JAKARTA, KOMPAS—Sekitar 7.500 jemaah haji bertolak menuju Tanah Air. Mereka berasal dari 18 kelompok terbang (kloter). Pemerintah meminta maaf jika pelayanan kurang maksimal.
Hal itu disampaikan Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (Kadaker PPIH) 2019 Subhan Cholid, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Jemaah yang akan diberangkatkan, terlebih dulu dibawa ke Bandara King Abdulaziz, Jeddah, 8 jam sebelum keberangkatan. Sementara barang bawaan jemaah sudah diberangkat dua hari sebelum kepulangan.
Jemaah haji reguler asal Indonesia saat ini mencapai 212.732 orang, tergabung dalam 529 kelompok terbang. Adapun jemaah haji khusus mencapai 15.663 orang (Kompas, 10/8/2019).
Kadaker Bandara Jeddah-Madinah PPIH 2019, Arsyad Hidayat, menambahkan, petugas Kadaker Bandara Jeddah-Madinah sudah kembali ke Jeddah. Selain mempersiapkan terminal haji, petugas akan menyurvei inovasi Eyab yang dijalankan pemerintah Arab Saudi.
Menurut Arsyad, terdapat tiga hal program Eyab. Pertama, tas jamaah akan ditempeli dengan barcode (QR) yang berisi informasi jamaah haji, seperti nama, kloter, nomor paspor dan lainnya. Barcode terhubung dengan sejumlah instansi, termasuk imigrasi.
Kedua, jemaah tidak perlu menunjukkan paspor. Mereka hanya melalui pemeriksaan sidik jadi untuk memastikan bahwa dia betul-betul jemaah haji Indonesia. Ketiga, Pemerintah Arab Saudi ingin memperlihatkan budayanya kepada jemaah haji dari negara lain di tempat yang dibangun khusus untuk program Eyab.
"Tujuan Eyab adalah mengurangi waktu tunggu, mengantarkan barang jemaah lebih dulu, dan Arab Saudi bereksperimen dengan pameran kebudayaannya," katanya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika melepas kepulangan jemaah, Jumat malam, menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Pemerintah meminta maklum dari jemaah karena pelayanan yang belum sempurna.
Bukan hal mudah mengurus ratusan ribu jemaah di negeri dan rumah orang. Tradisi, iklim, serta adat istiadat sudah tentu berlainan dengan Tanah Air
“Inilah upaya maksimal yang bisa kami lakukan. Tinggalkan kekurangan kami di sini. Jangan di bawa ke Tanah Air,” katanya.
Dia menyarankan jemaah agar bersyukur kepada tuhan. Ibadah haji belum tentu bisa dinikmati semua orang. Yang sehat dan punya uang, belum tentu berkesempatan haji tahun ini karena harus antre.
"Selain meningkatkan kesalehan pribadi dengan semakin rutin ibadah, juga harus meningkatkan kesalehan sosial,” katanya.