Api Masuk Lahan Konsesi, Pembuatan Sekat Bakar Dipercepat
Pembuatan sekat bakar dipercepat untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan tidak meluas. Pembuatan sekat dipercepat lantaran api sudah memasuki konsesi perusahaan. Sebanyak 194 personel dikerahkan untuk menjaga kawasan sekat bakar agar api tidak merambat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BAYUNG LENCIR, KOMPAS — Pembuatan sekat bakar dipercepat untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan tidak meluas. Pembuatan sekat dipercepat lantaran api sudah memasuki konsesi perusahaan. Sebanyak 194 personel dikerahkan untuk menjaga kawasan sekat bakar agar api tidak merambat.
Komandan Kodim 0401/Musi Banyuasin Letnan Kolonel Arm M Saifudin Khoiruzzamani, Selasa (20/8/2019), mengatakan, kebakaran di Desa Muara Medak sudah terkendali. Jumlah titik panas jauh berkurang dibandingkan dua hari lalu.
Saat ini, lanjut Saifudin, tim gabungan yang berjumlah 400 orang masih bersiaga di sejumlah titik yang terbakar. Sekitar 194 personel di antaranya berjaga di sejumlah sekat bakar yang telah dibangun perusahaan. ”Mereka berjaga di jalur tersebut untuk menjaga agar api tidak merambat ke lahan yang lain,” katanya.
Saat ini, sekitar 19 alat berat disediakan untuk membangun sekat bakar yang dilakukan sejak lima hari lalu. Di beberapa ruas, pembuatan sekat bakar sudah selesai terutama di jalur selatan dan timur. ”Saat ini, tim masih menunggu sekat bakar yang sedang dibuat di bagian barat dan di kawasan timur laut,” katanya.
Apabila sekat bakar sudah rampung, petugas akan melakukan pengepungan kebakaran sehingga api tertahan di sekat bakar dan kanal. Sembari menunggu pembangunan sekat bakar selesai, tim terus melakukan pemadaman di titik-titik rawan.
”Beberapa titik api sudah padam. Namun, kami tidak boleh lengah karena di dalam kawasan gambut bisa jadi api kembali muncul,” katanya.
General Manager Manajemen Api APP Sinar Mas Sujica Lusaka mengatakan, pihaknya telah mengerahkan 19 unit ekskavator untuk membuat sekat bakar dengan lebar 8-15 meter dengan panjang mencapai 21 kilometer. ”Sekat bakar itu dibangun agar api tidak merembet lebih dalam ke kawasan konsesi,” ujarnya.
Sujica mengatakan, api sudah mendekati sekat bakar yang dibangun. Bahkan, di beberapa titik, api sudah memasuki lahan konsesi PT Rimba Hutani Mas (RHM). Namun, menurut Sujica, saat ini api sudah terkendali dan dipastikan tidak meluas lagi.
Menurut Sujica, kebakaran mulai terjadi pada Senin (12/8) dan terlihat pertama kali di Dusun V, Desa Muara Medak. Titik mula api berjarak lebih dari 5 kilometer dari lahan konsesi PT RHM. Namun, karena api menyebar, kebakaran meluas mendekati konsesi.
Tim pun sudah membuat sekat bakar yang baru di kawasan konsesi yang dimasuki api. Sujica mengatakan, kendala pemadaman terutama tiupan angin yang sangat kencang dan kerap berubah arah. Selain itu, api juga cepat membesar di lahan gambut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Musi Banyuasin Indita Purnama menerangkan, alat yang tersedia untuk pemadaman sangat terbatas.
”Untuk memadamkan api, kami menggunakan semprotan dan karung goni. Dengan kondisi api yang besar, sulit melakukan pemadaman secara konvensional. Kami sangat berharap hujan turun sehingga api bisa padam segera,” katanya.
Dengan kondisi api yang besar, sulit melakukan pemadaman secara konvensional. Kami sangat berharap hujan turun sehingga api bisa padam segera. (Indita Purnama)
Indita mengatakan, setelah sejumlah pejabat melihat kondisi kebakaran di Muara Medak, ada kemungkinan teknologi modifikasi cuaca akan segera diterapkan. Warga Dusun V, Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Syamsul Arifin mengatakan, jika dibandingkan dua hari lalu, kebakaran lahan sudah mulai reda.
”Pada Sabtu (18/8), asap sangat pekat, kami pun kesulitan bernapas. Namun, sekarang asap sudah mulai reda,” katanya.
Menurut dia, kebakaran kali ini adalah yang terbesar setelah 2015 lalu. ”Kebakaran memang terjadi hampir setiap tahun, entah apa pun penyebabnya. Namun, tahun ini termasuk yang parah,” katanya.