Saya masih akan mengikuti banyak turnamen. Tolong ingat nama saya. Saya bukan Nishikori, saya Nishioka.
Kalimat itu diucapkan petenis Jepang, Yoshihito Nishioka, saat menjuarai turnamen ATP 250 Shenzhen, China, September 2018. Itu menjadi gelar pertama sejak Nishioka bersaing di arena tenis profesional pada 2014.
Nishioka mewanti-wanti penonton di Shenzhen untuk mengingat namanya. Itu karena Jepang lebih dikenal berkat petenis peringkat kelima dunia, Kei Nishikori, juga, petenis putri nomor satu dunia saat ini, Naomi Osaka.
Nama Nishikori, yang pernah menjadi petenis peringkat keempat dunia, posisi tertinggi yang pernah ditempatinya, pada 2015 , melambung ketika menjadi finalis Grand Slam AS Terbuka 2014. Nishikori menjadi petenis putra Asia pertama yang lolos ke final Grand Slam.
Sebagai petenis putra terbaik Asia, Nishikori pun menjadi idola petenis-petenis muda Jepang, termasuk Nishioka yang saat ini berusia 23 tahun. Maka, pertandingan melawan Nishikori pada babak kedua ATP Masters 1000 Cincinnati, AS, Rabu (14/8/2019), menjadi momen yang dinantinya. Itu menjadi pertemuan pertama mereka.
“Saya sangat senang bertanding melawan dia karena Kei adalah pahlawan tenis Jepang. Semalam, saya sampai tak bisa tidur,” kata Nishioka yang telah menjadi tunggal putra kedua Jepang, di bawah Nishikori, meski hanya berada pada peringkat ke-77 dunia.
Nishikori, yang memulai karier di arena tenis profesional tujuh tahun lebih awal, sebenarnya bukan orang asing bagi Nishioka. Pada masa yunior, Nishioka berlatih bersama Nishikori di Akademi Tenis IMG, Florida, AS.
“Pertama latihan bersamanya, sekitar enam atau tujuh tahun lalu. Saya selalu gugup saat berlatih bersama dia dan lebih gugup lagi ketika bertanding hari ini,” katanya.
Nishioka mungkin merasa gugup ketika melawan Nishikori, namun dia tak memperlihatkannya saat berada di lapangan. Dia tak membiarkan seniornya itu mendapatkan ritme permainan seperti yang diharapkan.
Nishioka tiga kali mematahkan servis Nishikori dari 12 kesempatan. Servis hingga kecepatan 193 kilometer per jam yang menghasilkan tiga as turut mengantarkannya pada kemenangan, 7-6 (2), 6-4.
“Saya akan mengecek berita, mudah-mudahan banyak yang membahas tentang kemenangan saya. Di tenis Jepang, Kei dan Naomi sangat terkenal. Saya ingin mengubah itu,” katanya dalam laman resmi ATP.
Pada babak ketiga, Jumat dinihari waktu Indonesia, Nishioka yang tampil sejak babak kualifikasi berhadapan dengan Alex de Minaur. Laga melawan petenis Australia berusia 20 tahun itu menjadi yang kelima dalam enam hari baginya. Nishioka pun kelelahan namun sangat berambisi melangkah lebih jauh untuk melampaui babak keempat ATP Masters 1000, yang merupakan hasil terbaiknya dalam turnamen level tinggi.
Dia juga berambisi menaikkan posisinya dalam peringkat dunia untuk mendekati Nishikori. “Mudah-mudahan banyak yang menonton penampilan saya setelah kemenangan hari ini,” ujar Nishioka.