Bibir Syamsul Anwar (41) tampak bergetar saat membacakan isi surat yang dibuat Nadiem Makarim, sang pendiri Go-Jek, itu. Surat tersebut ia dapat bersamaan dengan diterimanya jaket dan helm baru yang akan menemani aktivitas hariannya sebagai pengemudi ojek daring.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
Saya tahu hari ini mungkin bukan hari ulang tahunmu. Tapi untukmu yang spesial, kami memiliki kado istimewa. Kado ini adalah apresiasi kami terhadap kerja keras kamu, menjadi teladan bagi jutaan mitra di Indonesia. Kado ini melambangkan penghargaan kami terhadap pengabdian kamu yang menjadi pahlawan bagi puluhan juta masyarakat di Indonesia setiap harinya.
Bibir Syamsul Anwar (41) tampak bergetar saat membacakan isi surat yang dibuat Nadiem Makarim, sang pendiri Go-Jek, itu. Surat tersebut ia dapat bersamaan dengan diterimanya jaket dan helm baru yang akan menemani aktivitas hariannya sebagai pengemudi ojek daring. Setelah tiga tahun menjadi mitra perusahaan aplikasi teknologi berstatus decacorn tersebut, kerja kerasnya diapresiasi.
Semua itu berawal dari aksi spontannya memberikan jaket kepada remaja tunawisma yang telanjang bulat di tengah jalan di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Tanpa sepengetahuannya, seseorang dari dalam mobil merekam aksinya dengan ponsel pintar dan menerbitkannya di media sosial Twitter saat itu juga pada Kamis (18/7/2019) pagi.
Pemiliki akun @senengdipeluk itu menulis, ”My faith in humanity has been restored. Bapak ini menolong remaja laki-laki yg duduk sendirian di tepi jalan tanpa busana sama sekali, memberikan, dan memakaikan jaketnya juga kpd remaja tsb. @gojekindonesia Bapak ini adalah pahlawan, semoga pihak Gojek berkenan memberi apresiasi”.
Postingan itu pun viral dalam sekejap dan ditonton puluhan ribu orang dalam waktu seminggu. Syamsul yang tidak gemar berselancar di media sosial tiba-tiba mendapat telepon dari perusahaan tempatnya bermitra. Ia tidak menyangka tindakannya mencuri perhatian orang banyak.
”Saya enggak ada niat apa-apa. Niatnya hanya untuk membantu karena saya ingat anak-anak saya. Saya pikir, ketika saya membantu orang, Tuhan juga akan membantu saya,” ujar ayah empat anak tersebut saat ditemui di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2019).
Saya enggak ada niat apa-apa. Niatnya hanya untuk membantu karena saya ingat anak-anak saya. Saya pikir, ketika saya membantu orang, Tuhan juga akan membantu saya.
Go-Jek menilai aksinya sebagai tindakan yang patut ditiru 2 juta mitra pengemudi Go-Jek lainnya. Selain memberikan atribut baru, Syamsul pun diganjar dengan program Go-Jek Swadaya yang dapat dipakai untuk menjalankan ibadah umrah atau mencicil rumah.
”Kami bangga dan sangat menghargai tindakan kebaikan yang dilakukan oleh Pak Syamsul. Sikap terpuji ini semoga mewakili sikap segenap mitra pengemudi Go-Jek. Kami juga berharap semakin banyak cerita positif tentang kisah inspiratif mitra pengemudi Go-Jek yang kami dengar dari masyarakat Indonesia,” tutur Senior Manager Corporate Affairs Go-Jek Alvita Chen.
Lembar sejarah baru
Syamsul menjadi salah satu dari 2.000 pengemudi ojek daring, dengan catatan performa dan loyalitas tertinggi, yang mendapatkan atribut secara cuma-cuma dari Go-Jek. Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan penggantian logo perusahaan yang telah sembilan tahun beroperasi itu.
Acara apresiasi yang diawali di Jabodetabek itu dikemas dalam kegiatan Festival Apresiasi Mitra di Buperta Cibubur. Meski kegiatan dengan judul tersebut sudah rutin diselenggarakan antara pihak Go-Jek dan mitra, acara yang dihadiri 17.000 pengemudi ojek daring itu kali ini berbeda dari sebelumnya.
”Festival ini merupakan perayaan lembar baru Go-Jek yang diiringi penggantian logo. Kami patut merayakan ini karena ada nilai emosional dari momen ini, yaitu evolusi Go-Jek menjadi aplikasi on-demand dari Indonesia yang sudah melenggang ke Asia Tenggara,” kata Alvita.
Mitra layanan transportasi roda dua atau Go-Ride dinilai sebagai penggerak utama perusahaan teknologi aplikasi tersebut. Saat didirikan pertama kali, Go-Jek hanya menawarkan layanan transportasi orang dengan pemesanan melalui
call center. Setelah aplikasi dikembangkan, mitra ojek daring Go-Jek mampu melayani pengantaran makanan dan barang.
Tak lupa asal-usul
Revolusi itu mengharuskan Go-Jek mengganti logo tanpa mengkhianati asal-usulnya. Logo yang dinamai ”Solv” ini memiliki bentuk dan makna yang lebih universal daripada logo sebelumnya yang berbentuk pengemudi motor.
Nadiem mengatakan, logo ”Solv” ini sengaja bisa dibikin bermacam makna. Logo ini terlihat seperti ikon di menu pencarian atau titik petunjuk lokasi. Logo ini juga seperti pengemudi motor yang memakai helm dengan tangan melingkar saat memegang setir ketika dilihat dari atas.
”Kalau dilihat lebih detail lagi, ini persis bentuk roda di logo lama kita,” kata Nadiem pada acara peluncuran logo baru Go-Jek di Jakarta.
Perubahan logo itu, lanjut Nadiem, juga dilakukan karena saat ini aplikasi Go-Jek telah menjadi aplikasi super yang menawarkan 22 layanan bagi 155 juta penggunanya. Demikian juga bagi 400.000 mitra pedagang dan 60.000 penyedia layanan yang tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga beberapa negara di Asia Tenggara.
Go-Jek mencatat, sejak tiga tahun lalu hingga tahun ini, jumlah transaksi naik hingga 12 kali lipat. Hal itu turut mendongkrak prestasi Go-Jek di tingkat dunia. Saat ini, Go-Jek menempati posisi 20 teratas dari 375 perusahaan perintis di dunia yang menyandang status decacorn. Status itu didapat karena harga jual perusahaan telah di atas 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 140 triliun.
Nadiem menyebutkan tidak akan melupakan tujuannya mendirikan Go-Jek, yaitu untuk meningkatkan derajat hidup dan menyejahterakan pengemudi ojek yang dulu dianggap terbelakang.
Janji tersebut pun tersirat dalam kata-kata terakhir di surat yang diterima mitra pengemudi teladan seperti Syamsul, ”Salam satu aspal!”