BOGOR, KOMPAS - Grafik penampilan pelompat jauh putra andalan Indonesia Sapwaturrahman terus menurun dalam delapan bulan terakhir atau sepanjang tahun ini. Kendati demikian, peraih perunggu lompat jauh Asian Games 2018 itu tidak mau menyerah. Atlet asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu berjanji akan memperbaiki performanya dan menyumbangkan prestasi terbaik untuk Indonesia minimal pada SEA Games 2019 di Filipina.
Pada final lompat jauh putra senior Kejurnas Atletik 2019 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/8/2019) petang, Sapwaturrahman memang meraih emas. Namun, capaian lompatannya hanya 7,29 meter. Itu adalah capaian yang jauh di bawah rekor terbaiknya, yakni 8,09 meter ketika meraih perunggu Asian Games 2018.
Sapwan, sapaan Sapwaturrahman, pun tidak memungkiri performanya terus menurun pada 2019 ini. Hal itu tampak dari tiga kejuaraan yang telah diikutinya sebelum Kejurnas Atletik 2019. Saat meraih emas di Grand Prix Malaysia Terbuka pada Maret lalu, lompatannya 7,97 meter.
Kemudian, grafiknya menurun dengan lompatan 7,72 meter pada kualifikasi Kejuaraan Asia Atletik 2019 di Doha, Qatar pada April lalu. Dia juga gagal mencatat lompatan sah di final Kejuaraan Asia 2019. Terakhir, Sapwan mencatat lompatan sejauh 7,77 meter di Grand Prix Taiwan Terbuka pada Mei lalu.
Menurut Sapwan, dirinya memiliki masalah dengan check mark keduanya. Ia memiliki dua check mark, yakni untuk awalan lari berjarak 32,50 meter dari titik untuk melakukan lompatan dan untuk aba-aba take off berjarak 12 meter dari titik untuk melakukan lompatan.
Ketika langkah kakinya kurang tepat mendekati check mark kedua, biasanya psikologisnya terpengaruh. Dia bisa menjadi emosional untuk mengejar langkah kaki yang tepat di titik lompatan atau justru melambatkan diri agar langkah kakinya tepat di titik lompatan.
Kedua hal itu berpengaruh buruk pada hasil lompatan. Dengan menambah kecepatan, itu berpotensi membuat dirinya melewati titik lompatan, sehingga lompatannya tidak sah. Adapun jika mengurangi kecepatan, akan membuat kekuatan untuk take off berkurang.
Pada final lompat jauh Kejurnas Atletik, terlihat sekali Sapwan sangat terpengaruh dengan check mark keduanya. Tak pelak, lompatannya tidak sah sebanyak lima kali dari enam kali percobaan yang ada. Praktis hanya lompatan ketiga dengan jarak 7,29 meter yang sah. Lompatan itu pun terkesan lompatan aman.
Kendati demikian, Sapwan mengaku dirinya tidak pasrah. Ia terus berusaha mengakali agar ia bisa melompat dengan optimal tanpa didiskualifiasi atau dianggap tidak sah. Untuk kali ini, ia mencoba tidak lagi berpatokan dengan check mark kedua. Ia akan mencoba berlari setenang dan sebaik mungkin saja dari awalan lari sampai titik untuk melakukan take off.
"Tidak ada alasan yang tepat untuk grafik saya yang menurun saat ini. Tapi, saya terus berusaha untuk memperbaikinya. Saya tetap yakin bisa lebih baik dan memberikan prestasi terbaik untuk Indonesia minimal di SEA Games nanti," ujar Sapwaturrahman, atlet lompat jauh pertama Indonesia yang menembus lompatan sejauh 8 meter.
Peluang berat
Melihat grafik seperi itu, peluang Sapwan meraih medali di SEA Games 2019 akan berat. Merujuk hasil SEA Games 2017 di Malaysia, peraih medali emas adalah atlet Vietnam Bui Van Dong dengan lompatan 7,83 meter, perak oleh atlet Indonesia Suwandi Wijaya dengan lompatan 7,78 meter, dan perunggu oleh atlet Filipina Janry Ubas dengan lompatan 7,75 meter.
Performa menjelang ajang multi cabang sangat memengaruhi hasil atlet bersangkutan saat ajang tersebut berlangsung. Contohnya Sapwan sendiri, ia bisa meraih perunggu Asian Games 2018 karena memang grafik performanya terus menanjak sebelum pesta olahraga negara-negara Asia itu.
Sebelum Asian Games 2018, Sapwan dua kali memecahkan rekor nasional lompat jauh. Perttama, ketika dia melompat sejauh 7,90 meter pada Pomnas 2018 di Makassar, Sulawesi Selatan, April 2018. Kedua, saat dia melompat sejauh 7,98 meter di Korea Selatan Terbuka 2018, sebulan sebelum Asian Games.
"Tapi, tidak ada yang tidak mungkin. Sebenarnya, hasil lompatan saya sudah bagus kalau lompatan itu sah. Dan, nomor lompat jauh memang sangat dipengaruhi keberuntungan. Saya yakin akan lebih baik saat SEA Games nanti," kata Sapwan penuh keyakinan.
Alvin kian menjanjikan
Saat Sapwan gagal meningkatkan performanya, beberapa atlet lain justru bisa terus meningkatkan performanya. Salah satu yang paling menonjol adalah atlet putri spesialis lari gawang 400 meter dan sprint 200 meter Alvin Tehupeiory.
Setelah tampil mengesankan pada babak penyisihan dan final nomor lari 100 meter putri senior, antara lain membukukan waktu 11,64 detik ketika meraih emas 100 meter putri, Alvin kembali tampil baik di babak penyisihan lari 200 meter putri senior. Dalam lomba yang berlangsung di Stadion Pakansari, Sabtu pagi, Alvin bisa mencapai waktu 23,91 detik di babak penyisihan nomor 200 meter tersebut.
Itu adalah waktu terbaik Alvin di nomor 200 meter. Atlet asal Maluku itu pun nyaris memecahkan rekor seniornya asal Maluku, yakni Irene Joseph ketika membukukan rekornas dengan waktu 23,83 detik pada 17 Juli 1999 atau sepuluh tahun silam.
"Saya bersyukur bisa terus tampil baik. Semoga ini bisa terus berlanjut saat SEA Games 2019 dan saya bisa meraih prestasi yang baik di ajanb itu nanti," tutur Alvin yang kini berusia 24 tahun tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung menyampaikan, pihaknya mengamati performa atlet yang ada di Kejurnas Atletik 2019 ini. Bagi atlet muda potensial, mereka akan direkrut ke pelatnas jika menunjukkan performa yang apik. Mereka akan jadi bagian program jangka panjang PB PASI.
Sementara itu, bagi atlet senior yang menunjukkan grafik positif, mereka akan jadi andalan di SEA Games 2019 nanti atau program jangka pendek. Dari nomor sprint terutama, atlet senior tercepat dapat prioritas untuk diikutkan ke SEA Games. "Melihat Alvin baik di nomor 100 dan 200 meter, dia bisa turun di salah satu atau kedua nomor itu pada SEA Games nanti," tegas Tigor.