Bisnis yang Saling Melengkapi
Pelambatan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan dapat berdampak terhadap bisnis perbankan, antara lain likuiditas mengetat dan rasio kredit macet meningkat. Namun, di tengah ketidakpastian global, Mitsubishi UFJ Financial Group tak henti mengembangkan sayap di Asia Tenggara.
Komitmen Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG Bank Ltd, grup keuangan yang berbasis di Jepang, ini juga terwujud melalui penetrasi bisnis di Indonesia.
Senior Managing Executive Officer Regional Executive for Asia, MUFG Bank, Noriaki Goto, mengutarakan, pelambatan pertumbuhan ekonomi global tidak seharusnya membuat perbankan berhenti berekspansi. Apalagi, pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia, memiliki potensi pembiayaan yang nyaris tak terbatas.
MUFG Bank terlibat dalam pembiayaan sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia, di antaranya kereta ringan Palembang, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, dan proyek kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi.
Sejak 1 Mei 2019, MUFG Bank meningkatkan porsi kepemilikan atas PT Bank Danamon Indonesia Tbk menjadi 94,1 persen. Seiring waktu, MUFG Bank yang identik dengan segmen korporasi mulai menyasar segmen bisnis ritel Indonesia.
Goto menjabat sebagai penanggung jawab bisnis MUFG Bank di kawasan Asia mulai 24 Mei 2019. Sebelumnya, dia sudah berpengalaman mendorong kolaborasi MUFG dengan Bank of Ayudhya di Thailand. Selama 5 tahun, Goto menjabat sebagai CEO bank yang mayoritas sahamnya juga dikuasai MUFG tersebut.
Dia punya ide besar untuk mengimplementasikan keberhasilan di Thailand itu pada 19 negara lain yang kini di bawah tanggung jawabnya, termasuk Indonesia.
Berikut petikan perbincangan Kompas dengan Noriaki Goto yang didampingi MUFG Bank Head Corporate Communications Planning Office for Asia Jenny Lim dan MUFG Bank Corporate Communication Planning Department Matthew Hanzel, di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Bagaimana perasaan Anda setelah ditunjuk sebagai pejabat eksekutif MUFG Bank, untuk regional Asia?
Saya merasa terhormat telah diberi kesempatan untuk menjadi ujung tombak pertumbuhan bisnis MUFG di salah satu kawasan paling dinamis dan menarik di dunia. Menjadi sangat menyenangkan ketika saya benar-benar dapat mengawal operasional MUFG Bank di seluruh regional Asia, yang mencakup 20 negara.
Setiap negara memiliki kantor cabang dan beberapa kantor cabang di wilayah ini (Asia) telah beroperasi selama 50 tahun, bahkan ada yang telah 100 tahun beroperasi. Artinya, setiap kantor cabang memiliki kultur dan ciri khasnya masing-masing. Sangat menarik untuk mempelajari ini semua satu per satu.
Apa hal pertama yang Anda lakukan sebagai penanggung jawab regional Asia?
Saya baru menempati posisi selama dua bulan lalu, jadi sekarang saya masih belajar. Seperti yang saya katakan tadi, saya mencoba mempelajari operasional dari setiap negara. Akan tetapi, yang terpenting, saya punya tujuan, yakni membuat setiap cabang menjadi mandiri sehingga dapat membuat keputusan-keputusan strategis lebih cepat dan efisien.
Sebelum ada di posisi ini, Anda memiliki pengalaman di Thailand. Apakah hal yang sukses Anda terapkan di Thailand memungkinkan diterapkan di negara-negara Asia lainnya?
Sebelum menjawab pertanyaan Anda, saya akan menceritakan bahwa Krungsri (Bank of Ayudhya), maju pesat di sektor perbankan domestik setelah memanfaatkan jaringan dan keahlian global MUFG dalam menyalurkan pembiayaan. MUFG telah berinvestasi besar di Thailand untuk benar-benar mengoperasikan bank lokal di negara tersebut. Tidak hanya mengakuisisi, MUFG juga banyak belajar dan bekerja sama dengan bank lokal untuk memperluas cakupan operasional dan meningkatkan produk layanan menjadi lebih baik.
Kami dan organisasi ini ingin membawa pengalaman itu ke Indonesia melalui akuisisi Bank Danamon. Apakah mungkin (bisnis) berjalan sama baiknya seperti yang kami lakukan di Thailand? Tentu sangat mungkin. Kami selalu berupaya untuk berinovasi dalam melayani pelanggan kami di setiap negara dengan produk yang terus-menerus lebih baik.
Sebelumnya, Danamon fokus pada segmen bisnis mikro. Setelah mendapat akses keahlian dan jaringan MUFG, apakah ada transformasi dalam bisnis Danamon di masa depan?
Saya pikir yang akan kami lakukan bukanlah transformasi, melainkan bagaimana caranya agar MUFG dan Danamon dapat saling melengkapi. Seperti yang Anda sebutkan, Bank Danamon memiliki rekam jejak kuat sebagai perbankan ritel dengan pangsa pasar usaha kecil dan menengah. Mereka memiliki rekam jejak yang sangat solid di pasar-pasar tersebut. Mereka memiliki tim manajemen yang sangat kuat di sana.
