Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019), jauh berkurang dibandingkan erupsi dua hari sebelumnya. Sebagian kawasan wisata mulai dibersihkan dari abu vulkanik sebelum dibuka agar tidak membahayakan pengunjung dan warga.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat, Minggu (28/7/2019), jauh berkurang dibandingkan erupsi dua hari sebelumnya. Sebagian kawasan wisata mulai dibersihkan dari abu vulkanik sebelum dibuka agar tidak membahayakan pengunjung dan warga.
Gempa tremor yang menjadi ukuran aktivitas vulkanik di Gunung Tangkuban Parahu berkurang jauh dibandingkan saat erupsi pada Jumat (26/7/2019) sore. Dari pengamatan seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, hingga Minggu pukul 15.00, amplitudo getaran berkisar 0,5-1,5 milimeter. Ini jauh lebih kecil jika dibandingkan saat erupsi yang mencapai lebih dari 50 milimeter.
Kepala Pos Pengamatan Hendri Deratama mengungkapkan, penurunan amplitudo getaran tremor menandakan penurunan aktivitas vulkanik yang signifikan. Namun, petugas tetap bersiaga mengamati aktivitas gunung karena peningkatan bisa terjadi kapan saja.
Penurunan amplitudo getaran tremor menandakan penurunan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Kawah Ratu yang sebelumnya erupsi pun tidak mengeluarkan asap tebal yang membubung tinggi. Hanya asap putih keluar teratur dari mulut kawah dan dibawa angin setelah membubung puluhan meter ke udara. Namun, hampir seluruh kawasan sekitar kawah berubah warna menjadi abu-abu akibat abu vulkanik yang terlontar saat erupsi.
Di sekitar kawah, puluhan petugas taman wisata dan unsur lain membersihkan abu vulkanik yang menutupi jalan dan bangunan. Ketebalan abu lebih dari 1 sentimeter. Sejumlah cendera mata yang tidak sempat disimpan pun terpapar abu di depan kios.
Area parkir utama hingga tikungan pertama kawah sepanjang lebih kurang 500 meter adalah kawasan yang terlebih dahulu dibersihkan. Adapun kawasan kios sepanjang 500 meter ke arah utara dari area parkir utama belum tersentuh. Petugas menggunakan sekop dan papan datar yang bisa meratakan abu.
Ujang (45), salah seorang pekerja di taman wisata, mengatakan telah membersihkan abu vulkanik dua hari terakhir. ”Saya membersihkan abu dari kemarin. Mungkin kami sudah membersihkan hampir seratus meter. Semoga bisa selesai secepatnya,” kata Ujang.
Keselamatan tetap menjadi yang utama. Patokan kami adalah area parkir utama. Jadi, kami tidak akan membuka kawasan wisata sebelum area tersebut bebas dari abu vulkanik.
Putra Kaban, Direktur Utama PT Graha Rani Putera Persada selaku pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu, menyebutkan, petugas yang ikut membantu pembersihan lokasi wisata kawah Gunung Tangkuban Parahu mencapai 100 orang. Sebanyak 30 truk dikerahkan untuk mengangkut abu.
Kaban mengatakan, pihaknya akan berupaya membersihkan kawasan wisata secepatnya. Dia berharap lokasi wisata bisa dibuka kembali pada Senin. ”Namun, keselamatan tetap menjadi yang utama. Patokan kami adalah area parkir utama. Jadi, kami tidak akan membuka kawasan wisata sebelum area tersebut bebas dari abu vulkanik,” tuturnya.
Sebelumnya, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna berharap pengelola bisa membersihkan abu vulkanik sebelum membuka lokasi wisata. Kewaspadaan dari pengunjung dan petugas pun tetap diutamakan karena peningkatan aktivitas gunung api bisa terjadi kapan saja.
”Dari rekomendasi, status Gunung Tangkuban Parahu itu normal dengan batas pengunjung radius 500 meter dari bibir kawah. Namun, saya ingin abu-abu ini bisa bersih. Kasihan kalau mengganggu kesehatan atau ada warga yang jatuh karena jalanan licin akibat abu vulkanik,” ujarnya.