Pesan Anies di Pulau Reklamasi: Ini Tanah Air Indonesia
Pantai Maju disebutnya sangat eksklusif dan cenderung dikuasai swasta. Padahal, lahan reklamasi tersebut masih menjadi bagian dari Jakarta.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-74 Republik Indonesia di Pulau D atau Pantai Maju, pulau reklamasi di Teluk Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Pelaksanaan upacara di lahan tersebut jadi penegasan bahwa lahan reklamasi merupakan milik negara.
”Kita menyelenggarakan upacara secara khusus di lahan ini. Ini adalah lahan yang ketika proklamasi dikumandangkan, belum ada tanah ini. Ini adalah lahan baru, tetapi kita ingin kirimkan pesan kepada semua bahwa ini bukan lahan milik pribadi, tetapi ini adalah lahan milik Negara Republik Indonesia,” ujar Anies dalam upacara bendera di lapangan Pantai Maju, Teluk Jakarta, Sabtu (17/8/2019).
Hadir pula dalam upacara, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, yang bertindak sebagai pembaca naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Keberadaan Pantai Maju mulai menuai polemik setelah Pemprov DKI Jakarta menerbitkan lebih dari 1.000 izin mendirikan bangunan (IMB) untuk rumah kantor dan rumah huni yang sudah terbangun. Padahal, bangunan-bangunan di lahan rekalamasi ini sebelumnya sempat disegel Anies karena dinilai tak berizin pada awal Juni 2018.
Anies telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 153 Tahun 2018 tentang Penugasan kepada Perseroan Terbatas Jakarta Propertindo dalam Pengelolaan dan Pengembangan Tanah Hasil Reklamasi Pantai Utara Jakarta. Dalam pergub tersebut, PT Jakpro ditugaskan untuk mengelola lahan dan sarana prasarana umum, salah satunya di Pantai Maju.
Anies menjelaskan, sebelumnya, Pantai Maju disebutnya sangat eksklusif dan cenderung dikuasai swasta. Padahal, lahan reklamasi tersebut masih menjadi bagian dari Jakarta. Oleh karena itu, dia menegaskan, Pantai Maju kini terbuka bagi siapa pun, tanpa terkecuali.
”Di tanah ini ada tanah Indonesia, di air ini ada air Indonesia. Inilah tanah air Indonesia. Saudara-saudara sekalian turut menjadi saksi dan bagian yang memastikan bahwa di Ibu Kota ada keadilan dan kepastian hukum,” tutur Anies.
Sekitar 4.000 pegawai negeri sipil di lingkungan Pemprov DKI Jakarta hadir mengikuti upacara HUT ke-74 RI. Di antara mereka, ada yang berangkat dari rumah dengan kendaraan pribadi, ada pula yang diberangkatkan secara rombongan dengan bus Transjakarta. Pemprov menyiapkan 75 bus di 12 titik keberangkatan bagi rombongan ASN tersebut.
Upacara dilaksanakan di tanah lapang, yang menjadi jalur jalan sehat dan sepeda santai (jalasena). Lokasi tersebut bersebelahan dengan bibir pantai.
Dari areal drop off, para PNS harus berjalan sekitar 800 meter untuk mencapai lokasi. Bahkan, PT Jakpro sebagai penyelenggara acara, menyiapkan lebih dari 25 pos air minum. Setidaknya, Rp 700 juta dihabiskan untuk perhelatan kemerdekaan di Pantai Maju kali ini.
Belum familiar
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menyampaikan, hampir 95 persen dari total ASN yang hadir belum mengetahui keberadaan Pantai Maju. ”Upacara di lahan ini membuka wacana mereka untuk memahami sebetulnya Pantai Maju kita bersama yang diributkan media kayak gimana. Ini penting karena berhubungan dengan penugasan ke kami untuk mengelola prasarana sarana pantai ini,” katanya.
Suharto, PNS dari Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, mengaku, dirinya dan beberapa temannya sampai harus menginap di hotel dekat kawasan Pantai Maju agar tidak terlambat datang ke acara peringatan HUT ke-74 RI.
”Sebelum-sebelumnya, kan, selalu upacara di Lapangan Banteng (Jakarta Pusat). Kalau cuma ke Lapangan Banteng, tidak perlu menginap. Ini, kan, lumayan jauh, daripada telat,” ujar Suharto, yang tinggal di kawasan Jonggol, Bogor, Jawa Barat.