Markas Besar Polri menopang penegakan hukum kasus kebakaran hutan dan lahan di daerah, termasuk menarik kasus ke pusat. Selama 2019, sekitar 30.000 hektar lahan gambut terbakar.
PANGKALAN KERINCI, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan sekitar dua bulan terakhir segera memasuki babak baru. Polisi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyiapkan langkah hukum bagi perseorangan dan korporasi pembakar lahan.
Penegasan itu diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam kunjungan lapangan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, Selasa (13/8/2019). Riau merupakan daerah dengan tingkat kebakaran lahan gambut paling parah.
Hingga 1 Agustus, 135.749 hektar lahan terbakar, sekitar 30.000 hektar di antaranya terjadi di lahan gambut. Di Riau, 11 perusahaan sudah diperingatkan KLHK. Lima perusahaan ada kebakaran di dalam konsesinya, sedangkan enam perusahaan ada kebakaran di pinggirnya. ”Memang belum ada yang diproses (penegakan hukum), tetapi pemeriksaan sudah dimulai,” kata Siti Nurbaya.
Kapolri meminta Kepala Polda Riau tak ragu melakukan penegakan hukum kepada perseorangan ataupun korporasi. Demi tugas itu, Kapolri menurunkan tim asistensi dari Mabes Polri untuk memperkuat kerja jajaran polda.
”Kerja polda akan di-back up mabes. Kalau tidak efektif (pemeriksaan di polda), akan ditarik ke mabes,” kata Tito. Polda Riau telah menetapkan 27 tersangka perseorangan dan satu korporasi, PT SSS. Di Jambi, polda menyelidiki seluruh lahan konsesi korporasi yang terbakar. Pengusutan dan penegakan hukum melalui pemetaan melibatkan para ahli.
”Semua perusahaan yang (arealnya) terbakar akan kami selidiki,” kata Kepala Polda Jambi Inspektur Jenderal Muchlis seusai Asistensi dan Supervisi Tahap I Mabes Polri dalam Rangka Penanggulangan Menghadapi Karhutla Provinsi Jambi.
Kondisi lapangan
Pantauan Kompas, kebakaran di area konsesi korporasi menyebar di Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Sarolangun, dan Tebo. Salah satunya meluas dalam areal restorasi ekosistem Alam Bukit Tigapuluh (ABT) di Tebo. Direktur PT ABT Dody Rukman mengatakan, kebakaran tersebut terkait perambahan yang terorganisasi. Tim pemadam perusahaan sempat diintimidasi dan dicegat kelompok perambah saat menuju lokasi kebakaran. ”Kami perkirakan 80 hektar terbakar,” katanya.
Sehari sebelumnya, 100 hektar lebih lahan di Taman Nasional Tesso Nilo, di sekitar kamp gajah jinak WWF Indonesia Elephant Flying Squad, terbakar. Api kini bisa dipadamkan.
Setelah pemantauan udara di Riau, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pemadaman karhutla di Riau masih bisa menggunakan helikopter. Namun, TNI sudah menyiapkan pesawat Hercules dengan kapasitas angkut air lebih besar daripada helikopter.
Di Sumatera Selatan, lima helikopter pengebom air serta satu pesawat dan satu heli patroli disiapkan di Pangkalan Udara TNI AU Sri Mulyono Herlambang, Palembang. ”Satu unit datang satu minggu lalu,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori. Jumlah titik panas di Sumsel per 12 Agustus sebanyak 224 titik.
Kemarin, kabar duka datang dari tim teknisi darat helikopter bom air MI 8 RA 22583. Andrey Sushanov (43), yang baru sepekan di Indonesia dari Rusia, meninggal di RS Siloam Sriwijaya, Palembang, karena penyempitan pembuluh darah.
Sementara itu, di Jalan G Obos 14, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, petugas satuan polisi pamong praja menangkap H (44), terduga pembakar lahan. Ia mengaku diberi upah Rp 100.000 untuk membakar lahan. ”Kami berlima, tetapi saya enggak tahu ini lahan punya siapa. Saya cuma disuruh bakar saja,” katanya.
Di Kota Palangkaraya, kabut asap mengganggu warga beberapa hari terakhir. Ruang-ruang oksigen disiapkan di puskesmas-puskesmas, sedangkan untuk tim pemadam, petugas kesehatan disiapkan di posko. ”Ini juga menjawab tuntutan masyarakat terkait bencana asap tahun 2015. Pemerintah menyiapkan pengobatan gratis di rumah sakit khusus terdampak asap,” kata Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri.
Perbaikan lingkungan
Di Jakarta, Wapres Jusuf Kalla mengatakan, percuma pemadaman karhutla dilakukan jika tak diiringi konsistensi perbaikan dan pengelolaan lingkungan hutan. ”Lingkungan yang baik, tertata hutannya, akan ikut mendinginkan suhu panas. Jadi, perbaikan lingkungan penting untuk mencegah kebakaran hutan,” ujar Wapres dalam konferensi pers rutin.
Namun, itu semua memerlukan peran banyak pihak. Tanpa itu, segala upaya pemadaman yang mahal akan berulang. Di Riau, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan, pemadaman dari darat dan udara banyak menyedot biaya dan energi. Pencegahan akan lebih diintensifkan dan diutamakan, di antaranya mendekati para tokoh masyarakat dan adat.
Di tempat terpisah, Deputi Perencanaan dan Kerja Sama Badan Restorasi Gambut Budi S Wardhana menjelaskan, ongkos pemadaman pada 2015 sebesar Rp 2,5 triliun. Biaya pengobatan warga terdampak Rp 1,9 triliun, di luar kerusakan produksi, distribusi, perdagangan, dan penurunan nilai sumber daya.
(SAH/ITA/VIO/IDO/RAM/FRD/ICH/INA/EDN)