Perayaan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI punya makna khusus karena digelar seusai perhelatan besar negara demokrasi, yaitu pemilu serentak. Pelaksanaan pemilu yang aman memberi keyakinan ke publik bahwa Indonesia akan semakin maju.
Pemilu telah usai, pemimpin negara dan pemerintahan telah terpilih. Demikian juga para wakil rakyat di parlemen. Kini, saatnya segenap komponen bangsa kembali bersatu membangun Indonesia. Semangat untuk kembali bersatu ini tecermin dari opini masyarakat yang terangkum dari hasil jajak pendapat.
Sebagian besar (72 persen) responden mengapresiasi pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu. Pertemuan kedua kandidat peserta Pemilu Presiden 2019 ini dinilai sebagai langkah positif dan menunjukkan sikap keduanya yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Apabila ditilik dari latar belakang pilihan politik pada pilpres lalu, sebagian besar responden pemilih pasangan Jokowi-Amin (79 persen) dan responden pemilih PrabowoSandi (68 persen) sama-sama setuju dengan rekonsiliasi di antara kedua kontestan Pilpres 2019 tersebut.
Rekonsiliasi ini diyakini menjadi momentum dan modal awal untuk bersama-sama membangun Indonesia. Momentum itu juga membangun sikap optimistis di masyarakat sebagaimana tecermin dalam jajak pendapat ini di mana 85 persen responden yakin Indonesia akan menjadi negara yang maju dan berdaulat.
Cita-cita bangsa
Apakah Indonesia saat ini sudah di jalan yang benar menuju negara yang bersatu, berdaulat, rakyatnya sejahtera, adil dan makmur? Hasil jajak pendapat Kompas mengungkap, dalam persoalan persatuan dan kesatuan bangsa, separuh lebih (54 persen) responden menilai kondisinya cenderung semakin baik. Perpecahan aras politik yang sengit di antara pendukung calon presiden selama pemilu kini dinilai tidak mengancam persatuan bangsa.
Optimisme publik terhadap kondisi bangsa saat ini juga terlihat dalam hal penghormatan terhadap hak-hak orang lain. Separuh lebih (53 persen) responden memandang penghormatan hak orang lain saat ini kian baik.Meski demikian, ada sekitar seperlima bagian responden yang berpendapat bahwa persatuan dan penghormatan kepada orang lain saat ini justru semakin memburuk.
Persoalan yang perlu menjadi perhatian lebih saat ini adalah masalah keadilan hukum dan ekonomi. Dari proporsi responden tersirat bahwa terdapat kemandekan (stagnasi) dalam dua aspek keadilan asasi tersebut. Hanya sekitar sepertiga bagian responden yang menilai keadilan hukum dan ekonomi di Indonesia saat ini makin baik, sedang sepertiga bagian lainnya menilai kondisinya relatif tetap atau bahkan lebih buruk.
Persoalan lainnya adalah meningkatnya radikalisme agama. Sebanyak dua pertiga responden menilai radikalisme agama itu buruk karena mengancam keutuhan NKRI. Pemerintah perlu bekerja lebih keras agar semakin banyak masyarakat tersadar dari radikalisme yang tak sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia, Pancasila.
Kebanggaan
Optimisme publik akan masa depan bangsa patut disyukuri di tengah situasi global yang tidak menguntungkan karena perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta gejala resesi yang melanda negara-negara Eropa. Optimisme ini menumbuhkan sikap bangga sebagai bangsa. Mayoritas responden (84 persen) dalam jajak pendapat ini bangga menjadi orang Indonesia.
Publik juga menilai, saat ini semangat nasionalisme atau cinta tanah air bangsa Indonesia semakin menguat dan lebih terasa di masyarakat. Selain itu, antusiasme masyarakat merayakan berbagai peristiwa yang berkaitan dengan nasionalisme juga terlihat semakin tinggi. Hanya 22 persen responden yang menilai nasionalisme melemah. Alasannya, saat ini tingkat kepedulian terhadap sesama kian rendah.
Salah satu indikator masih tingginya rasa cinta tanah air adalah antusiasme masyarakat ikut serta dalam perayaan HUT RI tanggal 17 Agustus. Hasil jajak menunjukkan bahwa antusiasme responden dalam mengikuti berbagai kegiatan menyambut peringatan kemerdekaan masih sangat tinggi.
Hampir seluruh responden mengaku terlibat lomba-lomba, kerja bakti, dan kegiatan lain di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan, sekitar 62 persen responden rela meluangkan waktu untuk hadir mengikuti acara renungan malam kemerdekaan.
Terlepas dari berbagai tantangan, publik tampaknya cukup yakin ke depan Indonesia akan menjadi negara yang maju dan semakin berdaulat.