemain jebolan akademi, yakni bek kanan Sergino Dest. Pemain berdarah Amerika Serikat dan Belanda tersebut telah bermain sebanyak dua kali di Liga Belanda dan tiga kali di kualifikasi Liga Champions.
Kepercayaan Ten Hag pada Dest menjadi berkah bagi pemain 18 tahun tersebut. Ia mendapat panggilan pertama untuk membela tim nasional senior Amerika Serikat. Dest disiapkan oleh Manajer AS Gregg Berhalter untuk pertandingan persahabatan melawan Meksiko dan Uruguay pada September mendatang.
Berhalter kagum dengan penampilan Dest yang telah melakukan debut di Liga Belanda pada bulan ini karena mampu bermain untuk kedua sisi bek sayap. ”Sergino adalah orang yang telah kami lacak. Ia memiliki kemajuan bersama tim utama Ajax. Ia memiliki kemampuan menyerang yang sangat baik dan dapat bermain di kedua posisi bek,” ujar Berhalter.
Dengan lolos ke Liga Champions, peluang Ajax untuk memperoleh pemasukan dari penjualan pemain terbuka lebar. Ketika mereka bermain bagus di kompetisi tersebut, tawaran dari klub besar Eropa akan datang.
Ten Hag memahami, Ajax bukan klub kaya seperti Real Madrid, Barcelona, Manchester City, atau Juventus. Ia menganggap hal yang wajar ketika pemainnya pergi karena telah tampil dengan baik seperti musim lalu yang mampu menyingkirkan Juventus dan Real Madrid di Liga Champions.
”Jika kami bermain dengan baik, itu normal jika pemain pergi. Itu tergantung pada kepentingan ekonomi,” ujar Ten Hag seusai mengalahkan Juventus pada perempat final Liga Champions musim lalu.
Pelatih 49 tahun tersebut juga tidak merasa khawatir karena Ajax memiliki akademi yang telah banyak menghasilkan lulusan terbaik di Eropa. Mereka juga memiliki kreativitas dalam membangun tim dengan mengedepankan keseimbangan.
”Beberapa pemain akan pergi, tetapi akademi pemain muda Ajax kuat. Jika beberapa pemain pergi, kami akan membawa pemain kuat lainnya untuk maju dan berkembang. Kami mulai lagi dari nol setiap musim,” ujarnya.
Selain Ajax, klub lain yang lolos ke babak penyisihan grup Liga Champions melalui jalur play off, yakni Club Brugge, Slavia Prague, Olympiacos, Crvena Zvezda, dan Dinamo Zagreb. Sebanyak 32 tim akan bertarung di babak penyisihan grup Liga Champions. (REUTERS/AFP/AP)