Sebanyak 90 pesepeda yang tergabung dalam komunitas “Kompas Bike” menjelajahi Pulau Weh, Kota Sabang, Aceh, pada Jumat-Sabtu (16-17/8/2019).
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
SABANG, KOMPAS – Sebanyak 90 pesepeda yang tergabung dalam komunitas “Kompas Bike” menjelajahi Pulau Weh, Kota Sabang, Aceh, pada Jumat-Sabtu (16-17/8/2019). Selain untuk berwisata, peserta juga menyerahkan bantuan sepatu dan alat tulis kepada siswa. Kegiatan itu bagian dari merayakan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kehadiran "Kompas Bike" disambut oleh Wali Kota Sabang Nazaruddin. Sebanyak 360 pasang sepatu sumbangan Fladeo dan Matahari serta 170 paket alat tulis sumbangan pesepeda diberikan kepada siswa SD Negeri 11 Aneuk Laot dan SD Negeri 25 Iboh.
Menyeberang dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh, menuju Pelabuhan Balohan, Sabang, Jumat pagi, mereka langsung mengayuh pedal sepeda untuk menyusuri jalan kota. Suasana jalanan agak lengang, sepeda pun meluncur mulus di jalan aspal.
Para pesepeda itu terdiri dari berbagai profesi seperti pengusaha, dokter, manajer perusahaan, wartawan, dan karyawan swasta. Mereka berbagi hobi bersepeda mengelilingi Nusantara untuk menyelami kekayaan keindahan alam, kuliner, budaya, dan sosial masyarakat lebih dekat.
Koordinator kegiatan Jannes Eudes Wawa menuturkan, selama di Sabang, mereka akan mengunjungi beberap objek wisata, di antaranya Pantai Iboh, Tugu KM 0 Indonesia, dan menyusuri kota. Peserta menginap di Iboh. Pada Sabtu, 17 Agustus pagi, peserta akan mengunjungi KM 0 Indonesia sekaligus merayakan HUT Kemerdekaan RI.
“Sabang memiliki potensi wisata yang luar biasa, sayang jika tidak dikelola dengan serius,” kata Jannes.
Magnet wisata dan posisi Sabang sebagai "titik 0" Indonesia menarik minat peserta untuk berkunjung ke sana.
Para peserta berasal dari berbagai daerah, di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Bangka Belitung, Papua, dan Sumatera. Bahkan, ada juga peserta dari Malaysia. Jannes mengatakan, magnet wisata dan posisi Sabang sebagai "titik 0" Indonesia menarik minat peserta untuk berkunjung ke sana.
Kompas Bike terbentuk sejak tahun 2012 dengan anggota yang mengikuti berbagai acara perjalanan bersepeda yang dilakukan Harian Kompas. Tema yang selalu digaungkan selama perjalanan bersepeda itu yakni merajut nusantara dan mengenalkan Tanah Air.
Dhani, peserta dari Tangerang, Banten, menuturkan, sangat bahagia akhirnya bisa menapakkan kaki di Sabang. Dia sudah lama ingin mengunjungi kota paling barat Indonesia itu. Dhani menyisihkan uang dari gaji bulanan untuk membiayai perjalanan ini. “Semua keperluan kami tanggung sendiri, tidak masalah karena ini hobi,” katanya.
Menurut karyawan perusahaan otomotif itu, apa yang dia temukan di Sabang setimpal dengan apa yang dia keluarkan. Menikmati suasana alam yang asri dan tenang adalah sesuatu yang berharga. Apalagi, dia tinggal di kota yang juga semakin padat.
Pada hari pertama, peserta menempuh jarak 65 kilometer. Meski jalan menanjak, mereka terlihat menikmati. Saat menemukan pemandangan yang bagus atau warung yang menjual kelapa muda, mereka berhenti. Menikmati segarnya air kelapa muda dan berswafoto menyuntik energi untuk kembali mengayuh pedal.
Saat tiba di lokasi bermalam, Pantai Iboh, senyum mereka merekah. Saatnya istirahat dan mengisi perut dengan sepiring mi aceh.
Wali Kota Sabang Nazaruddin mengatakan, kehadiran komunitas membangun citra Sabang yang baik dan promosi wisata. Wisata merupakan salah satu sektor andalan Sabang. “Semakin banyak pengunjung, semakin hidup kota ini. Kami membuka diri untuk orang luar,” kata Nazaruddin.
Data dari Dinas Pariwisata Sabang, pada tahun 2016, jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 724.923 orang dan wisatawan asing sebanyak 10.038 orang. Pada 2017, kunjungan sebanyak 736.275 wisatawan nusantara dan 2.981 wisatawan asing. Kemudian, pada 2018, kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 709.506 orang dan wisatawan asing sebanyak 29.827 orang.
Kapal cepat sudah ada empat unit, sudah memadai. Namun, kapal feri hanya satu.
Nazaruddin menuturkan, pihaknya harus berjibaku membangun infrastruktur penunjang wisata, seperti perbaikan jalan, pelabuhan, pelayanan air bersih, dan armada pelayaran. Pelayaran ke Sabang dilayani kapal cepat khusus penumpang dan kapal feri ro-ro (roll on/roll off) yang dapat melayani penumpang dan kendaraan.
“Kapal cepat sudah ada empat unit, sudah memadai. Namun, kapal feri hanya satu,” kata Nazaruddin. Akan tetapi, kata Nazaruddin, tahun ini ada bantuan dari kementerian untuk pengadaan satu unit kapal ro-ro dan ditargetkan pada 2020 sudah beroperasi.