Kiai Maimoen sebagai tokoh pemersatu, yang selalu mengingatkan santrinya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan RI.
Oleh
NASRU ALAM AZIZ
·2 menit baca
MEKKAH, KOMPAS – KH Maimoen Zubair, pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, dan tokoh sesepuh Partai Persatuan Pembangunan, telah tiada. Mbah Moen wafat dalam usia 91 tahun di RS An Noor, Kudai, Kota Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019) pukul 04.17 waktu setempat.
Kiai kharismatik itu berada di Tanah Suci sejak 29 Juli 2019 untuk menunaikan ibadah haji. Sehari sebelum berangkat, Mbah Moen sempat bersilaturahim dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Jenazah almarhum Mbah Moen sempat dishalatkan di Masjidil Haram usai shalat dhuhur, dipimpin Imam Masjidil Haram. Jenazah Maimun, dalam pengamatan Kompas, dibujurkan bersama enam jenazah lainnya di tempat khusus untuk shalat jenazah di area Gerbang Ismail. Area khusus tersebut lantas dipadati jemaah haji Indonesia yang sengaja datang untuk ikut shalat jenazah.
Di antara jemaah shalat jenazah, tampak Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin yang juga selaku amirulhaj, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Mereka berdiri di shaf depan. Sebelumnya, Lukman melepas jenazah Maimun di Kantor Daerah Kerja Mekkah.
Menteri Agama menyatakan kehilangan atas kepergian Ketua Majelis Syariah PPP itu meski harus ikhlas melepasnya. Lukman mengingatkan, "Kita punya kewajiban melanjutkan apa yang beliau sering sampaikan dalam ceramah-ceramahnya."
Dalam banyak kesempatan ceramah, Kiai Maimun selalu menekankan pentingnya senantiasa menjaga hubungan persaudaraan sesama muslim dan sesama bangsa Indonesia. "Di tengah keragaman tetap harus dikedepankan titik persamaan. Itu yang sering beliau ingatkan," ujar Lukman.
M Ulil Albab (19), santri Ponpes Bahrul Ulum, Jombang, yang pernah belajar di Ponpes Al-Anwar menyebut Kiai Maimoen sebagai tokoh pemersatu, yang selalu mengingatkan santrinya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan RI. Salah satu yang berkesan buat Ulil adalah, Mbah Moen tidak pernah absen memimpin shalat lima waktu, meskipun sedang sakit.
Usai dishalatkan, jenazah langsung kebawa ke Pemakaman Ma\'la, berjarak lima km dari Masjidil Haram. Jemaah asal Indonesia berebutan mengusung jenazah Kiai Maimun keluar dari masjid menuju mobil jenazah.