JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional bola basket Indonesia menantikan kehadiran pemain naturalisasi asal Amerika Serikat, Denzel Bowles, untuk memperbaiki performa tim. Naturalisasi pemain big man diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri para pemain nasional yang dipersiapkan untuk SEA Games 2019, kualifikasi Piala Asia FIBA 2021, dan Piala Dunia FIBA 2023.
Saat ini, tim basket sedang mengurus dokumen untuk mendatangkan Denzel. ”Dia sudah bersedia, tetapi berapa lama pengurusan dokumen itu yang saya belum tahu pasti,” ujar Manajer Tim Basket Indonesia Fareza Tamrella, Jumat (26/7/2019).
Fareza mengatakan, pemilihan pemain naturalisasi dilakukan setelah berdiskusi dengan kepala pelatih kepala timnas basket asal Serbia, Rajko Toroman. Ada beberapa pertimbangan dalam memilih pemain. ”Denzel mempunyai postur tubuh yang tinggi, juga pengalaman. Dia cukup dominan,” ujarnya.
Bowles merupakan pemain kelahiran Virginia, Amerika Serikat, pada 1 Mei 1989. Pemain dengan postur tubuh tergolong tinggi, yaitu 2,08 meter tersebut, pernah menjadi bagian dari tim basket James Madison Dukes milik Universitas James Madison, Virginia, pada 2009 hingga 2011. Pada 2011, Bowles memperkuat tim profesional BC Siauliai di Liga Basket Lituania. Pada musim pertamanya, pemain ini mencetak rata-rata 12,6 poin dan 6,4 rebound dalam 12 pertandingan. Terakhir kali, dia menjadi pemain asing di klub Filipina, Rain or Shine Elasto Painters.
Rajko Toroman mengatakan, pemilihan pemain tidak hanya mempertimbangkan postur tubuh dan fisik semata. ”Tetapi juga karakter dan permainan di lapangan. Pemain harus mempunyai dedikasi ke program latihan, dan harus mau bekerja keras. Jangan sampai nanti memilih pemain yang malas, tim akan menjadi susah berkembang,” katanya.
Toroman mengatakan, postur tubuh tinggi memang dibutuhkan, tetapi bukan satu-satunya pertimbangan. Pemain yang dipilih haruslah mempunyai keahlian bermain dan kreatif di lapangan. ”Dia harus memberikan kepercayaan diri untuk pemain lainnya,” katanya.
Pelatih nasional tim basket Indonesia, Wahyu Hidayat Jati, mengatakan, tim ”Merah Putih” menanti kedatangan pemain impor dengan postur tubuh tinggi karena itulah yang menjadi kekurangan tim. ”Lawan tidak akan leluasa bergerak kalau ada pemain yang tinggi,” kata Wahyu.
Selain itu, kedatangan pemain dengan postur tubuh tinggi juga membuat pemain-pemain lain menjadi lebih percaya diri. Ketika pertahanan rapuh, misalnya, pemain lain menjadi tetap semangat karena mereka percaya ada pemain dengan postur yang lebih tinggi yang membantu mereka.
Kondisi itulah yang terasa ketika skuad Garuda bermain dengan dukungan pemain asing, Chester Jarell Giles (CJ Giles). Pemain asing itu sempat bermain bersama tim Garuda di turnamen William Jones Cup 2019. Setelah menjalani tiga laga, Giles dipulangkan karena kondisinya tidak optimal akibat mengalami kecelakaan sebelum turnamen bergulir. Tanpa kehadiran CJ Giles, skuad Garuda harus menelan tujuh kekalahan dari delapan laga yang dijalani.
”Begitu CJ Giles cedera, lalu kami bermain tanpa dia, ya kami harus ekstra sekali,” ujar Wahyu.
Saat ini, tim basket Indonesia yang terdiri atas 15 pemain sedang menjalani pelatnas. Kaleb Ramot Gemilang dan kawan-kawan mempunyai tantangan berat, seperti SEA Games 2019, kualifikasi Piala Asia FIBA 2021, dan ujungnya adalah lolos ke Piala Dunia FIBA 2023.