Kontroversi mewarnai perhelatan bergengsi Balap Ketahanan Dunia Suzuka 8 Hours, Minggu (28/7/2019), di Jepang. Tim Kawasaki Racing, yang gagal finis, dinyatakan sebagai juara balapan itu setelah melayangkan protes pada Minggu malam.
Oleh
Yulvianus Harjono dari Suzuka Jepang
·2 menit baca
SUZUKA, KOMPAS — Kontroversi mewarnai perhelatan bergengsi Balap Ketahanan Dunia Suzuka 8 Hours, Minggu (28/7/2019), di Jepang. Tim Kawasaki Racing, yang gagal finis, dinyatakan sebagai juara balapan itu setelah melayangkan protes pada Minggu malam.
Pebalap Kawasaki yang juga mantan juara dunia Superbike, Jonathan Rea, mengalami kecelakaan di tikungan ketiga dan tidak bisa melanjutkan balapan. Tragisnya, kecelakaan yang dipicu tumpahan oli di lintasan itu terjadi kurang dari dua menit menjelang berakhirnya balapan yang berlangsung nyaris delapan jam sejak Minggu siang hingga malam hari itu. Balapan pun langsung dihentikan menyusul kecelakaan itu.
Yamaha Factory Racing, tim peringkat kedua yang tertinggal jauh, yaitu 20 detik dari Kawasaki yang memimpin jalannya balapan sebelum kecelakaan itu, sempat dinyatakan sebagai pemenangnya. Mereka bahkan merayakan kemenangan itu di podium bersama Red Bull Honda dan TSR Honda Perancis yang masing-masing naik sebagai peringkat kedua dan ketiga.
Namun, setelah balapan itu, tim Kawasaki mengajukan protes kepada Direktur Lomba Suzuka 8 Hours. Mereka berargumen, klasifikasi hasil lomba seharusnya diperhitungkan pada putaran terakhir sebelum dikibarkannya bendera merah alias dihentikannya balapan itu. Saat itu, Kawasaki tengah memimpin jalannya balapan dengan margin 18,720 detik dari Yamaha.
Otoritas Suzuka 8 Hours lantas menerima argumen itu dan merevisi hasil balapan di seri kelima Kejuaraan Dunia Ketahanan (EWC) musim 2018-2019 tersebut. Berkat protes itu, Kawasaki meraih kemenangan pertamanya di Suzuka 8 Hours sejak 1993. Sebaliknya, hasil itu memutus dominasi Yamaha, tim yang selalu memenangi balapan itu empat tahun terakhir.
Hasil balapan di Suzuka itu juga membuat tim SRC Kawasaki Perancis menjadi juara dunia EWC 2018-2019 dengan dramatis. Meskipun hanya finis di peringkat ke-12, posisi itu cukup mengantarkan mereka menjadi juara dengan menyisihkan rival utamanya, tim Suzuki Racing, yang gagal finis seusai mengalami kerusakan mesin pada lima menit menjelang berakhirnya balapan itu.