Kangen, Pulang, Kepo, dan Ditikung
Empat kata yakni kangen, pulang, kepo, dan ditikung serta nada do, si, dan fa menjadi sumbangan penonton konser musik Inspirasi Cinta Yovie and His Friends, Rabu (7/8/2019) malam di Convention Hall Grand City Surabaya, Jawa Timur.
Empat kata yakni kangen, pulang, kepo, dan ditikung serta nada do, si, dan fa menjadi sumbangan penonton konser musik Inspirasi Cinta Yovie and His Friends, Rabu (7/8/2019) malam di Convention Hall Grand City Surabaya, Jawa Timur.
Keempat lema dan ketiga nada tadi disaring dari banyak usul yang diteriakkan penonton kepada biduanita Rossa Handiyani dan vokalis Hedi Yunus di panggung. Adibintang yakni komposer dan pencipta lagu Yovie Widianto “dipasung” di hadapan set piano dan keyboard oleh kedua penyanyi sahabatnya itu. Yovie cuma boleh bergeming sedangkan yang merespons ialah kedua pelantun dengan panggilan akrab Teteh Rossa dan Kang Hedon itu.
“Selingkuh? Jangan, sudah banyak,” ujar Hedi, salah satu vokalis grup musik Kahitna itu.
“Mantan? Lho itu sudah jadi judul lagu Mantan Terindah,” kata Rossa.
Akhirnya, kangen, pulang, kepo, dan ditikung yang diterima sebagai sumbangan lema. Selanjutnya, do, si, dan fa sebagai nada dasar untuk lagu. Yovie kemudian diminta “mengolah” keempat kata dan ketiga nada itu menjadi lagu baru. Yovie pun berlalu ke belakang panggung untuk menciptakan tembang anyar. Sementara sang pujangga memeras rasa dan karsa, panggung diisi penampilan Kahitna yang menghentak dengan hits Cerita Cinta dan Andai Dia Tahu. Lantunan kidung cinta mereka diselipi ocehan trio vokalisnya yakni Hedi Yunus, Carlo Saba, dan Mario Ginanjar tentang lagu-lagu percintaan ciptaan Yovie serta latar belakang kisahnya yang tetap misterius.
Di ruang tunggu, penyanyi yang terus naik daun, Muhammad Tulus, sedang duduk. Yovie tiba-tiba datang dan memaksa pemuda kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, itu untuk turut campur mengolah kata dan nada sumbangan penonton untuk dijadikan lagu baru. Vokalis hitam manis Glenn Fredly yang sedang mengopi juga kena getahnya diseret Yovie untuk turut terlibat. Kepusingan ketiga lelaki di belakang panggung itu kemudian ditampilkan di dua layar yang mengapit pentas dan lantas menjadi sasaran canda trio vokalis Kahitna.
“Rasain tuh semua, penonton sini memang hebat ngerjain mereka,” kata Hedi sambil terkekeh.
Setelah penampilan Kahitna dengan dua komposisi tadi, Yovie kembali ke panggung dan memanggil Glenn dan Tulus. Wajah mereka yang berkeringat kembali menjadi olok-olok ringan yang renyah tetapi mengundang decak kagum.
“Psst, diem dulu ah, jangan diketawain, nanti lupa,” ujar Glenn sambil mencoba memasang raut serius tetapi malah terlihat lucu dan membuat pecah tawa penonton.
Digoda oleh penonton dan teman-teman di panggung, mungkin bisa membuat Glenn agak lupa bagaimana membawakan komposisi baru yang dilahirkan secara mendadak dan dalam waktu super mepet itu.
Yang terang, empat kata dan tiga nada tadi akhirnya dapat menjadi sebuah lagu yang malam itu belum diberi judul. Tulus dan Glenn bergantian bernyanyi diiringi denting piano Yovie. Begini cukilan liriknya yang sempat terdengar dan ditulis “... Dan kulihat wajahmu di sana. Rasanya kepo ini…Begini rasanya aku ditikung. Begini rasanya cinta yang t’lah punah. Meskipun t’lah jauh engkau dariku. Dan rasa ini takkan pernah, hilang …”
Inspirasi Cinta
Cinta masih dan selalu menjadi tema komposisi dan lagu kreasi Yovie, lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat, tetapi sempat menempuh sekolah dasar di Surabaya. Di Ibu Kota Jawa Timur, kakek nenek tinggal di kawasan Tanjung Perak begitu juga kakak dan adik ayahnya. Yovie masih ingat menempuh pendidikan di SD Negeri Pacar Keling dan akrab dengan suasana Pasar Kembang dan Jalan Tambang Boyo. Lidah Sundanya tetap “berdamai” bahkan masih demen makanan berpetis khas jawatimuran antara lain rujak cingur, semanggi, tahu tek, tahu campur, dan tahu telur.
“Saya selalu kangen dan ingin pulang (konser) di sini,” kata Yovie.
Cinta adalah tema besar kemanusiaan yang tak pernah habis untuk diungkapkan, diekspresikan, dan sebagainya. Topik itu juga tak alergi merambati tanah waktu dan lintas generasi. Penonton konser dengan 3.200 tiket kelas festival, silver, gold, platinum, dan diamond yang ludes terjual dari remaja hingga lanjut usia. Ada yang jomblo dan nekat datang sendiri, remaja berkelompok, muda-mudi yang dalam masa pacaran, suami istri baru menikah, sudah beranak, bahkan yang membawa cucu.
