Kebakaran di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, terus membesar. Sejumlah warga pun harus dievakuasi karena api sudah mendekati permukiman.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BAYUNG LENCIR, KOMPAS — Kebakaran di Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, terus membesar. Kebakaran telah melanda lahan seluas 3.290 hektar. Sejumlah warga pun harus dievakuasi karena api sudah mendekati permukiman. Semua pihak terus berupaya memadamkan api, termasuk dengan melibatkan perusahaan yang beroperasi di kabupaten tersebut.
Kepala Desa Muara Medak Marudut Panjaitan, Senin (19/8/2019), mengatakan, kebakaran yang mulai terjadi sejak Senin pekan lalu itu terus meluas. Bermula dari kebakaran di Dusun IV, kemudian meluas hingga ke dusun V, IX, dan X. Akibat kejadian tersebut, sekitar 502 keluarga terdampak asap. ”Beberapa warga juga dievakuasi karena rumahnya dekat dengan titik api,” kata Marudut.
Pemadaman api hanya menggunakan alat penyemprot hama dan dahan pohon.
Marudut menuturkan, dalam proses pemadaman, semua pihak turut berperan, seperti TNI/Polri, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Musi Banyuasin, perusahaan, dan juga warga.
Meski demikian, menurut Marudut, warga terkendala keterbatasan alat dan juga air untuk pemadaman. Di Dusun IX, misalnya, warga hanya mengandalkan mobil tangki untuk mengangkut air dari sungai menuju titik api lantaran selang yang digunakan kurang panjang. Pemadaman api hanya menggunakan alat penyemprot hama dan dahan pohon.
Selain itu, api juga sulit dipadamkan karena lahan yang terbakar adalah gambut dangkal. Jika tidak dipadamkan secara tuntas, kebakaran pada lahan jenis itu akan kembali muncul.
Wujud Witomo (74), warga, sibuk memadamkan api di lahan seluas lebih dari 10 hektar. ”Kami tidak punya alat yang memadai, jadi alat semprot pembasmi hama pun kami gunakan,” katanya.
Wujud tidak mau lahan sawit yang dia tanam sejak 2011 hangus terbakar. Dia berusaha agar api tidak menjalar ke lahan sawit miliknya yang berjarak kurang dari 500 meter dari titik api.
Camat Bayung Lencir Akhmad Toyibir menuturkan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah untuk membantu korban yang terpapar asap. Hal itu mulai dari membangun dapur umum, posko kesehatan, dan juga posko untuk evakuasi warga. ”Tidak hanya warga sekitar Desa Muara Medak, Suku Anak Dalam juga dievakuasi karena mereka juga terpapar asap,” kata Akhmad.
Selain itu, untuk mengurangi dampak asap, sekolah dasar yang berada di sekitar kawasan yang terdampak asap juga diliburkan sementara menyusul beberapa anak yang sudah diungsikan oleh orangtuanya. Hal ini dilakukan untuk menghindari anak-anak terpapar asap.
Akibat asap, sejumlah warga yang tinggal di dusun yang terpapar juga mengalami sejumlah penyakit. Petugas posko kesehatan yang ditempatkan di Dusun IX, dr Diah Andini, menuturkan, beberapa penyakit yang diderita warga antara lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi, iritasi mata, dan asma.
Dia mengatakan, hingga saat ini, di Dusun IX sudah ada 70 warga yang berobat, sebanyak 80 persen di antaranya menderita ISPA. ”Kalau asap terus terjadi, kondisi kesehatan warga akan semakin mengkhawatirkan,” ucapnya.
Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengatakan, berdasarkan laporan dari Pemkab Musi Banyusin, hingga saat ini terdata luas lahan yang terbakar di Muara Medak mencapai 3.290 hektar.
Proses pemadaman dari darat dan udara terus dilakukan. Ansori mengatakan, per Senin (19/8), delapan helikopter dikerahkan. Helikopter bom air tersebut telah melakukan penyiraman sebanyak 132 kali.
Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi menuturkan, untuk mempercepat proses pemadaman kebakaran di Desa Muara Medak dan penanganan korban, pihaknya telah mengumpulkan 18 perusahaan yang beroperasi di Musi Banyuasin. Perusahaan itu terdiri dari perusahaan batubara, perusahaan perkebunan, perusahaan migas, dan perusahaan hutan tanaman industri.
Perusahaan tersebut akan memberikan bantuan sesuai kemampuan yang mereka miliki, seperti penyediaan petugas pemadam, alat berat untuk membuat sekat bakar dan kanal, serta membantu persiapan logistik. ”Saya berharap dalam waktu dekat ada hujan yang cukup sehingga kebakaran bisa padam segera,” kata Beni. Selain penanganan di lapangan, warga Musi Banyuasin juga mengadakan Salat Istisqa untuk meminta hujan.