Antisipasi Teror, Prajurit Indonesia-Filipina-Malaysia Berlatih di Tarakan
Para serdadu TNI, AFP (Filipina), dan Askar Diraja Malaysia melakukan latihan bersama di Tarakan, Kalimantan Utara. Tujuannya, meningkatkan kemampuan operasi bersama di darat sebagai antisipasi kejahatan trans-nasional dan memberi efek gentar kepada aktivitas kelompok teroris di daerah perbatasan.
Oleh
Iwan Santosa
·2 menit baca
Para serdadu TNI, AFP (Filipina), dan Askar Diraja Malaysia melakukan apel bersama di lapangan Batalyon 613 Raja Alam, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, untuk pembukaan latihan Indomalphi 2019. Para prajurit tersebut sejak Senin (29/7/2019) mengadakan latihan bersama untuk melatih kemampuan teknis dan pertempuran jarak dekat.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen (TNI) Sisriadi yang dihubungi hari Jumat (2/8/2019) mengatakan, latihan tersebut sebagai bagian dari inisiatif kerja sama kontra terorisme tiga negara. Selain pasukan dari tiga negara ASEAN, turut hadir pengamat dari Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura.
”Latihan Indomalphi 2019 dihadiri setiap negara dengan pasukan setingkat kompi dan pengamat. Latihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan operasi bersama di darat sebagai antisipasi kejahatan trans-nasional dan memberi efek gentar kepada aktivitas kelompok teroris di daerah perbatasan,” kata Sisriadi.
Sebelumnya, delegasi Indonesia-Malaysia-Filipina mengadakan pertemuan dua hari di Bali, yakni Rabu-Kamis atau 31 Juli-1 Agustus 2019, untuk mematangkan kerja sama latihan trilateral.
Adapun latihan di Tarakan dibuka Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI Mayjen (TNI) Rizerius Eko yang akan berlangsung hingga tanggal 8 Agustus 2019. Setahun silam digelar latihan Table Top Exercise (TTE) dan pelatihan tembak runduk (sniper).
Beberapa waktu lalu Menhan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menyatakan pentingnya mengantisipasi generasi ketiga teroris, terutama dari kelompok yang kembali dari Timur Tengah setelah Negara Islam di Irak dan Suriah(NIIS/ISIS) dihancurkan. Sebagian dari mereka kembali ke Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Latihan bersama, menurut Menhan Ryacudu, sangat penting agar aparat Indonesia, Malaysia, dan Filipina mengenal medan operasi mereka di daerah perbatasan.
Kawasan Kalimantan Utara, pesisir timur Sabah, Kepulauan Sulu, yakni Basilan-Sulu dan Tawi-Tawi serta Kota Zamboanga yang mengitari sebelah barat Laut Sulu, adalah daerah strategis yang rawan terhadap gangguan keamanan dan serangan teroris.
Latihan patroli bersama Angkatan Laut Indonesia-Malaysia-Filipina pernah digelar pada Februari 2019. Pergerakan penduduk dan pekerja dari Filipina-Indonesia ke pesisir Sabah selama berabad-abad berjalan alamiah yang kini diwarnai potensi ancaman terorisme dan kejahatan lintas negara.
Pada 2017, kelompok teroris Maute yang berafiliasi ke NIIS telah menguasai dan menghancurkan Kota Marawi, kota berpenduduk Muslim terbesar di Filipina.
Mayoritas penduduk Marawi, menurut mantan dosen Universitas Filipina Mindanao, Suhardi, adalah keturunan warga Minangkabau dan Palembang yang datang berabad silam di kawasan tersebut.
”Banyak kemiripan budaya dan hubungan kekerabatan antara warga Indonesi-Filipina selatan-Sabah,” kata Suhardi yang kini menjadi Wakil Direktur Pascasarjana di Universitas Bhayangkara, Jakarta.