Australia Patahkan Proposal China untuk Kelola Puncak Antartika
Australia membuyarkan ambisi China untuk mengelola puncak tertinggi kutub selatan Antartika di dalam kawasan yang diklaim oleh Australia.
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS — Australia membuyarkan ambisi China untuk mengelola puncak tertinggi kutub selatan Antartika di dalam kawasan yang diklaim oleh Australia.
Proposal itu didiskusikan pada pertemuan tahunan para diplomat urusan Antartika bulan ini di Ceko. Usaha China untuk memberlakukan pedoman perilaku di kawasan yang berada 4.000 meter di atas permukaan laut yang dikenal sebagai ”Dome A” itu tidak mendapat dukungan dari Australia.
Dome A merupakan lokasi terbaik di bumi untuk melakukan observasi ruang angkasa karena ketinggiannya dan kejelasan letaknya yang istimewa.
Pedoman yang diajukan China ”tidak memiliki status formal dalam Sistem Perjanjian Antartika (Antartic Treaty)”, menurut pernyataan tertulis Departemen Luar Negeri Australia yang dikutip oleh Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Akses bersama
Di Antartika, kawasan yang sama kadang diakses bersama oleh sejumlah negara untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Satu negara atau sekumpulan negara akan bertanggung jawab atas kerja sama ini.
Pedoman tersebut merupakan usaha China yang paling akhir untuk mengelola aktivitas di kawasan yang jauh ini. China merupakan satu-satunya negara yang memiliki basis di Antartika.
Lima tahun lalu China mengusulkan ”kawasan kelola khusus” untuk perlindungan lingkungan dan untuk mengoordinasi aktivitas di kawasan ini. Setelah usul ini gagal, China menggantinya dengan pedoman perilaku dua tahun lalu. Tampaknya proposal ini pun gagal di pertemuan Praha.
Australia secara konsisten bersikap bahwa pedoman apa pun yang diajukan China tidak bisa mengikat negara-negara lain.
China ”merasa kecewa karena merasakan betapa sulitnya memuaskan setiap pihak dalam menyusun pedoman perilaku walaupun sudah berusaha selama bertahun-tahun.”
Konsensus
Perjanjian Antartika mengharuskan tercapainya konsensus dari semua negara sebelum sesuatu yang baru, seperti pedoman perilaku, dapat diberlakukan. Rapat-rapat Perjanjian Antartika tertutup bagi media dan posisi setiap negara dalam topik tertentu jarang diumumkan.
Anne-Marie Brady, peneliti politik kutub dari Universitas Canterbury yang hadir di Praha, mengatakan, pedoman perilaku China hanya berlaku bagi personel China.
”Setiap inisiatif pemerintah diawasi ketat oleh negara-negara anggota Antartika untuk mencegah ada preseden. Jadi, ada kekhawatiran atas pedoman perilaku yang disampaikan dalam pertemuan,” kata Brady, seperti dikutip ABC.
Juru bicara Kemlu Australia mengonfirmasi bahwa China berhak untuk membuat pedoman sendiri untuk aktivitasnya di kawasan ”Dome A”.
Don Rothwell, profesor hukum internasional dari Universitas Nasional Australia, mengatakan, pedoman perilaku yang akan diberlakukan kepada pihak di luar ilmuwan China serta staf pendukungnya terlihat seperti usaha untuk merebut kedaulatan.
”Ini bukan saja tidak konsisten dengan Perjanjian Antartika, tetapi juga dengan klaim teritori Australia di Antartika,” tuturnya, seperti dikutip ABC.
Australia mempertahankan klaimnya atas 42 persen Antartika berdasarkan penjelajahannya pada awal abad ke 20 walaupun klaim itu tidak diakui oleh sebagian besar negara anggota. Perjanjian Antartika yang dibuat tahun 1959 itu meruntuhkan semua klaim teritorial.
Namun, Tony Press, mantan kepala Divisi Antartika Australia, mengatakan, Jumat (27/7/2019), bahwa lokasi Dome A yang berada di dalam wilayah yang diklaim Australia tidak relevan untuk dinegosiasikan dari segi soal pedoman perilaku.
”Saya berkutat soal Antartika selama dua dekade dan pandangan Australia soal Dome A tidak dilihat oleh pejabat-pejabat Australia dari segi kedaulatan,” tulisnya di The Interpreter yang dipublikasikan oleh Lowy Institute.
”Pada pertemuan Perjanjian Antartika 2019 di Praha, China berperilaku konstruktif dalam banyak sektor. Saya yakin perbedaan pendapat dapat diatasi dan konsensus bisa tercapai dalam membahas masalah-masalah yang pelik, tetapi itu perlu kepercayaan,” ujarnya, seperti dikutip ABC.
Peneliti-peneliti Australia sudah bekerja sama dengan peneliti-peneliti China di Stasiun Kunlun yang jauh sejak stasiun itu dibangun pada 2009. Kunlun berada 1.250 kilometer dari Zhongshan, stasiun pantai China yang berada di dekat Stasiun Davis milik Australia.
Dalam menyiapkan pembuatan landasan pacu pertama di Antartika di dekat Stasiun Davis, Australia akan membentuk tim yang beranggotakan dua personel survei Angkatan Darat.