Narasi Cinta Samar-samar
Perhelatan selama tiga hari We The Fest tak melulu menjadi ajang ajojing. Di sela panggung ingar-bingar, mengalun lagu-lagu cinta dalam ragam dimensi. Musisi-musisi memikat penggemarnya untuk memberikan arti yang tak biasa pada kasih sayang. Topik populer itu membuat panggung dan penontonnya seakan tak lagi berjarak.
Sal Priadi melantunkan lagu ”Nyala”. Kehadiran Sal bersama vokalis latar Natania Karin itu menorehkan warna lain We The Fest. Di festival tahunan yang berlokasi di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, itu, mereka mengisi panggung Another Stage, satu dari empat panggung yang tersedia, Jumat (19/7/2019).
Pop balada besutan Sal itu terdengar ketika di panggung lainnya khalayak We The Fest sedang menyimak musik R&B bernuansa elektronik besutan Cade di panggung This Stage is Bananas dan Bazzi di panggung utama. Penonton Sal lumayan banyak juga walau tak sampai sepersepuluh pengunjung festival ini.
Sal meluncurkan lirik-lirik bersayap. Kata-kata multitafsir disampaikan untuk bergembira atas cinta dengan cara yang tak biasa. ”Mari kita rayakan cemburu yang sedang ganas-ganasnya menyerang,” Sal mendendangkan sepotong lirik dari lagu perdananya itu.
Coba simak penggalan lagu lain, ”Di Ubud”. //Aku ingin jadi jantungmu dan berhenti semauku/agar kau tahu/rasanya hampir mati/ditikam patah hati//
Liriknya tak biasa, sekaligus menghunjam. Gaya menulis lirik Sal ini berupaya mendobrak banalitas lagu cinta.
Duet dengan Natania itu dilanjutkan di lagu ”Dalam Diam” dan ”Melebur Semesta”. Runutan kata-kata yang tak umum juga terlihat dengan karya Sal berjudul ”Jangan Bertengkar Lagi Ya? OK? OK!”. Judul yang menggelitik itu selaras dengan pesan yang cukup jelas tentang sepasang kekasih yang letih bertengkar, tetapi tetap dengan lirik puitik.
Seusai tampil pada hari pertama festival yang berlangsung hingga 21 Juli 2019 itu, Sal menjelaskan pendekatan liriknya. ”Ada aransemen orkestra juga yang membuat lagu-lagu saya berbeda. Tapi, sebenarnya saya membahas romansa yang biasa,” ujarnya.
Tema-tema lagu Sal umumnya berkisar di cinta diam-diam, perselingkuhan, dan pacaran jarak jauh. Temanya mungkin sama dengan lagu lain yang lebih sering berputar di radio, tetapi kemasannya berbeda. ”Ibarat rumah makan, yang dijual ada nasi dan lauk-pauknya. Sederhana sebenarnya, tetapi bahasanya lebih ditata,” ujar Sal.
Soal lagu yang semuanya sendu, ia tak sepenuhnya mengiyakan. Beberapa gubahan Sal juga mengetengahkan kisah bahagia. ”Tetap, pendengar menilainya sendu. Memang PR (pekerjaan rumah) untuk saya membuat lagu yang lebih ceria. Misalnya, ngomongin dansa,” katanya. Tapi, itu belum terjadi.
Patah hati
Kesenduan itu berlanjut ketika Sal berganti teman duet. Kali itu, dia memanggil Nadin Amizah, penyanyi belia dengan pengikut lebih dari 400.000 pengguna Instagram. Mereka berdua membawakan lagu ciptaan Sal, ”Amin Paling Serius”. Ini lagu tentang romansa di antara dua insan berbeda latar belakang.
