Penantian panjang PSM Makassar untuk merayakan gelar juara telah berakhir usai menjuarai Piala Indonesia. Momentum ini menyisakan tantangan untuk mempertahankan konsistensi di kompetisi lainnya.
MAKASSAR, KOMPAS - PSM Makassar tampil sebagai juara Piala Indonesia setelah mengalahkan Persija Jakarta 2-0 pada laga final kedua di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Selasa (6/8/2019). Di hadapan 14.997 suporter yang memadati stadion itu, skuad “Juku Eja” ini pun bisa melepas dahaga juara yang sudah mereka rasakan selama 19 tahun.
Gelar juara ini menjadi akhir yang manis dari sebuah penantian panjang mengingat PSM terakhir kali mengangkat trofi ketika menjuarai Liga Bank Mandiri pada tahun 2000. Sejak saat itu PSM terus berbenah hingga hampir menjuarai Liga 1 2018. Namun, gelar juara Liga 1 musim lalu itu berhasil direbut Persija dengan selisih hanya satu poin.
Kemenangan di ajang Piala Indonesia juga semakin sempurna ketika dua pemain PSM mendapat penghargaan, yakni Asnawi Mangkualam dan Zulham Zamrun. Asnawi dinobatkan sebagai pemain muda terbaik, sedangkan Zulham sebagai pemain terbaik. Zulham juga menjadi pencetak gol terbanyak bersama pemain Persebaya Amido Balde.
Ini merupakan buah kerja keras PSM bertahun-tahun sehingga wajar apabila Pelatih PSM Darije Kalezic merasa sangat bahagia bisa menjadi bagian sejarah besar, yakni mengembalikan piala ke Makassar. “Saya sangat senang menjadi bagian dari PSM Makassar dan mengembalikan piala setelah 19 tahun. Di tim ini ada manajer, Munafri Arifuddin yang selama bertahun-tahun berusaha membuat tim ini menjadi juara. Malam ini saya berbahagia untuk dia,” kata Kalezic yang menggantikan pelatih lama Robert Alberts sejak awal musim ini.
Meneruskan proses yang telah dilakukan Alberts, Kalezic mampu membangun skuad yang solid dan agresif saat menyerang. Terbukti pada Selasa kemarin, pemain belakang PSM Aaron Michael Evans langsung mencetak gol pada menit keempat. Pada awal babak kedua, Zulham menambah keunggulan pada menit ke-49. Dua gol PSM itu tercipta melalui sundulan.
PSM mendapat keuntungan lebih ketika pemain Persija Sandi Sute diganjar kartu merah setelah mendapat dua kartu kuning. Mereka lebih mudah untuk menekan skuad “Macan Kemayoran”. Persija yang sebenarnya masih bisa menjuarai turnamen ini apabila mencetak satu gol, dan laga berakhir dengan kemenangan PSM 2-1. Pada laga final pertama, Persija sudah menang 1-0 dan mengantongi satu gol kandang.
Pelatih Persija Jakarta Julio Banuelos pun mengakui keunggulan PSM dan mengatakan bahwa pemainnya sudah melakukan yang terbaik. “Selamat kepada PSM Makassar. Ini pertandingan penting dan menarik. Kami hanya menyayangkan kartu merah (untuk Sandi) yang terlalu cepat dikeluarkan wasit,” katanya.
Namun, bagi pemain bintang Persija Bambang Pamungkas, kekalahan ini berarti penantian yang lebih panjang. Di usianya yang sudah mencapai 39 tahun, Bambang sudah pernah merasakan berbagai gelar juara dan penghargaan individu. “Hanya juara Piala Indonesia yang belum pernah. Gelar juara Piala Indonesia merupakan satu-satunya yang belum diraih baik secara tim maupun pribadi,” ujarnya.
Persija pernah tampil di final Piala Indonesia 2005. Namun, pada waktu itu mereka kalah dari Arema Malang dengan skor 4-3. Persija baru bisa tampil lagi di final Piala Indonesia pada tahun ini. Tidak banyak kesempatan lagi bagi Persija maupun klub-klub lain untuk merebut gelar juara Piala Indonesia karena sejak tahun 2012, turnamen ini sempat vakum hingga akhirnya digelar lagi pada 2018.
“Sekarang lupakan hasil malam ini dan fokus lagi ke liga untuk memperbaiki posisi,” kata Bambang. Saat ini Persija masih berada di zona degradasi atau peringkat ke-17 klasemen sementara Shopee Liga 1 karena baru menang sekali dalam 8 laga.
Kesetiaan suporter
Kemenangan PSM ini disambut para pendukungnya dengan meriah. Yel-yel kemenangan terus dilantunkan sejak peluit panjang ditiup hingga prosesi penyerahan piala usai dilakukan. Presiden The Macz Man sebutan untuk pendukung PSM, Ocha Alim, mengatakan kemenangan ini sudah sepantasnya mereka raih setelah segala perjuangan dilakukan PSM.
Kemenangan ini juga memberi semangat baru pada suporter yang tak henti mendukung PSM Makassar. Meski PSM selama ini berstatus tim “hampir menang”, para pendukungnya tetap setia dan tidak putus asa hingga akhirnya gelar juara itu bisa diraih kembali.
Kapten PSM Wiljan Pluim pun merasa bahagia dan bangga atas dukungan para suporter. “Silahkan para pendukung menikmati kemenangan ini dan kami akan kembali bekerja dan mempersiapkan diri untuk kemenangan berikutnya,” katanya.
Sama seperti Persija, PSM masih harus bekerja keras memperbaiki posisi di liga. Saat ini mereka baru menempati posisi ke-10 dengan 13 poin. Adapun PS Tira Persikabo masih di puncak klasemen dengan 26 poin.