Brasil menolak bantuan negara-negara G7 senilai 22 juta dollar AS atau lebih dari Rp 313 miliar untuk mengatasi kebakaran Hutan Amazon yang merupakan penghasil oksigen terbesar dunia. Pada saat yang bersamaan, kebakaran Hutan Amazon terus memburuk.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
BRASILIA, SELASA — Brasil menolak bantuan negara-negara G-7 senilai 22 juta dollar AS atau lebih dari Rp 313 miliar untuk mengatasi kebakaran Hutan Amazon yang merupakan penghasil oksigen terbesar dunia. Pada saat yang bersamaan, kebakaran Hutan Amazon terus memburuk.
Penolakan terjadi di tengah Presiden Brasil Jair Bolsonaro berseteru dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Bolsonaro menghina penampilan istri Macron di media sosial, sedangkan Macron yang merasa tersinggung menuding Bolsonaro berbohong soal kebijakan perubahan iklim.
”Pertama-tama, Macron harus menarik hinaannya bahwa saya pembohong. Sebelum berbicara atau menerima apa pun dari Perancis, ia harus menarik pernyataan itu. Setelah menarik dan menawarkan bantuan, saya akan menjawab,” kata Bolsonaro, Selasa (27/8/2019).
Ia melanjutkan, tidak bermusuhan dan menghargai program lingkungan negara G-7. Akan tetapi, upaya untuk merusak sektor agribisnis Brasil dapat mengganggu perekonomian Amerika Latin. Adapun Bolsonaro pernah menyatakan, perlindungan hutan mengganggu pertumbuhan ekonomi Brasil.
Dalam pertemuan G-7 di Biarritz, Perancis, negara-negara dengan perekonomian maju sepakat mengucurkan dana sebesar 22 juta dollar AS untuk Amazon setelah Bolsonaro mengklaim tidak memiliki sumber daya memadai. Mayoritas dana akan digunakan untuk pengiriman pesawat pemadam kebakaran.
Sejumlah pejabat Brasil menyambut baik atas tawaran bantuan, seperti Menteri Lingkungan Brasil Ricardo Salles. Namun, pejabat nasionalis melihat tawaran tersebut sebagai bukti penjajahan yang meremehkan kontrol Pemerintah Brasil atas lahannya sendiri.
”Brasil menerima bantuan dari organisasi dan negara asing untuk membantu melawan kebakaran hutan di Amazon selama bisa menentukan bagaimana bantuan akan digunakan. Kedaulatan Brasil tidak bisa dinegosiasikan,” ujar juru bicara Presiden Brasil, Rego Barros.
Respons Brasil diamati oleh berbagai pemimpin dunia yang mengkhawatirkan perubahan iklim. Lambatnya tanggapan Brasil dalam penanganan kebakaran dapat mengancam kesepakatan perdagangan dan sektor agrobisnisnya. Sejauh ini, popularitas Bolsonaro di dalam dan luar negeri telah menurun.
Hingga saat ini, Presiden Macron menolak berkomentar atas tuntutan Bolsonaro. Macron sebelumnya mengancam akan memblokir kesepakatan dagang besar antara Uni Eropa dan Amerika Latin jika Brasil tidak kunjung melindungi Amazon.
Brasil menerima bantuan dari organisasi dan negara asing untuk membantu melawan kebakaran hutan di Amazon selama bisa menentukan bagaimana bantuan akan digunakan. Kedaulatan Brasil tidak bisa dinegosiasikan.
Sebaliknya, Presiden AS Donald Trump menunjukkan dukungan kepada Bolsonaro. Kedua presiden ini dikenal memiliki kesamaan pandangan terkait isu lingkungan, China, dan perdagangan.
”Bolsonaro sedang bekerja dengan keras mengenai kebakaran Amazon dan melakukan pekerja yang baik untuk warga Brasil. Ia dan negaranya memiliki dukungan penuh dari AS,” ujar Trump, melalui Twitter.
Titik api
Menurut Badan Antariksa Brasil (AEB), hingga 25 Agustus 2019, jumlah titik api Amazon di Brasil tercatat meningkat 79 persen. Seperti yang diketahui, sekitar 60 persen wilayah Amazon berada di Brasil.
Secara total, setidaknya ada 80.000 titik api yang terdeteksi sejak awal tahun atau lebih dari setengah luas Amazon terbakar. Curah hujan yang lemah tidak cukup untuk memadamkan titik api yang kini telah menyebar ke perbatasan negara tetangga lainnya.
Norwegia merupakan pendonor utama Amazon Fund guna mencegah deforestasi. Setelah Jerman, Norwegia akhirnya menahan dana sumbangan untuk Brasil karena deforestasi justru meningkat di bawah pemerintahan Bolsonaro.
Menteri Lingkungan Norwegia Ola Elvestuen mengimbau perusahaan-perusahaan Norwegia di Brasil untuk tidak berkontribusi terhadap kerusakan Amazon. ”Perusahaan minyak Equinor, pembuat pupuk Yara, dan produsen aluminium Norsk Hydro harus memastikan rantai pasokan mereka tidak terkait dengan deforestasi,” tuturnya. (Reuters/AFP)