Kabut bercampur asap kembali mengepung Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (24/8/2019). Masyarakat diminta berhati-hati saat beraktivitas karena fenomena ini membatasi jarak pandang ideal.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kabut bercampur asap kembali mengepung Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (24/8/2019). Masyarakat diminta berhati-hati saat beraktivitas karena fenomena ini membatasi jarak pandang ideal.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, jarak pandang pada pagi hari sekitar 700 meter dengan kelembaban 97 persen. Kemungkinan asap berasal dari Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Bambang Benny Setiaji mengatakan, kebakaran lahan di Sumsel mengakibatkan semakin tingginya tingkat kekeruhan udara. ”Akibat kebakaran, muncul fenomena smog (kabut asap),” katanya.
Indikasi kabut yang berpartikel basah akibat tingkat kelembaban relatif tinggi akan menghilang setelah matahari terbit dan adanya angin. Sementara indikasi asap berupa partikel kering yang membuat mata pedih dan sulit hilang ketika menjelang siang. ”Asap akan kembali menebal pada sore hari,” katanya.
Keberadaan kabut bercampur asap ini sejauh ini belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Namun, aktivitas transportasi darat dan sungai sudah terpengaruh akibat jarak pandang yang minim. Benny menyebutkan, kondisi ini berpotensi berlangsung selama musim kemarau seiring dengan masih adanya kebakaran lahan di Sumsel.
Untuk itu, BMKG Sumsel mengimbau semua warga berhati-hati dalam bertransportasi, baik darat maupun sungai. Selain itu, mereka yang ingin menggunakan transportasi udara lebih baik menghindari jadwal penerbangan pertama, pukul 04.00-07.00.
Peristiwa kabut asap di Palembang sudah terjadi beberapa kali. Jumat, 26 Juli, kabut bercampur asap terjadi. Akibatnya, jarak pandang pun terbatas, sekitar 800 meter. Namun, kabut ini belum mengganggu lalu lintas penerbangan.
Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, kabut bercampur asap terjadi karena adanya kebakaran di sejumlah wilayah di beberapa daerah dekat Palembang, seperti Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir.
”Apabila terjadi kebakaran di dua kawasan tersebut, asapnya akan mengarah ke Palembang,” ucap Ansori.
Dalam beberapa hari terakhir memang terjadi kebakaran di dua wilayah tersebut. Jumat, BPBD Sumsel mencatat, ada 10 titik api di Kabupaten Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir.
Di Ogan Ilir, terjadi kebakaran di Kecamatan Indralaya Utara seluas 14 hektar, Kecamatan Pemulutan (4 hektar), Pemulutan Barat (11 hektar), Rantau Alai (2 hektar), dan Muara Kuang (4 hektar). Sementara itu, di Kabupaten Ogan Komering Ilir, luas lahan yang terbakar mencapai 4 hektar, di Tulung Selapan dan Pangkalan Lanpam.