Perkenalkan Medali Jadi Hitung Mundur Kejuaraan Dunia Atletik IAAF
Tentu Kejuaraan Dunia Atletik IAAF kali ini menjadi sejarah tersendiri. Baru kali ini negara Timur Tengah menggelar kejuaraan atletik dunia, salah satu cabang bergengsi dalam olahraga.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
DOHA, SELASA - Ajang perkenalan desain medali Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 Doha, Selasa (27/8/2019), sekaligus menjadi titik dimulainya perhitungan mundur. Kejuaraan tersebut akan berlangsung sebulan lagi di Doha, Qatar.
Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 Doha ini akan berlangsung selama 10 hari, mulai 27 September mendatang. Sedikitnya 2.000 atlet terbaik dunia akan berlomba memperebutkan 192 medali dari 49 nomor yang akan dipertandingkan di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar.
Adapun desain medali untuk emas, perak, dan perunggu dirancang tim pencitraan perempuan di Ibu Kota Qatar itu. Desainnya menampilkan cakrawala Doha dan ilustrasi Stadion Internasional Khalifa yang ikonik.
Tentu Kejuaraan Dunia Atletik IAAF kali ini menjadi sejarah tersendiri. Baru kali ini negara Timur Tengah menggelar kejuaraan atletik dunia, salah satu cabang bergengsi dalam olahraga.
Desain khusus cakrawala Doha, yang akan menjadi latar acara maraton dan lomba lari, membentuk sisi lain dari medali. Sementara 13 elemen berbeda dari disiplin atletik juga disatukan ke dalam desain tersebut.
Baik berupa lapangan maupun berupa peralatan pertandingan, seperti martil, gawang, dan lonceng penanda bagi pada pelari. Medali ini dibuat khusus di Doha oleh Sndala, sebuah perusahaan lokal.
“Medali adalah simbol keunggulan dalam olahraga kami. Ini mewaliki semua tahun berkeringat, usaha dan ketekunan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam atletik pada tingkat tinggi,” tutur Sebastian Coe, Presiden IAAF kepada wartawan, seperti yang juga dikutip iaaf.org.
Itu sebabnya, tambah Coe, "Desain medalinya harus sama spesialnya dengan prestasi dalam memenangkannya. Panitia lokal kami di Doha telah melakukan pekerjaan yang cemerlang dalam menciptakan medali yang dengan bangga akan diterima oleh para atlet sebagai kenang-kenangan permanen dari masa kejayaan mereka."
“Saya sendiri, juga ingin memilikinya sendiri. Jadi saya mungkin harus keluar dari masa pensiun saya ini,” canda Coe, yang merupakan pemenang medali emas 1500 meter Olimpiade 1980 Moskow dan Olimpiade 1984 Los Angeles. Berkat prestasinya tersebut, Coe mendapat anugerah gelar bangsawan dari Ratu Inggris itu, yakni Sir.
Menyinggung tentang persiapan akhir berikut medalinya, menurut Direktur Pemasaran dan Komunikasi Panitia Lokal Sheikha Asma Al Thani, “Memang desain medali memamerkan Qatar, khususnya negara kami. Karena begitu banyak orang di seluruh Doha yang telah ikut berperan-serta dalam berlangsungnya kompetisi ini."
Sebagai mana sebuah medali, tambah Al Thani, “Secara alami akan membanggakan tempat dalam koleksi atlet dan mereka akan selamanya diingatkan tentang kompetisi yang diadakan di Timur Tengah sini."
Menyambut atlet
Makanya, lanjutnya, “Seluruh Qatar bersemangat menyambut para atlet terbaik dunia dan kami berharap dapat merayakan keberhasilan semua yang bersaing pada momen ikonik pada garis finis untuk kemudian naik ke podium."
Sesuai jadwal medali emas pertama akan dimenangkan hanya beberapa jam setelah kejuaraan berlangsung pada hari pertama. Adapun nomor maraton akan berlangsung tengah malam di sepanjang Corniche, Doha.
Selain nomor maraton, panitia juga akan mengadakan acara maraton dan lomba jalan kaki gratis untuk semua yang ingin mengikuti. Panitia ingin memberikan kesempatan luar biasa bagi para penonton untuk bisa menyaksikan para atlet beraksi.
Final akan diadakan di Stadion Internasional Khalifa, setiap malam, sepanjang 10 hari kompetisi. Peminat bisa membeli tiket seharga 60 riyal Qatar, baik secara daring maupun luring. Pemegang tiket juga bisa mendapat akses ke kampung atlet di luar stadion tempat fasilitas hiburan tersedia.