Dengan balutan orkestra musik gesek yang diproduseri Lafa Pratomo, lagunya makin bikin merinding. Begini cukilan liriknya yang aduhai, //Bayangkan betapa cantik dan lucunya/gemuruh petir ini/disanding rintik-rintik yang gemas/dan merayakan amin paling serius seluruh dunia//
Nadin sendiri dapat kesempatan tampil atas nama dirinya di panggung yang sama dengan Sal, tapi di hari kedua, alias Sabtu. Dia masih pakai gaun panjang putih. Rambutnya tergerai hingga nyaris sampai pinggul. Dengan lagu-lagu romantis, dan ucapannya di panggung, pemilik akun bernama @cakecaine ini terlihat seperti dewi cinta.
Tahun 2019 ini adalah pertama kali dia bisa manggung di We The Fest. Dua tahun lalu, dia datang sebagai penonton. ”Dua tahun lalu aku datang ke sini dengan hati patah ketika luka menganga lebar. Aku harap, sepulang dari sini, kalian membawa senyum, luka yang tak lagi menganga,” ujarnya sebelum melantunkan lagu ciptaannya, ”Rumpang”.
Selepas lagu itu, Nadin melanjutkan narasi patah hati. ”Aku pernah merasakan kehilangan, lebih dari banyak…. But that’s okay, semua yang bertemu akan menyimpan perpisahan nantinya,” ujarnya sebelum memungkasi pentasnya dengan lagu ”Sorai”. Dengan kata-kata yang tertata, Nadin layaknya motivator asmara. Penontonnya, umumnya remaja, suka.
Merelakan
Narasi itu dilanjutkan oleh penampil lain, Pamungkas, yang main lebih malam di hari yang sama. Penyanyi tunggal itu memungkasi set sekitar 35 menitnya dengan lagu ”I Love You, but I’m Letting Go” dari album perdananya, Walk the Talk (2018). ”Lagu itu untuk kalian yang sering terjaga di tengah malam. Be tough, man,” ujar Pamungkas tentang lagu yang berpesan untuk merelakan itu.
Pesan serupa juga didengungkan oleh band asal Malang, Coldiac, yang main di hari terakhir, tapi dengan irama yang lebih rancak. Band ini membawa lagu baru mereka yang berjudul ”Don’t (Love Me)”. Menurut vokalisnya, Sambadha Wahyadyatmika, lagu itu bercerita tentang hubungan yang tak lagi sehat, atau istilahnya toxic relationship.
”Mungkin ada di antara kalian yang terjebak di hubungan seperti itu. Tak bisa keluar karena mungkin sudah terlalu nyaman,” ujar Sambadha. Dia mengundang produser lagu itu, Petra Sihombing, untuk ikutan main gitar.
Sehari sebelumnya, Petra juga dapat jatah manggung sendiri. Salah satu lagu yang dia bawakan adalah ”Tak Ada Salju di Sini” yang dinyanyikan bareng Rubina dan Hindia. Ini adalah lagu sendu yang punya perspektif lain tentang cinta.
Dalam lagu itu, Petra menggunakan beberapa kata kunci seperti ”Idul Fitri”, ”berdoa lima waktu”, ”gereja”, ”hari Minggu”, dan ”tahun baru”. Di panggung, dia menggamblangkan maksudnya. ”Oke, lagu ini buat kalian yang pacaran, tapi berbeda keyakinan.”
Urusan percintaan tak cuma digelontorkan penyanyi dalam negeri saja. Anne-Marie, salah satu bintang utama di festival ini, juga ikut-ikutan curhat. ”Banyak laguku yang bercerita tentang pengalaman disakiti cinta, misalnya betapa jahatnya pacarku. Tapi, lagu ini kebalikannya,” ujarnya dari atas panggung utama sebelum membawakan lagu ”Bad Girlfriend” yang bernuansa disko itu.
Sementara Sabrina Claudio, yang mengaku baru pertama kali manggung di luar Amerika Serikat itu, menyenandungkan lagu romantis yang sepertinya pas buat para pencinta yang sedang mabuk kepayang. Dia membawakan lagu-lagu kalem nan sensual seperti ”Unravel Me”, ”Frozen”, dan ”Belong to You”. Duh, panas-dingin rasanya.