Namun, di sisi lain, kantor cabang MUFG di Jakarta punya pengalaman dalam melayani perusahaan-perusahaan multinasional, termasuk dari Jepang. Sayangnya, MUFG hanya memiliki satu kantor cabang di Jakarta, satu kantor cabang pembantu di Surabaya, dan sekitar sembilan titik layanan lainnya. Hanya itu yang sebelumnya MUFG punya untuk menggarap pangsa pasar di negara yang mungkin dalam waktu dekat akan memiliki populasi 270 juta jiwa ini.
Jaringan lokal yang dimiliki Danamon sangat besar. Jika pelanggan MUFG bisa mendapatkan akses ke jaringan itu, maka ruang melakukan ekspansi bisnis akan menjadi semakin besar. Danamon mendapatkan akses yang lebih dalam untuk perusahaan-perusahaan Jepang produsen makanan, kendaraan, maupun alat elektronik yang beroperasi di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan multinasional selaku nasabah MUFG juga sangat terbantu dengan jaringan pembiayaan ritel Danamon. Mereka akan mendapat akses dan saluran baru untuk menjalankan bisnis baru. Kolaborasi ini sudah sukses dilakukan MUFG di Thailand dan sejumlah negara lain.
Namun, bisnis perbankan tetap perlu fokus bukan? Danamon akan fokus untuk menggarap segmentasi pasar apa?
Bank Danamon sudah kuat dalam perbankan ritel, mereka memiliki platform sangat kuat, dan juga bagus di pasar usaha kecil dan menengah. Saya pikir Danamon akan tetap fokus menembus pasar itu dengan memanfaatkan jaringan global MUFG
MUFG memiliki nasabah korporasi yang membutuhkan akses untuk dapat menembus pasar dan jaringan usaha mikro guna membuka peluang meningkatkan investasi. Intinya, Bank Danamon tidak benar-benar perlu mengubah fokus dan tetap berpegang teguh terhadap peran mereka di pasar Indonesia.
Bagaimana Anda memandang pelambatan pertumbuhan ekonomi global yang juga berdampak ke Asia?
Jika Anda berpikir secara global, maka Anda pasti berpikir Asia masih memiliki potensi dalam hal jumlah penduduk dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di masing-masing negara. Contohnya Indonesia, dengan populasi nyaris 270 juta jiwa, setiap tahun pertumbuhan PDB di kisaran 5 persen, level yang terbilang tinggi dibandingkan dengan negara-negara di wilayah lainnya.
Semua negara di Asia masih memiliki pertumbuhan PDB yang tinggi dan tidak akan berakhir. Selama ini, MUFG secara grup sudah berinvestasi sekitar 14 miliar dollar AS dan berpotensi untuk bertambah hingga 17 miliar dollar AS di kawasan Asia untuk membangun jaringan kemitraan regional, yakni 4 investasi MUFG Bank pada Bank Danamon, Krungsri di Thailand, Security Bank di Filipina, dan VietinBank di Vietnam.
Seperti apa Anda melihat masa depan bisnis MUFG selanjutnya di Asia?
Mari kita lihat investasi yang dilakukan bank MUFG di Asia dalam 5-6 tahun terakhir di kawasan Asia. MUFG mengakuisisi 20 persen saham VietinBank Vietnam, 20 persen saham Security Bank Filipina, 76 persen saham Krungsi Thailand, dan 94 persen saham Bank Danamon Indonesia. Jadi MUFG memiliki jaringan kemitraan yang luas dan kuat di Asia.
Di masa lalu, MUFG dikenal sebagai perbankan yang melayani korporasi multinasional. Di masa kini dan nanti, MUFG akan lebih dikenal sebagai penghubung bisnis antara korporasi-korporasi besar di Asia, tidak hanya di Jepang, dengan bank-bank lokal yang menjadi bagian dari MUFG.
Ada banyak perusahaan Asia lain ingin datang ke Indonesia dan negara-negara Asia lain untuk beroperasi. MUFG akan membantu para pelanggan berekspansi dan beroperasi di negara-negara Asia yang termasuk dalam jaringan MUFG. Di Indonesia, Bank Danamon bersama MUFG cabang Jakarta akan memainkan peran kunci dalam hal itu.
Dalam beberapa tahun belakangan MUFG membuat investasi 17 miliar dollar AS, tetapi itu baru permulaan. Bagaimana kami akan memanfaatkan jaringan luas yang kami miliki di Asia sehingga kami dapat memberikan layanan dan produk yang lebih baik kepada pelanggan kami.
Menurut Anda, dari kacamata investor, apa hal yang masih perlu ditingkatkan dari Indonesia?
Ada satu hal yang saya pikir masih perlu ditingkatkan dan hal ini bisa dikatakan adalah masalah yang menjangkiti hampir seluruh negara di Asia, yakni infrastruktur. Untungnya di Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk pembangunan infrastruktur. Komitmen inilah yang menjadi kunci kepercayaan investor.
Apakah dalam beberapa tahun ke depan MUFG akan turut menambah modal Danamon Indonesia?
Jika Anda ingin memperluas bisnis di beberapa titik, maka Anda memang perlu ekspansi modal. Saat ini Bank Danamon memiliki modal sangat kuat. MUFG merasa nyaman dengan modal yang mereka miliki. Akan tetapi, itu semua tergantung pada pertumbuhan dan jalannya kemitraan MUFG dan Danamon selanjutnya.
Untungnya di Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk pembangunan infrastruktur