Muhammadiyah Harus Terus Berkomitmen Memajukan Bangsa Tanpa Pamrih
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, Muhammadiyah harus tetap menjadi suluh pergerakan kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Muhammadiyah juga harus terus berkomitmen memajukan bangsa tanpa pamrih.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
Suasana pembukaan acara soft launching Muktamar Muhammadiyah Ke-48 dan Muktamar Aisyiyah Ke-48 Tahun 2020 di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (31/7/2019).
SUKOHARJO, KOMPAS — Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, Muhammadiyah harus tetap menjadi suluh pergerakan kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Muhammadiyah juga harus terus berkomitmen memajukan bangsa tanpa pamrih.
Hal itu dikatakan Haedar saat menyampaikan sambutan pada acara soft launching Muktamar Muhammadiyah Ke-48 dan Muktamar Aisyiyah Ke-48 Tahun 2020 di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (31/7/2019) malam.
Muhammadiyah harus terus menggelorakan semangat dakwah agar betul-betul menjadi gerakan Islam yang bisa membawa pada kemajuan dan pencerahan bagi masyarakat luas.
Haedar mengatakan, Muktamar Muhammadiyah Ke-48 mengangkat tema ”Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta”, sedangkan Muktamar Aisyiyah mengusung tema ”Perempuan Berkemajuan Mencerahkan Peradaban Bangsa”. Muktamar Muhammadiyah akan digelar di Gedung Edutorium UMS pada 1-5 Juli 2020. Gedung Edutorium UMS itu kini masih dalam tahap pembangunan.
Dalam sambutannya, Haedar mengatakan, selain persiapan untuk menyelenggarakan muktamar, Muhammadiyah harus terus menggelorakan semangat dakwah agar betul-betul menjadi gerakan Islam yang bisa membawa kemajuan dan pencerahan bagi masyarakat luas.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan pada acara soft launching Muktamar Muhammadiyah Ke-48 dan Muktamar Aisyiyah Ke-48 Tahun 2020 di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (31/7/2019).
”Muhammadiyah bukan akan, tetapi Muhammadiyah telah berbuat, berkiprah untuk bangsa, negara, dan umat manusia selama satu abad lebih. Tetapi, kita menyadari betul, masih banyak hal yang kurang dalam perjalanan pergerakan kita. Karena itu, ke depan kita harus tetap menjadi suluh pergerakan kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” tuturnya.
Haedar menambahkan, Muhammadiyah juga harus terus memiliki komitmen untuk memajukan bangsa Indonesia tanpa pamrih. Itu merupakan karakter Muhammadiyah. Dengan semangat kemandirian dan kekuatan dari dalam, Muhammadiyah bisa maju dan memajukan bangsa. Untuk dapat terus maju, kebersamaan umat Islam ataupun bangsa harus terus dirawat dan dibangun.
”Satu di antara yang menjadi tantangan yang perlu kita jawab, setidaknya satu tahun ke depan sambil terus kita mempersiapkan muktamar, adalah bagaimana Muhammadiyah dan juga kekuatan-kekuatan Islam di republik ini terus menjadi pemandu kehidupan beragama di kalangan umat Islam khususnya, dan warga bangsa pada umumnya, yang terus menanamkan benih-benih yang membawa spirit kemajuan, pencerahan, sekaligus di dalamnya Islam yang membawa damai, Islam yang membangun kebersamaan. Kita sebagai umat Islam ataupun bangsa tidak akan menjadi maju dan besar jika tercerai-berai,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, sejak dulu Muhammadiyah telah ikut berandil besar memajukan Indonesia. Pihaknya berharap, dari penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Jawa Tengah, akan ada gerakan besar untuk menyatukan NKRI.