Jarak pandang di Kota Palembang, Jumat (26/7/2019) pagi sempat hanya 800 meter akibat adanya kabut yang menyelimuti Palembang. Kabut diduga berasal dari fenomena hujan yang mengguyur Palembang beberapa hari sebelumnya yang bercampur dengan asap.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS—Jarak pandang di Kota Palembang, Jumat (26/7/2019) pagi sempat hanya mencapai 800 meter akibat adanya kabut yang menyelimuti Palembang. Kabut diduga berasal dari fenomena hujan yang mengguyur Palembang beberapa hari sebelumnya yang bercampur dengan asap.
Walaupun demikian, kabut tidak mengganggu lalulintas penerbangan. Fenomena ini diperkirakan akan terjadi sampai tiga hari ke depan, dengan intensitas yang lebih kecil.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Bambang Benny Setiaji, mengatakan, kabut asap sudah terlihat memasuki kota Palembang pada Jumat pagi. “Jarak pandang terendah mencapai 800 meter,” katanya. Kabut paling tebal terjadi di bawah pukul 07.00 WIB. Semakin siang, kabut semakin menipis.
Bambang menerangkan, kabut asap ini merupakan fenomena yang lumrah terjadi karena beberapa hari sebelumnya, beberapa wilayah di Sumsel diguyur hujan yang cukup lebat. Hujan akan menyebabkan adanya awan stratus di permukaan (kabut) dan apabila bercampur dengan asap akan menimbulkan kabut asap (Smog).
Kabut asap ini merupakan fenomena yang lumrah terjadi karena beberapa hari sebelumnya, beberapa wilayah di Sumsel diguyur hujan yang cukup lebat. (Bambang Benny Setiaji)
Hujan di musim kemarau ini terjadi seiring usainya badai tropis di Laut Cina Selatan. Hal ini mengakibatkan melambatnya massa udara muson Australia yang mengalami belokan di wilayah Sumatera Selatan. Selain itu pusaran Eddy di Selat Karimata menyebabkan pertemuan massa udara (konvergensi) yang banyak mengandung uap air karena melalui Samudera Hindia dan Laut Jawa.
Di sisi lain, jelas Bambang, masih muncul titik panas di sejumlah wilayah di Sumsel.“Inilah yang menyebabkan kabut asap,” kata Bambang. Namun, menurutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait komposisi yang ada di dalam kabut tersebut.
Bambang mengatakan kabut belum mengganggu penerbangan. Namun demikian, lanjut Bambang, kabut asap masih akan terjadi dalam tiga hari ke depan dengan intensitas yang lebih kecil. Kecuali, apabila terjadi kebakaran lahan lagi di sekitar Palembang, maka kemungkinan fenomena kabut akan berlanjut.
Karena itu, Bambang mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam berkendara terutama ketika kabut tebal terjadi. Hal ini juga berlaku bagi transportasi air dan udara.
Bukan kebakaran lahan
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, kabut asap yang terjadi di Palembang diperkirakan bukan disebabkan oleh kebakaran lahan, melainkan disebabkan oleh faktor lain seperti pembakaran arang, jerami, atau aktivitas bongkar muat di sekitar kawasan tersebut. Dari pantaaun satelit juga tidak terdeteksi adanya asap di wilayah Sumsel.
Ansori menerangkan, akibat diguyur hujan, sejak Minggu (21/7) sampai Rabu (24/7) tidak terpantau adanya titik panas di Sumsel. Walaupun demikian, pihaknya tetap terus mewaspadai adanya kebakaran lahan. Pasalnya, saat ini hampir seluruh kawasan di Sumsel sangat mudah terbakar.
Ansori mencatat sejak Januari hingga saat ini, kebakaran lahan sudah menghanguskan 143 hektar lahan di Sumsel. Sebagian besar tejadi di Kabupaten Ogan Ilir, Penukal Abab Lematang Ilir, dan Musi Banyuasin.
Karena itu, ungkap Ansori, personel gabungan sudah disebar di sejumlah titik rawan kebakaran. “Mereka akan berjaga untuk mengantisipasi kebakaran lahan,” ungkapnya. Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan tiga helikopter bom air dan dalam waktu dekat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga akan mengirimkan pesawat patroli jenis Cessna Caravan 208 B PKPJV untuk memantau kebakaran lahan dari udara.
Karsono (41), warga Palembang mengatakan, tadi pagi di wilayah Jakabaring, Palembang kondisi udara sangat pekat. Bau asap sangat terasa. Namun jarak pandang masih cukup baik masih 500 meter.
Kondisi ini baru terjadi hari ini, sekitar pukul 07.30 WIB. "Saya kaget udara pagi tadi sangat pekat dan berbau asap,"katanya. Dia berharap kondisi esok hari tak sepekat pagi ini.