Tak berlebihan jika kemudian Yovie membawa sobat-sobat yang lintas generasi untuk membawakan lebih dari 25 komposisi ciptaannya. Apalagi didukung penuh secara apik, resik, dan rapi oleh Stradivari Orchestra. Di panggung, 5 Romeo melantunkan "Ada Cinta", Mario Ginanjar dengan "Kasih Putih", Glenn Fredly menghadirkan "Engga Ngerti", "Satu Mimpiku", dan "Cukup Sudah", sementara Muhammad Tulus mendendangkan "Katakan Saja", "Takkan Terganti", dan "Dirantau". Kahitna mempercantik suasana dengan "Lajeungan", "Dia Milikku", "Lebih Baik Darinya", "Salahi Aku", "Pada Satu Cinta", "Tentang Diriku", "Cerita Cinta", "Andai Dia Tahu", "Merenda Kasih", "Soulmate", "Cantik", dan "Juwita".
Adapun Arsy Widianto, melantunkan "Peri Cintaku" dan "Suratku" bersama sang ayah, Hedi Yunus", yang lalu bersama Brisia Jodie mendendangkan "Dengan Caraku". Jodie membawakan "Harus Bahagia" dimana Arsy dan 5 Romeo menjadi penari latar.
Rossa menyanyikan "Bukan Untukku" yang dipopulerkan oleh Rio Febrian dan Kini. Rossa yang memohon maaf karena kurang enak badan menyampaikan catatan khusus tentang Bukan Untukku. “Ditawari Mas Yovie aku enggak berani makanya aku kasih lagu ini ke Rio Febrian karena takut jadi takdir. Liriknya dalem banget,” ujar diva jelita yang tampil dengan gaun kerlap kerlip itu.
Dudy Oris juga tampil setelah dipanggil dari bangku penonton untuk membawakan "Menjaga Hati" dan "Indah Kuingat Dirimu". Penyanyi kelahiran Surabaya ini bersama Yovie menjadi motor dan warna khas lagu-lagu Yovie & Nuno yang amat populer.
Kabut Sutra
Dalam video yang diputar sebelum konser, komposer Addie MS dan vokalis internasional Rick Price mengatakan, Yovie merupakan pencipta lagu berkategori “jenius”.
Bagi Kahitna terutama Hedi, dari kebersamaan selama 33 tahun terakhir, Yovie tak pernah kehabisan ide dari cinta. Yovie bisa membuat lagu dengan amat cepat dan dari nada sederhana tetapi hasilnya amat bagus dan ternyata menjadi hits. Cinta mungkin terkadang dilihat sebagai sesuatu yang sepele tetapi berdampak menggelegar. Mungkin ini gemblengan keluarga terhadap Yovie sehingga spektrum aliran musiknya begitu luas meski warna khas pop tetap dipertahankannya.
Yovie juga piawai dalam menganyam kata sehingga bermakna mendalam. Bacalah lirik-liriknya yang mampu mengaduk, meremas, bahkan mengkoret perasaan sehingga tak keruan. Dunia rekaan cintanya bukan sekadar menye-menye, jatuh hati, kasmaran, dan puitisasi perasaan. Di sana ada juga komitmen, pengkhianatan, perebutan, pertarungan, kenekatan, bahkan kebanalan.
Dari mana Yovie terinspirasi menciptakan lagu-lagu ngekngok tetapi berkedalaman makna itu? Yovie sih bilang dari membaca buku, menonton film atau drama, dan melihat suasana. Namun, personel Kahitna tak begitu saja percaya. Kedalaman makna dalam rangkaian lirik ciptaan Yovie seakan hanya bisa dilahirkan oleh yang merasakan peristiwa dalam lagu-lagu itu.
Misalnya dalam lagu "Salahi Aku". Komposisi itu mengungkapkan seseorang yang sudah berpasangan tetapi jatuh cinta lagi. Istilahnya mau khianat karena rumput tetangga lebih hijau. Di lirik lain, "Pada Satu Cinta" yang terinspirasi lagu kebangsaan "Bagimu Negeri" karya R Kusbini dikatakan Yovie ibarat sumpah seorang lelaki yang tak ingin serong lagi dari perempuan yang dicintainya. Dua lagu tadi, "Salahi Aku" dan "Pada Satu Cinta" jelas bertolak belakang.
Yovie memang misteri tetapi bukan berarti gelap. Ia juga bisa melucu bahkan amat kritis. Kita, katanya sempat terbelah akibat kontestasi politik. Ada cebong, kampret, dan cepret alias cebong-kampret. Namun, saat menikah, banyak di antara mereka yang menjadikan Janji Suci sebagai komposisi penghias ikatan abadi cinta itu. “Setidaknya, saya bisa mempersatukan perbedaan akibat politik dengan Janji Suci,” katanya disambut tawa beribu-ribu mulut.
Ah, Yovie, biar bagaimana pun, seperti pengakuan sendiri, dirimu adalah Manusia Biasa yang sesuai cukilan liriknya …”yang tak sempurna dan kadang salah …” Namun, yang terang, pengikutmu, penontonmu, pendukungmu seolah-olah individu bernyali tinggi karena mampu "Menjaga Hati". Mereka akan rela berkata “… biarkan aku menjaga perasaan ini, menjaga segenap cinta yang telah kau beri…”