9 Penumpang KM Garuda Belum Ditemukan, Area Pencarian Diperluas
Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Sulawesi Tengah, meluaskan area pencarian sembilan penumpang KM Garuda yang tenggelam. Area pencarian diperluas hingga perairan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Oleh
videlis jemali
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Badan SAR Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Sulawesi Tengah, meluaskan area pencarian sembilan penumpang Kapal Motor Garuda Jaya yang tenggelam. Area pencarian diperluas hingga perairan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
”Berdasarkan analisis yang kami lakukan dengan melihat pergerakan arus, kemungkinan para penumpang hilang terhanyut ke Laut Maluku, lebih tepatnya di perairan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut. Oleh karena itu, pencarian bakal melibatkan tim SAR kantor Manado, Sulut, dan kantor Gorontalo,” kata Kepala Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano, Selasa (27/8/2019), di Palu.
Sebelumnya, KM Garuda Jaya diduga tenggelam di antara perairan Kepulauan Sula/Taliabu, Maluku Utara, dan perairan Banggai Kepulauan-Banggai Laut, Sulteng, Sabtu (24/8/2019). Kapal mengangkut 14 orang, termasuk tiga anak buah kapal. Lima korban selamat karena menggunakan pelampung berenang ke Pulau Sonit, Maluku Utara.
Mereka awalnya bersama-sama dengan penumpang lain meninggalkan kapal yang tenggelam, tetapi berpisah saat menyelamatkan diri. Kelimanya adalah Ali Sadi (nakhoda), Kasman, Ali Kois, Bobi, dan Ali Tama.
KM Garuda Jaya bertolak dari Pelabuhan Luwuk, Kabupaten Banggai, menuju Taliabu, Maluku Utara, Kamis (22/8). Kapal berbobot 22 gros ton tersebut sedianya tiba di pelabuhan tujuan pada Jumat (23/8) malam.
Pencarian pada Selasa ini memasuki hari keempat. Operasi pencarian dimulai sejak Sabtu setelah Pos SAR Luwuk, Kabupaten Banggai, menerima laporan terkait insiden tersebut. Dalam empat hari terakhir, pencarian dilakukan di perairan Kepulauan Sula/Taliabu, Maluku Utara, dengan perairan Banggai Kepulauan-Banggai Laut, Sulteng.
Kapal tak menyediakan pelampung (life jacket). Penumpang juga berbagi tempat dengan barang-barang yang diangkut.
Kapal tersebut memang tercatat secara resmi meninggalkan Pelabuhan Luwuk pada Kamis. Pelaksana Harian Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan Luwuk Lukman membenarkan hal itu. Ia punya dokumen pelayaran dan standar keselamatan kapal telah diperiksa sesuai dengan prosedur.
Kapal sejenis KM Garuda Jaya masih menjadi andalan bagi sebagian daerah di Sulteng, antara lain Kabupaten Banggai Laut, Banggai Kepulauan, dan Morowali Utara. Selain mengangkut penumpang, kapal yang dibuat dari kayu tersebut juga mengangkut beras, jagung, dan sepeda motor.
Akan tetapi, berdasarkan pengalaman Kompasmengikuti pelayaran dari Kolonodale, ibu kota Kabupaten Morowali Utara, menuju Kecamatan Soyojaya, Morowali Utara, Maret 2017, tak ada standar keselamatan di kapal. Kapal tak menyediakan pelampung (life jacket). Penumpang juga berbagi tempat dengan barang-barang yang diangkut.