JAKARTA, KOMPAS - Tanpa kejuaraan besar dalam waktu yang berdekatan dengan Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss, pebulu tangkis Indonesia bisa lebih fokus dalam meraih gelar juara. Peluang itu, salah satunya dimiliki ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
“Tahun 2018, fokus agak terbagi dengan Asian Games. Kejuaraan Dunia memang selalu menjadi target setiap tahun, tetapi saat itu, fokus untuk Asian Games bisa dinilai agak lebih besar. Asian Games diselenggarakan empat tahun sekali dan di negara sendiri. Tahun ini, fokus bisa langsung ke Kejuaraan Dunia,” kata pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Pada 2018, Kejuaraan Dunia di China, 30 Juli-5 Agustus diselenggarakan dua pekan sebelum Asian Games Jakarta Palembang yang terdiri atas kategori beregu dan perorangan. Target menjadi juara dunia gagal didapat Kevin/Marcus karena terhenti pada perempat final. Namun, itu dibayar oleh medali emas Asian Games setelah mengalahkan sesama pemain Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, di final.
Tahun ini, kejuaraan bulu tangkis BWF sama padatnya dengan tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, Kejuaraan Dunia memiliki rentang waktu lebih panjang dengan ajang besar berlevel BWF World Tour Super 1000, yaitu Indonesia dan China Terbuka. Kejuraaan Dunia berlangsung sebulan setelah Indonesia Terbuka dan sebulan sebelum China Terbuka.
“Memang betul, tahun ini bisa lebih fokus ke Kejuaraan Dunia, tetapi jadwal tetap padat. Ini karena tahun ini berlangsung kualifikasi Olimpiade, atlet berburu poin dalam banyak turnamen,” kata Herry.
Setelah menjuarai Indonesia Terbuka, Kevin/Marcus tampil di Jepang dan Thailand Terbuka. Jepang Terbuka, yang juga dijuarai ganda berjulukan “Minions” itu berlevel Super 750, adapun Thailand adalah turnamen Super 500.
Jeda dua pekan antara Thailand Terbuka dan Kejuaraan Dunia dimanfaatkan Kevin/Marcus dan tiga pasangan ganda putra lainnya untuk memulihkan kekuatan lengan. Itu dilakukan dengan latihan menggunakan raket berat, raket dengan bobot sekitar tiga kali lipat dari yang biasa digunakan untuk bertanding (sekitar 80-an gram).
Latihan dilakukan dengan variasi satu melawan dua orang, dua melawan tiga, dan dua melawan empat orang dengan durasi tertentu. “Latihan dengan raket berat efektif mengembalikan kekuatan dalam waktu persiapan yang tak terlalu panjang,” kata Herry.
Selain mengembalikan kekuatan pukulan, Herry memfokuskan persiapan pada faktor non teknis. Kevin/Marcus diingatkan untuk mengontrol ambisi mereka menjadi juara dunia untuk pertama kalinya, setelah tersingkir pada perempat final Kejuaraan Dunia 2017 dan 2018.
Berdasarkan pengalaman menjadi pelatih nasional, Herry bercerita, ketika atlet memiliki ambisi berlebihan, efek buruk muncul sejak latihan. “Emosi pemain biasanya tinggi karena tak ingin melakukan kesalahan agar bisa juara. Tak hanya pemain, pelatih juga bisa seperti itu. Saya pernah merasakannya ketika atlet tak berlatih seperti yang saya harapkan, padahal saya sangat ingin mereka juara. Itu sebabnya, ambisi pun harus dikontrol,” kata Herry.
Marcus mengatakan hal yang sama. “Ketika motivasi tak terkontrol, saat main biasanya terburu-buru karena ingin cepat menang,” katanya.
Berbeda dengan saran yang diberikan pada Kevin/Marcus, Herry berusaha membangkitkan motivasi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto setelah mendapat hasil buruk pada lima turnamen terakhir. Mereka tersingkir pada babak pertama atau kedua dalam empat turnamen.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti meminta Fajar/Rian mencontoh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang masih memiliki motivasi tinggi untuk bersaing meski telah berusia 30 tahunan. “Hendra/Ahsan yang masih bisa juara turnamen besar dan berperingkat kedua dunia harus menjadi motivasi bagi Fajar/Rian. Mereka lebih muda, seharusnya bisa lebih baik,” kata Susy.
Ditempatkan sebagai unggulan ketujuh, Fajar/Rian mendapat bye pada babak pertama. Mereka akan berhadapan dengan Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan) atau Marcus Ellis/Chris Langridge (Inggris) pada babak kedua. Adapun Chung Yonny/Tam Chun Hei (Hongkong) atau Choi Solgyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan) akan menjadi lawan pertama Kevin/Marcus.
Hendra/Ahsan, yang juga berada paruh atas undian bersama Kevin/Marcus dan Fajar/Rian, akan berhadapan dengan pemenang Joshua Magee/Paul Reynolds (Irlandia) melawan Jelle Maas/Robin Tabeling (Belanda) pada laga pertama. Ganda putra lain yang akan mewakili Indonesia adalah Berry Angriawan/Hardianto.