20 Saksi Diperiksa Polisi untuk Penyerangan di Empat Lawang
Hingga kini, kondisi di Empat Lawang, Sumatera Selatan, sudah kondusif. Polisi sudah dikirim mengamankan lokasi bentrokan dengan warga.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
EMPAT LAWANG, KOMPAS - Empat polisi yang bertugas di Polsel Ulu Musi dan lima warga desa Tanjung Raman, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang mengalami luka tembak dan luka tusuk akibat bentrok. Bentrok disebabkan sekelompok masyarakat yang tidak terima salah satu warganya ditangkap karena kasus pengancaman. Hingga saat ini, sekitar 20 saksi sudah diperiksa polisi dan dimungkinkan muncul tersangka baru.
Kepala Kepolisian Resor Empat Lawang Ajun Komisaris Besar Eko Yudi Karyanto, Kamis (1/8/2019) menerangkan, empat polisi yang terluka adalah Inspektur Dua Polisi Arsan Fadjri dan Ajun Inspektur Polisi Dua Darmawan yang mengalami luka tusuk, sedangkan dua polisi mengalami luka tembak adalah Brigadir Polisi Dua Teja dan Brigadi Polisi Satu Agus. Mereka dirawat di RS Siloam Lubuklinggau.
Sementara, lima warga dengan luka tembak masih dirawat di RS Umum Tebing Tinggi. "Semua korban luka sudah siuman. Hanya saja, Arsan, anggota polisi yang mengalami luka tusuk masih membutuhkan bantuan pernapasan," katanya.
Hingga kini, kondisi di Empat Lawang sudah kondusif, polisi sudah dikirim mengamankan lokasi. Penyidik polisi juga telah memeriksa lebih dari 20 saksi untuk mengembangkan kasus ini. “Sekarang arahnya sudah ke penyerangan. Bukan tidak mungkin dari saksi tersebut akan ditemukan tersangka baru,” katanya.
Tidak hanya itu, ujar Eko, sejumlah tokoh masyarakat yang berpengaruh di Empat Lawang juga bergerak menenangkan situasi. Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad juga turut memantau situasi sejak Kamis dini hari.
Eko mengungkapkan, peristiwa ini bermula dari upaya polisi menangkap Erwin yang dilaporkan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atas kasus pengancaman. Polisi menemukan Erwin di lokasi pengumpulan batu bersama tujuh temannya. “Saat itu, polisi sebenarnya ingin menyelesaikan kasus ini dengan damai. Namun, terjadi kesalahpahaman,” ungkapnya.
Kedelapan warga langsung melakukan penyerangan menggunakan sejata tajam. Dua polisi, yakni Damawan dan Arsan, mengalami luka tusuk di perut dan tangannya. Melihat adanya penyerangan, petugas mengeluarkan tembakan peringatan dan mengenai dua warga, yakni Erwin dan Erwan. Keempatnya langsung dibawa ke RSUD Tebing Tinggi untuk mendapatkan perawatan.
Namun, sekitar pukul 21.00 WIB, sekitar 50-70 orang warga Tanjung Raman datang ke RSUD Tebing Tinggi untuk menyerang. “Mereka datang menggunakan truk dan membawa senjata tajam, serta dua senjata api rakitan,” kata Eko. Mereka datang untuk menjemput warga yang sedang dirawat dan menyerang petugas kepolisian yang ada di RSUD tersebut.
Dalam proses penyerangan tersebut dua polisi kena luka tembak, yakni Teja dan Agus. Adapun warga yang mengalami luka tembak lainnya belum diketahui identitasnya, karena belum siuman di RSUD Tebing Tinggi.
Melihat situasi yang mencekam itu, empat polisi yang menjalani perawatan dipindah ke RS Siloam Lubuklinggau. Setelah itu, petugas menangkap puluhan warga dan menyita 12 senjata tajam dan tiga pucuk senjata api yang digunakan menyerang polisi di RS tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Komisaris Besar Supriadi menerangkan, untuk mengendalikan situasi di daerah tersebut, Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Firli menginstruksikan melakukan pergeseran pasukan dari sejumlah wilayah terdekat dibantu pasukan Brimob dari Polda Sumsel.
Pasukan terdiri atas 56 personel dari Polres Lahat, 24 personel dari Polres Lubuklinggau, 41 personel dari Polres Musi Rawas, dan 45 personel dari Polres Pagar Alam. Selain itu, dikerahkan juga 75 personel dari Brimob Polda Sumsel. “Saat ini, pasukan sudah diberangkatkan ke sana,” ungkapnya.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya menerangkan, pihaknya masih menunggu laporan resmi polisi.