Pelaku usaha dan industri ingin berperan serta dalam proses pemindahan ibu kota. Mereka mempelajari cara investasi dalam proses kepindahan itu.
Oleh
CAS/ARN/MED
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rencana pemerintah memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur disambut pelaku industri. Pengusaha juga berancang-ancang untuk berperan dalam proses tersebut.
Apalagi, dari biaya pemindahan ibu kota yang sebesar Rp 466 triliun itu, ada alokasi pembiayaan swasta sekitar 26,2 persen di antaranya. ”Kami akan mempelajari lebih dalam cara investasi atau aturan mainnya. Salah satunya, melakukan ruislag dengan beberapa gedung di Jakarta,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani di Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Dari Rp 466 triliun biaya pemindahan ibu kota, sekitar 19,2 persennya didanai APBN. Adapun 54,6 persen didanai kerja sama pemerintah dengan badan usaha. Menurut Rosan, pemerintah mesti segera menyosialisasikan secara cepat dan transparan soal program pemindahan ibu kota ini. Dengan cara itu, pelaku usaha swasta yang ingin berperan lebih antusias.
Salah satu perusahaan yang antusias menyambut rencana tersebut adalah PT Waskita Beton Precast Tbk, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Perusahaan ini sudah membangun tempat produksi beton di Penajam Paset Utara.
”Progres pembangunan plant sudah 70 persen, yang ditargetkan selesai pada awal 2020,” kata Direktur Utama Waskita Beton Precast, Jarot Subana, di Jakarta, Selasa.
Menurut Jarot, lokasi tempat produksi beton sekitar 15 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Penajam dan sekitar 120 km ke Kabupaten Kutai Kartanegara. ”Melalui pabrik ini, kami ingin menyerap potensi pasar di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara,” ujar Jarot.
Sementara itu, Public Relations Manager PT Huawei Tech Investment Panji Pratama, yang dihubungi Selasa, di Jakarta, menyampaikan, beberapa penanggung jawab dan karyawan yang bersinggungan dengan pemerintah kemungkinan akan turut pindah ke Kaltim. Sementara tim yang berkaitan dengan bisnis usaha tetap berada di DKI Jakarta. Namun, kepastian pindah tersebut belum diputuskan.
Vice President Corporate Communications PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Denny Abidin mengatakan, belum ada rencana jauh memindahkan kantor pusat ke lokasi ibu kota negara baru. Telkomsel masih menunggu terbitnya rancang bangun utuh dari pemerintah.
”Fokus awal kami, memastikan kebutuhan layanan seluler ibu kota negara baru terpenuhi sesuai standar yang disiapkan pemerintah,” katanya. (CAS/ARN/MED)