BEKASI, KOMPAS — Warga diimbau untuk menjaga pola makan dan gaya hidup selama musim kemarau. Kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang tidak sehat mengakibatkan tubuh manusia rentan terserang penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut.
Kepala Puskesmas Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Bambang Ismanto, mengatakan, selama satu bulan terakhir, keluhan warga didominasi gejala ringan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Setiap hari, Puskesmas Jatiasih melayani 5-6 pasien yang mengalami gejala penyakit ISPA.
”Sekarang yang paling banyak adalah radang di tenggorokan karena pola makan. Mungkin karena panas, biasanya warga minum es, makan terlampau pedas, gorengan, dan kurang minum, akhirnya radang tenggorokan,” kata Bambang, Selasa (20/8/2019), di Kota Bekasi.
Selama musim kemarau, Puskesmas Jatiasih fokus memberikan penyuluhan tentang gejala awal ISPA. Hal ini karena ISPA merupakan virus yang menyerang tubuh, yang ditandai dengan pegal linu dan demam dengan suhu tubuh sekitar 38-39 derajat celsius.
”Kalau sudah seperti itu, kami beri penerangan kepada masyarakat untuk banyak mengonsumsi air putih setiap hari minimal 8 gelas, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi sayur yang banyak mengandung vitamin C,” katanya.
Warga juga diimbau menghindari makanan yang bisa menimbulkan nyeri tenggorokan, seperti pedas, berminyak, mengandung soda, dan minuman dingin. Dia juga mengimbau jika ada warga yang suhu panas tubuhnya tinggi dan dalam dua hari tidak ada penurunan segera konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat.
Gunakan masker
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dezi Syukrawati menambahkan, masyarakat perlu memperhatikan pola makan. Sebab, makanan yang sehat akan berdampak pada ketahanan tubuh agar warga tidak mudah terjangkit penyakit, termasuk ISPA. Warga yang beraktivitas di luar rumah diimbau untuk menggunakan masker.
”Karena dengan debu dan polusi yang tinggi, risiko terdampak penyakit juga lebih tinggi. Dan, tetap waspada terhadap penyebaran penyakit karena sehat itu dimulai dari diri sendiri,” katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan data dari AirVisual, pada Sabtu hingga Minggu (17-18/8/2019), kondisi udara di luar Jakarta, seperti Bekasi cenderung lebih buruk dibandingkan dengan Jakarta. Rata-rata Indeks Kualitas Udara (AQI) harian di Jakarta pada akhir pekan kemarin sebesar 126 dan di Bekasi 150-160. Namun, pada Selasa ini, kualitas udara Bekasi, menurut AirVisual, termasuk sehat dengan angka AQI sebesar 13.
Menurut Indeks Standar Pencemaran Udara Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, angka kualitas udara baik itu pada rentang 0-50. Sementara kualitas udara 50-100 sedang, 100-200 tidak sehat, 200-300 sangat tidak sehat, dan 300-500 berbahaya.
Dezi menambahkan, ISPA bisa menyerang siapa saja. Namun, Dinas Kesehatan Kota Bekasi fokus memantau penderita ISPA yang menyerang anak-anak terutama anak balita karena daya tahan tubuh tergolong lemah.
Meskipun belum ada data terbaru, anak balita yang menderita ISPA di Bekasi sejak Januari-April 2019 mencapai 694 orang. Adapun pada 2018, yang terserang ISPA mencapai 3.363 anak balita. Angka itu menempatkan Kota Bekasi sebagai salah satu daerah dengan penderita ISPA tinggi setiap tahun.
”Kami menggerakkan lapisan dari puskesmas, kegiatan-kegiatan langsung ke masyarakat, kemudian menyampaikan penyuluhan tentang kesehatan, termasuk ISPA,” katanya.