Petenis Kanada Denis Shapovalov merayakan kemenangan atas petenis Perancis Pierre-Hugues Herbert, 6-3, 7-5, pada babak pertama turnamen Piala Rogers atau ATP Masters 1000 Kanada di Stadion IGA, Montreal, Quebec, Kanada, Senin (5/8/2019).
MONTREAL, SENIN - Turnamen tenis ATP Masters 1000 Kanada di Montreal tak hanya menjadi ajang persaingan bintang-bintang peringkat 10 besar dunia. Kejuaraan ini juga menyajikan persaingan bintang tuan rumah yang telah melahirkan dua petenis masa depan, Felix Auger-Aliassime (18 tahun) dan Denis Shapovalov (20).
Shapovalov, bahkan, telah memberi gebrakan pada dua tahun lalu ketika lolos hingga semifinal, di antaranya dengan mengalahkan Rafael Nadal pada babak ketiga. Membawa memori pada semifinal pertamanya di ajang turnamen Masters, Shapovalov berharap melakukan hal yang sama pada tahun ini.
Itu diawalinya dengan kemenangan atas Pierre-Hugues Herbert (Perancis), 6-3, 7-5, pada babak pertama, Senin (5/8/2019) waktu setempat. “Tentu saja, momen dua tahun lalu sangat berarti dalam karier saya. Momen itulah yang membuat saya tak sabar untuk kembali ke turnamen ini,” kata Shapovalov yang akan berhadapan dengan unggulan kedua, Dominic Thiem, pada babak kedua.
Momen tampil di depan publik sendiri itu sangat dinanti Shapovalov untuk memulihkan kepercayaan diri setelah meraih hasil buruk pada 2019. Dari 16 turnamen sebelum Kanada Masters, dia tujuh kali tersingkir pada babak pertama, termasuk dalam empat turnamen terakhir.
GETTY IMAGES/AFP/MITCHELL LAYTON
Petenis muda Kanada Felix Auger-Aliassime mengembalikan bola saat melawan petenis berpengalaman asal Kroasia Marin Cilic pada turnamen Citi Terbuka di Rock Creek Tennis Center< Washington, AS, Kamis 1/8/2019). Petenis berusia 18 tahun ini menjadi salah satu daya tarik pada turnamen tenis ATP Masters 1000 Kanada. Auger-Aliassime menggebrak tenis dunia dengan tampil pada semifinal Miami Masters, Maret lalu.
Melawan Herbert, Shapovalov memperlihatkan kembali semangat juangnya dalam setiap perebutan poin. Hal lain yang juga dikatakan menjadi kunci kemenangannya adalah menikmati pertandingan. “Bermain di rumah sendiri selalu menyenangkan, apapun hasilnya. Ini menjadi alasan mengapa saya bermain tenis,” katanya dalam laman resmi ATP.
Auger-Aliassime, remaja yang menggebrak tenis dunia dengan tampil pada semifinal Miami Masters, Maret, juga menantikan momen tampil di hadapan publik Kanada. Petenis yang lahir di Montreal itu menjalani babak pertama melawan rekan senegara, Vasek Pospisil, Selasa siang waktu setempat atau Rabu dinihari waktu Indonesia.
Pemenang dari pertandingan tersebut berhadapan dengan petenis Kanada lainnya, Milos Raonic. Petenis paling berpengalaman di antara petenis Kanada lainnya ini menang atas Lucas Pouille (Perancis), 6-4, 6-4.
“Sungguh gila, pemenang antara saya dan Vasek akan melawan petenis Kanada lainnya. Ini terjadi di hadapan publik sendiri. Kami berteman, tetapi hubungan itu harus dilupakan saat pertandingan,” kata Auger-Aliassime yang berusia 12 tahun ketika Raonic tampil pada final Kanada Masters 2013.
“Saya tumbuh dengan menyaksikan Milos. Dia telah menjadi inspirasi bagi saya dan petenis Kanada lainnya,” lanjut petenis termuda pada 30 besar dunia tersebut.
Menjadi petenis yang membuat sensasi dengan berada pada peringkat ke-21 dunia, naik dari 170 setahun sebelumnya ini, membuat mantan petenis nomor satu dunia, Andy Roddick, mengaguminya. Dia, bahkan, sangat yakin jika Auger-Aliassime akan menjadi penerus Roger Federer karena memiliki kesamaan dalam gaya bermain.
“Anda bisa memukul bola sekeras mungkin untuk mendapat poin, tetapi Federer tidak seperti itu. Dia menggunakan tenaganya dengan efektif. Itu pula yang dimiliki Felix,” kata Roddick.
Dari turnamen putri WTA Premier Toronto, unggulan ke-12, Angelique Kerber, dan Maria Sharapova tersingkir pada babak pertama. Kerber kalah dari Daria Kasatkina, 6-0, 2-6, 4-6. Adapun Sharapova dikalahkan Anett Kontaveit, 6-4, 3-6, 4-6.