Perlu mentransformasi pengaruh agama yang selama ini digunakan sebagai alat untuk memecah-belah menjadi kekuatan baru untuk membantu mewujudkan perdamaian dunia dan agenda-agenda bersama yang dicita-citakan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemuka agama dari 125 negara menyerukan perlunya kerja sama dengan diplomat untuk memajukan perdamaian dunia. Agama merupakan salah satu elemen penting untuk mencapai agenda-agenda pembangunan global.
Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan, dimensi dialog antarpemuka agama dan diplomat harus diperluas. Hal itu perlu dilakukan dalam upaya mewujudkan agenda pembangunan global yang telah dicanangkan, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penggunaan energi terbarukan, dan pembangunan ekonomi.
”Kita harus mentransformasi pengaruh agama yang selama ini digunakan sebagai alat untuk memecah-belah menjadi kekuatan baru untuk membantu mewujudkan perdamaian dunia dan agenda-agenda bersama yang kita cita-citakan,” kata Steinmeir dalam pembukaan Konferensi Internasional ke-10 Religion for Peace (RfP) di Lindau, Jerman, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (25/8/2019).
RfP ke-10 diadakan selama 20-23 Agustus 2019 di Lindau, Jerman. RfP merupakan koalisi lintas agama terbesar di dunia untuk mencapai perdamaian dunia, mengentaskan orang dari kemiskinan, dan menjaga planet yang diadakan pertama kali pada 16-21 Oktober 1970 di Jepang.
Steinmeir melanjutkan, pemerintah juga perlu mengambil inisiatif untuk menjangkau pemuka agama. Pemerintah Jerman, misalnya, telah membentuk unit khusus di Kementerian Luar Negeri Jerman, yaitu Divisi Agama dan Kerja Sama Internasional.
Dalam KTT tersebut, salah satu diskusi bertajuk ”Religion and Diplomacy” turut digelar. Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno berperan sebagai moderator dalam diskusi ini.
”Kita akan menyelenggarakan tanya jawab pada 28 Agustus 2019 untuk menyelaraskan rekomendasi-rekomendasi penguatan kerja sama antara diplomat dan pemuka agama dalam diskusi yang digelar,” ujar Ketua Divisi Divisi Agama dan Kerja Sama Internasional Kementerian Luar Negeri Jerman Volker Berresheim.
Adapun RfP ke-10 merupakan hasil kolaborasi antara Foundation Peace Dialogue of the World Religions and Civil Society dan Kementerian Luar Negeri Jerman. Sekitar 1.000 peserta yang hadir merupakan tokoh agama dari 10 agama, organisasi non-pemerintah, peneliti, akademisi, dan diplomat hadir dalam acara tersebut.