PT Kereta Api Indonesia (Persero) berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan sebagai respons atas tingginya jumlah pengguna moda tersebut dalam bertransportasi dari tahun ke tahun. Sejumlah layanan diperbaiki secara berkesinambungan.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia (Persero) berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan sebagai respons terhadap tingginya jumlah pengguna moda tersebut dalam bertransportasi dari tahun ke tahun. Sejumlah layanan bahkan diperbaiki secara berkesinambungan.
Dalam sebuah keterangan pada Rabu (24/7/2019), KAI menunjukkan bahwa 352,3 juta penumpang telah terangkut pada 2016. Pada tahun berikutnya, volume penumpang naik menjadi 394,1 juta orang. Lonjakan penumpang berlanjut pada 2018 dengan jumlah total 425 juta orang atau naik 8 persen.
Hingga semester I-2019, terjadi peningkatan sebesar 2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada semester I-2019, KAI melayani 210,7 juta penumpang. Sementara di semester I-2018, KAI melayani 207 juta penumpang.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, peningkatan jumlah penumpang pada semester pertama 2019 juga melonjak. Hal itu terjadi pada masa angkutan Lebaran lalu. Presiden Joko Widodo mengapresiasinya saat meninjau Stasiun Pasar Senen, Jakarta.
Pada masa tersebut, terjadi kenaikan penumpang yang signifikan, yakni 9,2 persen, dari 6,2 juta penumpang pada 2018 menjadi 6,8 juta penumpang tahun 2019. Pencapaian ini melampaui target yang telah ditetapkan, yakni 5,6 persen.
Edi melanjutkan, moda kereta api semakin mendapat tempat di hati masyarakat seiring dengan peningkatan pelayanan di setiap sektor.
Minat masyarakat untuk menggunakan transportasi kereta api, baik untuk jarak jauh maupun dekat, terus menunjukkan tren positif. Bahkan, di beberapa rute tertentu, permintaan masyarakat tetap tinggi yang direspons dengan penambahan jumlah kereta api.
Peningkatan juga terjadi pada pengguna kereta wisata. Selain dari sewa borongan (carter), pertumbuhan volume penumpang kereta wisata disebabkan adanya kereta wisata yang dijual perseorangan, yaitu kereta prioritas.
Kereta mewah dengan kapasitas 28 penumpang ini dirangkaikan pada KA Argo Parahyangan, Argo Muria, dan KA jarak jauh lainnya. Peminatnya cukup tinggi, terutama pada hari-hari libur dan akhir pekan.
Layanan lintas rel terpadu (LRT) Sumatera Selatan juga mulai menjadi andalan masyarakat sejak diluncurkan pada 23 Juli 2018. Okupansi rata-rata LRT Sumatera Selatan pada hari kerja sebanyak 5.000 penumpang dan pada akhir pekan sebanyak 10.000 penumpang.
Menurut Edi, bertambahnya jumlah penumpang tentu terjadi begitu saja. KAI adalah BUMN operator perkeretaapian. KAI berkomitmen, kebutuhan konsumen menjadi prioritas utama. Itu sebabnya KAI melakukan berbagai perbaikan secara berkesinambungan di setiap lini untuk memenuhi harapan pelanggan.
Peningkatan pelayanan ini bisa dilihat dari penambahan rute-rute baru, kehadiran kereta Luxury 2, kerja bersama, penyediaan area bermain anak, dan perbaikan ruang tunggu di stasiun-stasiun.
KAI juga telah meremajakan sarananya agar penumpang dapat lebih nyaman saat berada dalam perjalanan. Sejak 2018, KAI sudah mendatangkan 438 kereta baru dari INKA.
Kepercayaan masyarakat terhadap angkutan KA juga telah diukur secara akademis dengan hasil RAD Research. Survei ini dilaksanakan di seluruh wilayah kerja KAI, Jawa dan Sumatera, terhadap 2.300 pelanggan terkait layanan di stasiun dan di atas kereta api. Survei menggunakan metodologi wawancara tatap muka dan purposive sampling.
Responden ditanyakan berbagai atribut pelayanan KAI, antara lain area stasiun, ruang tunggu, ruang layanan konsumen, lokasi pembelian tiket, keramahan petugas, akurasi informasi, waktu pelayanan, tarif, kondisi fisik kereta, makanan dan minuman di kereta, serta pelayanan petugas di kereta.
Hasilnya, Customer Satisfaction Index KAI pada semester I-2019 sebesar 4,05 yang berarti secara keseluruhan pelanggan puas dengan pelayanan KAI. Sebanyak 38 persen memilih kereta api sebagai moda transportasi jarak jauh karena lebih nyaman dibandingkan dengan moda transportasi lain.
Selain itu, sebanyak 59 persen responden yang merupakan pengguna baru kereta api menyatakan sangat besar kemungkinan untuk meningkatkan penggunaan kereta api di masa depan.
”Terima kasih atas kepercayaan masyarakat terhadap angkutan kereta api sehingga KAI dapat terus tumbuh. Kepercayaan ini akan kami jawab dengan peningkatan pelayanan semaksimal mungkin,” kata Edi.