Petai dan Daun Singkong di Tengah Gejolak Unjuk Rasa di Hong Kong
Minggu (18/8/2019) pagi di tengah Lapangan Victoria, sejumlah pemuda mempersiapkan perangkat tata suara. Perangkat itu bagian dari perlengkapan unjuk rasa warga Hong Kong yang sudah berlangsung sejak Juni 2019. Di berbagai sudut lapangan, ratusan pekerja migran Indonesia dan pekerja asal sejumlah negara lainnya bercengkerama. Sebagian dari mereka berdagang.
Oleh
KRIS MADA, DARI HONG KONG
·3 menit baca
Minggu (18/8/2019) pagi di tengah Lapangan Victoria, sejumlah pemuda mempersiapkan perangkat tata suara. Perangkat itu bagian dari perlengkapan unjuk rasa warga Hong Kong yang sudah berlangsung sejak Juni 2019. Di berbagai sudut lapangan, ratusan pekerja migran Indonesia dan pekerja asal sejumlah negara lainnya bercengkerama. Sebagian dari mereka berdagang.
Ada sejumlah pekerja migran Indonesia saling memijat sembari menceritakan beragam persoalan. Sebagian lagi berdagang aneka hal, mulai dari daun singkong, daun kelor, daun pepaya, sampai petai.
”Sudah diberi tahu Bapak KJRI (Konsul Jenderal RI), harus menjauh dari lapangan kalau sudah siang,” kata Paijem, pekerja asal Blitar, Jawa Timur.
Paijem mengatakan, ia sudah lebih dari 10 tahun bekerja di Hong Kong. Ia mengaku rutin datang ke Lapangan Victoria setiap Minggu pagi. Waktu liburnya dimanfaatkan untuk bertemu sesama pekerja asal Indonesia yang menjadikan Lapangan Victoria sebagai tempat bersua dan berbagi cerita. Sebagian pekerja mengirim paket melalui jasa yang membuka lapak darurat di sekitar Lapangan Victoria. Boneka hingga sambal botol mereka kirimkan ke kampung halaman.
Beberapa pekan ini, para pekerja Indonesia mengeluhkan waktu libur yang lebih terbatas. Bukan karena dibatasi oleh majikan atau pemberi kerja. ”Demo terus, majikan khawatir kalau kami keluar. Kami juga awal-awalnya khawatir, lama-lama terbiasa,” kata Sutinah, pekerja asal Tulung Agung, Jawa Timur, yang telah 26 tahun bekerja di Hong Kong.
Sutinah dan Paijem sudah paham, unjuk rasa di Lapangan Victoria berlangsung selepas pukul 12.00. Berbagai unjuk rasa lainnya juga kerap seperti itu. Para pengunjuk rasa biasanya berkumpul selepas waktu makan siang.
Lokasi unjuk rasa tersebar di beberapa lokasi. Hal yang jelas, selalu ada unjuk rasa di Pulau Hong Kong dan di sekitar Kow Loon, wilayah Hong Kong yang berbagi daratan dengan China dan berbatasan dengan Shenzhen, China.
Hari Minggu ini, unjuk rasa di Pulau Hong Kong dipusatkan di Lapangan Victoria. Sementara di sekitar Kow Loon, unjuk rasa disiapkan di sekitar Tsuen Wan. ”Kalau melihat kejadian di Mongkok kemarin, cemas juga,” kata Hartini, pekerja Indonesia lainnya merujuk pada pembubaran unjuk rasa di Mongkok, kawasan yang bersebelahan dengan Kow Loon, Sabtu (17/8/2019) malam.
Sabtu malam itu, selepas pukul 18.00, polisi Hong Kong biasanya meminta pengunjuk rasa membubarkan diri. Bila tidak mau, mereka akan dibubarkan paksa seperti di Mongkok. Polisi berperisai dan berpentungan panjang berbaris di jalan-jalan kawasan Mongkok selepas pukul 18.00 waktu Hong Kong. Sembari berjalan dalam barisan, mereka memukul-mukulkan pentungan ke perisai.
Sebagian polisi membentuk kelompok kecil dan membubarkan pengunjuk rasa yang memang tidak terpusat di satu kelompok besar saat polisi mulai berbaris.
Di kawasan itu beberapa kali terdengar suara tembakan. Sejumlah polisi melepaskan tembakan ke udara dengan senapan. Tembakan dilepaskan setelah aneka benda dilemparkan ke polisi.
Kericuhan pada malam itu tidak berlanjut. Para pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri. Jalan-jalan dibuka kembali dan lalu lintas berangsur normal.
Kembali di Lapangan Victoria. Selepas pukul 12.00, Lapangan Victoria mulai diramaikan orang-orang berbaju hitam, Sutinah mengemasi dagangannya. Ia merapikan dua kantong plastik besar yang berisi daun singkong, daun kelor, daun pepaya, sampai petai.
"Kami betah tidak pulang bertahun-tahun. Tidak kuat kalau lama tidak makan petai atau daun singkong. Kalau menunggu pulang, bisa bertahun-tahun tidak makan petai. Masa mau kelor harus nunggu pulang ke Ngunut?" kata Paijem yang berdagang plastik dekat Sutinah.