Indonesia mengusulkan daya tampung tenda-tenda serta toilet di Mina perlu diperbesar untuk kenyamanan jemaah haji. Pemerintah Arab Saudi memperhatikan serius usulan itu.
MINA, KOMPAS Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap Pemerintah Arab Saudi merenovasi fasilitas akomodasi jemaah haji di Mina. Menurut Menag, daya tampung tenda-tenda serta toilet di Mina perlu diperbesar untuk kenyamanan jemaah.
”Renovasi Mina menjadi kebutuhan dan semakin mendesak. Saya menyampaikan harapan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi agar tenda dan toilet di Mina dapat dibangun bertingkat,” ujar Lukman seusai bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammad Saleh bin Taher Benten, Minggu (11/8/2019) malam, di Mina, Arab Saudi.
Hadir pula pada kesempatan itu Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah bin Suleiman Mashat. Menteri Agama yang juga selaku amirulhaj didampingi Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Sekretaris Amirulhaj Muchlis M Hanafi, dan Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Endang Djumali.
Renovasi Mina menjadi kebutuhan dan semakin mendesak
Menag juga meminta agar pelayanan jalur cepat (fast track) diperluas bagi semua embarkasi di Tanah Air. Layanan jalur cepat yang dimaksud adalah bagian dari inisiatif Makkah Route, berupa layanan cepat yang diberikan untuk 225.000 anggota jemaah haji dari lima negara, yakni Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh, dan Tunisia. Melalui layanan ini, penyelesaian keimigrasian serta kesehatan dan bagasi jemaah diselesaikan di Tanah Air. Layanan ini baru dinikmati 70.000 anggota jemaah haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede dan Embarkasi Jakarta Bekasi.
Menurut Lukman, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi berjanji akan memperhatikan usulan Indonesia. Arab Saudi menaruh perhatian khusus kepada Indonesia karena jumlah jemaah hajinya terbesar.
Kesehatan
Hingga hari kedua jemaah haji berada di Mina, sebanyak 80 anggota jemaah Indonesia dirawat jalan di pos kesehatan di Mina. Sebanyak 127 anggota jemaah dirawat inap di Mekkah. Mayoritas yang rawat jalan karena batuk pilek, sementara yang rawat inap karena penyakit saluran pernapasan.
Hingga hari ke-37 penyelenggaraan haji Indonesia, Senin (12/8), jemaah haji Indonesia yang meninggal sebanyak 116 orang, dengan 73 orang meninggal karena menderita penyakit sistem sirkulasi.
Dari keseluruhan jemaah yang meninggal, menurut Data Kementerian Kesehatan, sebanyak 75 orang berasal dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Yusuf Singka berharap KBIH berperan aktif dalam memberikan informasi kesehatan, seperti pentingnya penggunaan masker dan payung, serta sering minum air dan makan buah-buahan. ”Hal yang tak kalah penting adalah mengontrol jemaah hajinya yang kelelahan untuk dianjurkan beristirahat,” kata Eka.