BCA Raih Laba Rp 12,9 Triliun, Pendapatan Operasional Jadi Penopang
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada semester I-2019, PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tumbuhnya dua digit laba bersih BCA ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional perbankan.
BCA menghimpun laba bersih sebesar Rp 12,9 triliun di sepanjang semester I-2019, meningkat dari raihan laba bersih di semester I-2018 sebesar Rp 11,4 triliun.
Pertumbuhan di paruh pertama tahun ini lebih baik daripada pertumbuhan laba bersih di semester I-2018 yang hanya mencapai 8,4 persen. Posisi laba bersih BCA pada semester I-2017 sebesar Rp 10,5 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan pendapatan operasional bank sebesar 16,1 persen dari Rp 29,5 triliun pada semester I-2018 menjadi Rp 34,2 triliun di semester I-2019 telah menopang pertumbuhan laba bersih.
”Pertumbuhan pendapatan operasional yang mencapai dua digit didorong oleh laju pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya,” ujarnya, Selasa (23/7/2019).
Pendapatan bunga bersih BCA pada semester I-2019 meningkat 13,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, menjadi Rp 24,6 triliun. Adapun pendapatan operasional lainnya tumbuh 24,5 persen menjadi Rp 9,6 triliun.
Jahja mengatakan, pemulihan kredit investasi sejak akhir 2018 dan berlanjut hingga paruh pertama 2019 juga turut menopang pertumbuhan pendapatan operasional BCA. Dia memproyeksikan pemulihan ini akan terus berlanjut hingga akhir 2019.
”Hal ini menjadi indikator positif bagi iklim usaha dan ekonomi dalam jangka panjang. BCA mencatat pertumbuhan yang positif pada berbagai segmen kredit,” ujarnya.
Adapun dari sisi portofolio kredit, pertumbuhan penyaluran kredit BCA pada semester I-2019 meningkat 11,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi Rp 565,2 triliun. Terkait dana pihak ketiga (DPK), sepanjang semester I-2019 BCA menghimpun DPK sebesar Rp 673,9 triliun, tumbuh 8,6 persen dari tahun sebelumnya.
Dana murah atau CASA tetap menjadi inti DPK BCA dan berkontribusi sebesar 75,7 persen dari total DPK. BCA mencatat pertumbuhan dana murah atau CASA sebesar 5,9 persen menjadi Rp 510,4 triliun.
Sementara itu, dengan kontribusi 24,3 persen terhadap DPK, dana deposito meningkat 18,1 persen menjadi Rp 163,5 triltun. ”Pertumbuhan CASA sejalan dengan peningkatan jumlah transaksi pada kanal elektronik dan digital,” ujar Jahja.
Laba menurun
Sementara itu, berdasarkan keterangan resmi yang diterima Kompas, PT Bank Danamon Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 1,8 triliun pada semester I-2019. Laba ini turun sekitar 10 persen dibandingkan laba bersih pada semester II-2019 sebesar Rp 2,03 triliun.
Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan, penurunan ini karena dampak besar dari meningkatnya cost of fund karena persaingan di tengah mengetatnya likuiditas.
Namun, jajaran Direksi Bank Danamon optimistis pertumbuhan laba disinyalir akan membaik pada triwulan III-2019 dan triwulan IV- 2019, imbas dari pelonggaran giro wajib moneter (GWM) dan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin.