Klub-klub Besar yang Masih Sulit Meraih Kemenangan
Tim unggulan Liga Inggris kesulitan untuk meraih kemenangan di pekan kedua yang berlangsung pada 17-20 Agustus 2019. Dari enam tim papan atas musim lalu, hanya Arsenal dan Liverpool yang meraih kemenangan dengan susah payah, sedangkan tim lainnya harus puas dengan hasil imbang.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
WOLVERHAMPTON, SELASA — Tim unggulan Liga Inggris kesulitan untuk meraih kemenangan di pekan kedua yang berlangsung pada 17-20 Agustus 2019. Dari enam tim papan atas musim lalu, hanya Arsenal dan Liverpool yang meraih kemenangan dengan susah payah, sedangkan tim lainnya harus puas dengan hasil imbang.
Salah satu tim besar di Liga Inggris, Manchester United, gagal meraih kemenangan saat bertandang ke Stadion Molineux, Wolverhampton, untuk melawan tuan rumah Wolverhampton Wanderers, Selasa (20/8/2019). Mereka harus puas dengan skor imbang 1-1, padahal kesempatan untuk memenangi pertandingan tersebut terbuka lebar.
”Setan Merah” unggul pada babak pertama melalui gol Anthony Martial sebelum disamakan oleh gol indah Ruben Neves pada menit 55. Tiga belas menit kemudian, kemenangan MU ada di depan mata ketika Paul Pogba dilanggar Conor Boady di dalam kotak penalti.
Gelandang Perancis tersebut memilih untuk mengambil tendangan penalti, meskipun MU memiliki Marcus Rashford yang pekan lalu mencetak gol penalti saat mengalahkan Chelsea. Akan tetapi, tendangan Pogba mampu ditahan oleh kiper Wolves asal Portugal, Rui Patricio. Ketika pertandingan usai, Pogba menarik kausnya untuk menutupi wajahnya.
Manajer United Ole Gunnar Solskjaer mengaku tak mempermasalahkan kegagalan Pogba saat mengeksekusi penalti. ”Keduanya ditunjuk sebagai penendang penalti. Terserah mereka di sana. Marcus mencetak gol pekan lalu, tetapi Paul juga percaya diri. Saya suka pemain percaya diri,” ujar legenda MU asal Norwegia tersebut.
Solskjaer lebih menyoroti kelengahan timnya pada babak kedua sehingga gagal meraih kemenangan. Ia berharap timnya dapat belajar dari pertandingan melawan Wolves.
Salah satu kecerobohan itu terlihat saat pemain MU membiarkan Neves berdiri bebas saat menerima umpan rekan senegaranya, Joao Moutinho. Alhasil, gelandang Portugal tersebut dapat dengan leluasa melakukan tembakan jarak jauh yang gagal diantisipasi David de Gea.
”Babak pertama adalah kinerja yang matang. Babak kedua agak ceroboh. Kami adalah tim muda yang akan belajar. Kami belajar di lapangan hari ini,” kata Solskjaer.
Kami adalah tim muda yang akan belajar. Kami belajar di lapangan hari ini.
Mantan Striker Norwich, Celtic, dan Chelsea, Chris Sutton, tidak sependapat dengan Solskjaer. Ia menilai, salah satu tugas manajer, yakni menunjuk pemain untuk mengambil tendangan penalti.
”Ini adalah tugas manajer untuk menunjuk. Itu adalah momen besar. United seharusnya dapat memenangi pertandingan,” ujar Sutton seperti dikutip dari BBC. Menurut Sutton, mantan Manajer MU Sir Alex Ferguson tidak pernah melakukan hal tersebut, yakni mengizinkan pemain membuat keputusan sendiri.
Kesalahan MU pada babak kedua juga dilakukan Chelsea saat menghadapi Leicester City. Mereka gagal mempertahanan permainan energik yang mereka tunjukkan pada babak pertama. ”The Blues” yang diisi pemain muda mampu membuka keunggulan melalui pergerakan lincah Mason Mount yang dapat mencuri bola dari penguasaan Wilfred Ndidi. Akan tetapi, pada babak kedua Ndidi dapat menebus kesalahannya dengan menyamakan kedudukan melalui gol sundulan.
Manajer Chelsea Frank Lampard pun kecewa dengan hasil imbang tersebut yang menandai debutnya di Stamford Bridge, London. Ia kecewa karena timnya gagal mempertahanan permainan agresif seperti pada babak pertama.
”Itu adalah hal yang mengecewakan bagi saya. Saya tidak berharap energi 100 mil per jam selama 90 menit, tetapi saya berharap dapat menjaga bola dengan lebih baik. Kami bisa melakukan yang lebih baik daripada yang kami lakukan hari ini,” ujar pencetak gol terbanyak Chelsea sepanjang masa tersebut.
Manajer Leicester City Brendan Rodgers pun mengakui timnya mampu menguasai permainan pada babak kedua. Namun, mereka gagal menang karena banyak membuang peluang untuk mencetak gol. ”Saya pikir kami seharusnya memenanginya, jujur saya. Babak kedua, saya pikir kami sangat bagus,” ujar Rodgers.
Selain MU dan Chelsea, dua tim papan atas, Manchester City serta Tottenham, juga harus puas berbagi angka. Keduanya imbang 2-2 saat bertanding di Stadion Etihad, Sabtu (17/8/2019) lalu.
Sementara itu, kemenangan yang diraih Arsenal dan Liverpool harus diperoleh dengan cara yang tidak mudah. Arsenal yang unggul pada babak pertama melalui gol Alexandre Lacazette dikejutkan oleh gol Burnley yang dicetak Ashley Barnes menjelang turun minum. ”The Gunners” baru bernapas lega setelah Pierre-Emerick Aubameyang mencetak gol pada menit ke-64 dan berhasil menang 2-1.
Liverpool juga mengalami hal yang sama. Mereka kesulitan untuk mencetak gol ke gawang Southampton meskipun menguasai bola hingga 64 persen. ”The Reds” unggul dua gol melalui tendangan Sadio Mane dan Roberto Firmino.
Namun, mereka sempat dibuat khawatir oleh gol mantan pemainnya, Danny Ings, setelah memanfaatkan kesalahan kiper Liverpool, Adrian.
”Kami mengontrol permainan, tetapi Southampton datang dengan beberapa bola mati dan bola panjang. Southampton tim yang bagus. Mereka bertahan dengan baik dan memiliki serangan balik yang bagus serta organisasi yang baik,” ujar Manajer Liverpool Juergen Klopp. (AFP/AP/REUTERS)