Lagu-lagu Indonesia turut ditampilkan dalam ajang Konser MIKTA-Iran di Teheran, Iran, Minggu (25/8/2019). Indonesia memilih dua lagu untuk disajikan Teheran Symphony Orchestra.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
TEHERAN, SENIN — Lagu-lagu Indonesia turut ditampilkan dalam ajang Konser MIKTA-Iran atau MIKTA-Iran Concert di Teheran, Iran, Minggu (25/8/2019). Indonesia memilih dua lagu untuk disajikan Teheran Symphony Orchestra.
Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin mengatakan, Indonesia memilih lagu ”Maju Tak Gentar” karya C Simanjuntak dan ”Satu Nusa Satu Bangsa” karya L Manik. ”Pemilihan itu (terkait dengan) masih dalam suasana peringatan HUT ke-74 kemerdekaan Republik Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers yang dikirim Kedutaan Besar RI di Teheran, Iran, Senin.
Selain menampilkan lagu dari Indonesia, Teheran Symphony Orchestra juga menyajikan lagu-lagu dari anggota MIKTA lain, yakni Meksiko, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Tidak ketinggalan, lagu-lagu Iran juga turut ditampilkan dalam konser tersebut.
MIKTA merupakan pelantar kerja sama antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Kemitraan informal itu dibentuk pada tahun 2013 di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York City, AS, dengan tujuan untuk mendukung pengelolaan global yang efektif.
Dalam konser tersebut, Meksiko dan Turki memilih lagu-lagu klasik. Adapun Korea Selatan mengangsurkan salah satu lagu yang dipopulerkan BTS, ”Boy With Luv”. BTS adalah salah satu kelompok paduan suara populer Korsel masa kini.
Konduktor Shahrdad Rohani juga menyajikan karyanya dalam konser tersebut. Komposisi berjudul ”Cry in Vain” itu merefleksikan kegetiran perang Iran-Irak. Sementara Indonesia dan Australia memilih komposisi patriotik.
Konser tersebut disaksikan oleh diplomat, pelajar, perwakilan Pemerintah Iran, dan perwakilan organisasi internasional. Penonton dilaporkan bersemangat menyaksikan konser tersebut.
Bagi Indonesia, MIKTA adalah jembatan penghubung negara maju dan negara berkembang. Indonesia juga memanfaatkan MIKTA sebagai salah satu perantara bangsa-bangsa berpenduduk mayoritas Muslim dan non-Muslim.
Indonesia juga menggunakan MIKTA sebagai salah satu forum diplomasi global selain sejumlah organisasi dan mekanisme dialog yang sudah melibatkan Indonesia. (*)