Antioksidan Mikroalga Produksi Kendal Mulai Dipasarkan
Mikroalga jenis haematococcus pluvialis yang dibudidaya di Indonesia oleh PT Evergen Resources di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mulai dipasarkan. Mikroalga tersebut menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin, yang merupakan bahan baku suplemen dan kosmetik.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Suasana aktivitas pekerja di laboratorium PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.
KENDAL, KOMPAS - Mikroalga jenis haematococcus pluvialis yang dibudidaya di Indonesia oleh PT Evergen Resources di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mulai dipasarkan. Mikroalga tersebut menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin, yang merupakan bahan baku suplemen dan kosmetik.
Fasilitas PT Evergen Resources (ER), industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, di Mororejo, Kaliwungu, Kendal, diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kamis (25/7/2019). Produk yang dihasilkan yakni bahan aktif Astaxanthin dengan merek AstaLuxe.
Nila mengatakan, alga atau juga biasa disebut ganggang, memiliki antioksidan tinggi. "Kita tahu tubuh memerlukan antioksidan, dalam hal ini lewat suplemen. Antioksidan juga digunakan untuk kosmetik. Ini penting agar bahan baku kosmetik tidak impor terus-menerus," katanya.
Lebih jauh, produksi bahan baku obat dan kosmetik dalam negeri dapat terus meningkatkan perekonomian. Hal itu akan memperkuat tren positif penjualan produk obat-obatan dalam negeri yang meningkat dari Rp 53 triliun pada 2017 menjadi Rp 59,5 triliun pada 2019.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek (tengah) meresmikan industri bioteknologi berbasis mikroalga pertama di Indonesia, PT Evergen Resources (ER), didampingi Direktur Utama PT ER Siswanto Harjanto (kedua dari kanan) dan komisaris perusahaan itu, Panda Nababan (kanan) di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Budidaya mikroalga itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.
Dengan berkembangnya produksi bahan baku obat di Indonesia, ketergantungan akan impor dapat terus ditekan. "Penting untuk memiliki produk dalam negeri. Sebab, jika terus menerus impor, bisa saja satu waktu, negara tersebut tidak mengirim lagi ke Indonesia," ungkap Nila.
Pendiri sekaligus Direktur Utama PT ER, Siswanto Harjanto, menuturkan, butuh waktu lima tahun untuk melakukan riset dan uji coba produksi mikroalga. Hal itu antara lain untuk mencari media serta kondisi terbaik agar mikroalga dapat tumbuh dengan sehat.
Dengan fasilitas budidaya produksi seluas satu hektar, PT ER ditargetkan bisa menghasilkan Astaxanthin 500 kilogram per bulan. "Untuk pasar, Indonesia sebenarnya masih jauh dari luar negeri. Astaxanthin sudah banyak dikenal di luar, tetapi di Indonesia baru mulai," ujar Siswanto.
Suasana di area green house mikroalga PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.
Baru dimulai
Selama ini, industri bioteknologi berbasis mikroalga dikuasai sejumlah perusahaan di Amerika Serikat, Israel, Jepang, dan beberapa negara Eropa. Kini, menurut Siswanto, waktunya Indonesia memiliki industri di bidang tersebut yang diakui dunia internasional.
Haematococcus pluvialis bukan satu-satunya jenis mikroalga yang akan dikembangkan. Ke depan, PT ER akan mencoba mengembangkan jenis lain.
Asisten Manajer Kultivasi PT ER, Yuliawan, menjelaskan, Haematococcus pluvialis dikembangkan di air tawar. Dimulai dari bibit, kemudian menjadi 1 liter, dan seterusnya. Saat sudah 5.000 liter, kemudian dikembangkan di rumah kaca atau green house dan saat mencapai 10.000 liter di photobioreactor (PBR).
Pekerja beraktivitas di area photobioreactor (PBR) mikroalga PT Evergen Resources di Desa Mororejo, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2019). Perusahaan bioteknologi berbasis mikroalga, yang diresmikan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, itu menghasilkan bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe, yang menjadi bahan obat dan kosmetik.
Adapun waktu yang dibutuhkan dari pengembangan laboratorium hingga panen sekitar 34 hari. "Pada akhirnya, produk kami yakni bahan baku obat (suplemen) dan kosmetik. Atau, bahan setengah jadi. Kemudian, produk ini kami suplai ke banyak tempat," ucap Yuliawan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, mengatakan, kepercayaan berinvestasi di Jateng terus meningkat. Umtuk itu, pihaknya akan terus memberi pelayanan perizinan yang lebih sederhana dan cepat.