Badan Pengawas Obat dan Makanan menggiatkan pembinaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah lewat pendampingan intensif dan sosialisasi keamanan pangan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pengawas Obat dan Makanan menggiatkan pembinaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah lewat pendampingan intensif dan sosialisasi keamanan pangan. Tujuannya ialah agar produk pangan makin berkualitas dan berdaya saing di pasar domestik maupun ekspor.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan hal itu, Rabu (29/8/2019), di Depok, Jawa Barat. Katanya, BPOM mendukung penuh dan memfasilitasi UMKM agar berdaya saing. Salah satunya ialah pemberdayaan fasilitator keamanan pangan, UMKM, pasar aman dari bahan berbahaya, dan keamanan jajanan anak sekolah.
Dia mengatakan, pembinaan itu merupakan bagian dari program terpadu Pengembangan UMKM Obat Tradisional, Kosmetik, dan Pangan Berdaya Saing. BPOM telah membina 53.907 UMKM pangan secara nasional.
”Selain mendorong UMKM menghasilkan produk yang aman untuk konsumsi, juga agar mampu berdaya saing di pasar domestik maupun kualitas ekspor,” kata Penny seusai membuka kegiatan gelar wicara ”Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Keamanan Pangan bagi UMKM Pangan”, di Depok.
Saat ini ada 7.690 fasilitator/kader desa terlibat dalam pembinaan komunitas desa dan UMKM, 1.255 fasilitator UMKM, 618 fasilitator pasar aman dari bahan berbahaya, dan 11.997 fasilitator keamanan pangan jajanan anak sekolah.
Penny mengatakan, BPOM juga mempermudah proses izin edar produk UMKM dan mempermudah proses pendaftaran dan perizinan produk. Walaupun begitu, produk tetap memenuhi aspek keamanan dan mutu.
”BPOM telah melakukan deregulasi dan debirokratisasi persyaratan termasuk pemotongan biaya pendaftaran pangan olahan sebesar 50 persen dari tarif pendapatan negara bukan pajak,” ucapnya.
Ritel modern
Pada kesempatan yang sama, BPOM juga menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dalam pengawasan dan pembinaan di ritel modern. Kerjasama ini sekaligus pintu masuk produk UMKM ke ritel-ritel modern.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicolas Mandey menjelaskan, kerja sama ini menjadi lompatan pelaku usaha untuk menghadirkan produk yang aman dan berkualitas. Hal itu dapat mewujudkan masyarakat yang berorientasi pada kesehatan dan cerdas sebagai konsumen.
”Pelaku usaha wajib menyediakan produk yang aman dan berkualitas. Sebab, masyarakat membelanjakan uangnya kepada pelaku usaha untuk menenuhi kebutuhan,” kata Roy.
Selain Aprindo, BPOM juga bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam program pendampingan UMKM dan pemberdayaan wirausahawan dalam inkubator bisnis perguruan tinggi.
Wali Kota Depok Muhammad Idris mengatakan, UMKM memerlukan dukungan pengetahuan dan keterampilan guna mewujudkan pangan yang aman, bermutu dan bergizi.
”Kerja sama ini penting untuk peningkatan produksi dan distribusi. Produk bagus, tetapi distribusi lemah berarti usaha tidak berjalan. Keduanya penting sehingga keterlibatan banyak pihak sangat baik untuk kemajuan UMKM,” ucap Idris.