Kelalaian Pelayaran Terus Memakan Korban
Indikasi adanya kelalaian pelayaran berhembus kuat dalam kecelakaan KM Izhar, di perairan Pulau Bokori, Konawe, Sulawesi Tenggara.
KONAWE, KOMPAS - Indikasi adanya kelalaian pelayaran berhembus kuat dalam kecelakaan KM Izhar, di perairan Pulau Bokori, Konawe, Sulawesi Tenggara. Diketahui ada penyimpangan jumlah penumpang, dan waktu keberangkatan.
Kecelakaan itu membuat tujuh penumpang meninggal, dan empat orang dilaporkan masih hilang. Evaluasi pengawasan pelayaran mendesak dilakukan seiring vitalnya peran pelayaran laut bagi masyarakat Sulawesi Tenggara.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Kendari Benyamin Ginting mengatakan, berdasar ketentuan, kapal penumpang KM Izhar seharusnya hanya mengangkut 33 orang penumpang untuk setiap kali pelayaran. Hal itu sesuai dengan persyaratan manifes kapal, sehingga Surat Perintah Berlayar (SPB) diterbitkan.
“Sesuai manifes di Syahbandar itu 33, tidak boleh lebih. Tapi ini jumlah totalnya ada 70 orang penumpang, termasuk yang diselamatkan, yang meninggal, dan yang hilang. Ini jumlahnya dua kali lipat. Kapan penumpang sisanya ini naik? Itu kita akan tanyakan juga ke nahkoda. Apalagi mereka juga berangkat di luar jadwal," kata Benyamin, Sabtu (17/8/2019) siang, di Soropia, Konawe.
Menurut Benyamin, jadwal berangkat KM Izhar yaitu pada Sabtu pukul 05.00 pagi. Akan tetapi, pada Jumat malam pukul 23.30, kapal berlayar meninggalkan pelabuhan Kendari, menuju Salabangka, Morowali, Sulawesi Tengah.
Kapal lebih dulu berangkat dari jadwal yang telah ditentukan. Berdasar SPB yang berlaku 24 jam, kapal memang bisa berangkat di waktu tersebut. Akan tetapi, jika ada perubahan jadwal, seharusnya terkonfirmasi dahulu ke petugas.
Meski begitu, Benyamin menolak jika disebut kecolongan atau lalai dengan adanya beberapa hal yang di luar persyaratan. ia berdalih hal itu terjadi karena kemauan pihak kapal sendiri.
“Kami akan evaluasi lagi kejadian ini. Terhadap petugas lapangan harus tahu bagaimana hal ini bisa terjadi. Kami akan memperketat pengawasan ke depannya. Sementara itu, untuk pelayaran, kami akan melarang tegas untuk pelayaran malam.
Kapal penumpang KM Izhar yang bertolak dari Kendari menuju Salabangka, Morowali, Sulawesi Tengah, terbakar hebat pada Jumat (16/8/2019) jelang tengah malam. Kapal yang baru melaju sekitar satu jam itu, mulai terbakar saat berada di sekitar perairan Pulau Bokori.
Api lalu membesar dan dengan cepat menyambar seisi kapal. Berdasar keterangan nahkoda kapal yang selamat dari kejadian, tambah Benyamin, percikan api berasal dari ruang mesin kapal. Saat itu ada dua orang awak yang berjaga, namun tidak berhasil memadamkan api.
Safaria (43) seorang penumpang selamat menceritakan, api tiba-tiba muncul dari bagian belakang kapal, ketika sebagian penumpang terlelap. Api dengan cepat membesar dan menyambar apa saja yang ada di dalam kapal. Ia yang membawa anak bungsunya yang baru berumur dua tahun, ikut panik dan segera berusaha menuju bagian depan kapal.
“Tiba-tiba saja ada api. Saya bawa Anak lari ke depan berusaha keluar, lalu melompat ke laut. Untung ada tali yang bisa saya pegang Sambil gendong anak. Kalau tidak ada itu tali, tidak tahu lagi bagaimana nasib kami,” ujarnya, di Puskesmas Soropia, Konawe, Sabtu (17/8/2019) siang.
Menurut Safaria, kapal yang ia tumpangi itu penuh muatan barang. Berbagai macam muatan ada di kapal. Dari telur, tabung gas, minyak, hingga sepeda motor ada di dalam kapal. Kapal juga berangkat lebih cepat dari jadwal biasanya.
Chandra (31) penumpang lainnya asal Kendari menuturkan, kapal sempat berhenti beberapa saat sebelum api muncul. Saat kapal mulai berbelok, kobaran api muncul dari belakang, yang merupakan bagian dari ruang mesin.
“Saya lompat, tidak sempat lagi cari pelampung karena orang juga rebutan. Dari kami sepuluh orang keluarga, satu orang tante belum ditemukan sampai sekarang,” ujarnya.
Hingga Sabtu sore, proses pencarian penumpang yang diduga masih hilang terus dilakukan oleh sejumlah instansi. Berdasarkan laporan, ada lima orang penumpang yang belum juga diketahui keberadaaannya.
Tim dari Basarnas Kendari, aparat kepolisian, KSOP, terus mencari, sekaligus mengumpulkan barang bukti kejadian. Sebanyak 61 orang berhasil diselamatkan, dan sebagian besar telah kembali ke kediaman.
Kapal kayu bertonase 89 GT itu sendiri terlihat hampir habis tidak bersisa. Mesin kapal tampak hangus. Warga sekitar datang untuk mengais barang tertinggal, meski olah TKP belum dilakukan pihak kepolisian. Garis polisi baru dipasang jelang sore.
Kapten kapal, Sarludin Abdul Razak (42), beserta delapan awak, telah dibawa polisi. Kepala Polsek Soropia Iptu Iyan Sopian menyampaikan, pemeriksaan intensif terus dilakukan terhadap nahkoda dan para awak kapal. Hal itu untuk mengetahui kronologis kejadian, dan mendalami berbagai hal yang terjadi baik sebelum, hingga setelah kapal terbakar.
Andalan warga
Kapal KM Izhar merupakan salah satu kapal yang melayani pelayaran dari Kota Kendari ke Morowali. Data KSOP, kapal ini tercatata milik perusahaan PT Jatarim Binau Lines. Selain kapal ini, ada puluhan kapal lainnya yang melayani pelayaran antar pulau, dan kabupaten, dari dan menuju Kota Kendari. Meski menjadi andalan, pengawasan pelayaran tidak juga meningkat. Angka kecelakaan pelayaran hampir tidak berubah dari tahun ke tahun.
Data Basarnas Kendari, selama 2016 hingga 2018 atau tiga tahun terakhir, angka kecelakaan pelayaran yang ditangani berturut-turut sebanyak 60 kasus, 36, kasus, dan 37 kasus. Bahkan, di semester pertama 2019 ini, angka kecelakaan pelayaran telah menyentuh 20 kasus. Kecelakaan pelayaran yang dimaksud adalah kapal tenggelam, terbakar, kandas, atau terkena cuaca buruk.
Kepala Basarnas Kendari Junaidi menuturkan, pihaknya terus berusaha menyelamatkan korban dari berbagai kasus kecelakaan pelayaran. Untuk kasus kali ini, berdasarkan data penumpang yang berhasil diselamatkan oleh tim, aparat, juga warga, ada 68 orang yang berhasil dievakuasi. Tujuh di antaranya dalam kondisi meninggal dunia. Selain itu, ada empat orang yang dilaporkan masih hilang.
“Kami terus melakukan pencarian untuk korban yang hilang. Semoga semuanya bisa ketemu,” tambahnya.